TERASJABAR.ID – Dunia penyiaran berita Indonesia kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, perhatian tertuju pada Valentinus Resa, seorang presenter berita Metro TV yang belakangan ini viral di media sosial berkat gaya penyampaiannya yang jenaka dan penuh canda.
Gaya satire yang diusung Resa dalam membawakan berita berhasil mencuri hati jutaan penonton, terutama generasi muda, namun juga menuai kontroversi. Sebuah kelompok yang menamakan diri Perisai Kebenaran Nasional (PKN) menuding bahwa pendekatan Resa merusak tatanan moral dan etika jurnalistik, memicu perdebatan sengit tentang batasan kreativitas dalam penyiaran berita.
Valentinus Resa: Dari Jurnalis Biasa Menjadi Sensasi Media Sosial
Valentinus Resa bukan nama baru di Metro TV. Sebelum menjadi sorotan, ia telah lama berkarier sebagai jurnalis dan presenter berita di stasiun televisi yang dikenal dengan tagline “Knowledge to Elevate” ini.
Namun, popularitasnya melonjak drastis sejak ia mulai mengemas berita dengan gaya santai, ekspresi wajah yang ekspresif, dan kalimat-kalimat satire yang mengundang tawa. Contohnya, saat membahas defisit APBN, Resa pernah berkomentar, “Uang memang tidak dibawa mati, tapi bisa batalin hukuman mati,” sebuah sindiran yang langsung menjadi viral di TikTok dan X.
Gaya ini membuat akun media sosial Metro TV, khususnya TikTok @metro_tv, melonjak popularitasnya dengan lebih dari 7,8 juta pengikut hingga Maret 2025. Banyak netizen memuji Resa karena berhasil membuat berita yang biasanya kaku dan serius menjadi lebih mudah dicerna dan menghibur. Namun, di balik pujian tersebut, muncul pula kritik tajam yang menyoroti dampak gaya penyampaiannya terhadap integritas jurnalisme.
Kritik dari Perisai Kebenaran Nasional
Kontroversi mencuat ketika Perisai Kebenaran Nasional, sebuah kelompok yang mengklaim sebagai penjaga moralitas generasi muda, mengeluarkan pernyataan keras terhadap Resa.
Dalam sebuah video yang diunggah di media sosial pada 5 April 2025, seorang perwakilan PKN menyatakan, “Seorang host dari Metro TV yang harus jelas saya ucapkan, saya ajak jajaran Perisai Kebenaran Nasional generasi muda yang punya adik atau saudara di rumah, host ini masih sangat rendah mutunya.”
Mereka menilai candaan Resa dalam menyampaikan berita sebagai tindakan yang “merusak tatanan moral” dan “menjatuhkan pikiran” masyarakat.
Menurut PKN, berita seharusnya disampaikan dengan penuh keseriusan dan wibawa agar tidak mengaburkan fakta atau mengurangi nilai informasi yang disampaikan. “Inilah yang dibilang bercanda tapi merusak tatanan.
Kami minta kepada Perisai Kebenaran supaya bijak melihat apapun yang terjadi dalam sebuah siaran,” tambah perwakilan tersebut. Pernyataan ini memicu reaksi beragam di kalangan netizen, dengan beberapa mendukung kritik PKN, sementara yang lain membela Resa sebagai inovator yang membawa warna baru dalam jurnalisme.