3. Pratama Arhan (Bek)
ADVERTISEMENT
- Alasan: Pratama Arhan juga tidak masuk DSP saat melawan Australia. Posisi bek kiri memiliki persaingan sengit dengan pemain seperti Calvin Verdonk dan Shayne Pattynama yang lebih sering dipercaya. Selain itu, Kevin Diks juga bisa dimainkan di sisi sayap pertahanan. Minimnya menit bermain Arhan di klub (Suwon FC) dan kurangnya kontribusi signifikan di timnas belakangan ini membuatnya berpotensi tersingkir dari skuad utama.
4. Muhammad Ferarri (Bek)
- Alasan: Lini belakang Timnas Indonesia dipenuhi bek-bek berkualitas seperti Jay Idzes, Justin Hubner, Rizky Ridho, dan Jordi Amat. Muhammad Ferarri, yang bermain untuk Persija Jakarta, kalah bersaing dengan nama-nama tersebut. Ia juga tidak masuk DSP saat melawan Australia, menunjukkan bahwa Kluivert lebih memprioritaskan bek dengan pengalaman dan performa lebih konsisten di level internasional.
- Jelang Persib Bandung vs Bhayangkara FC, Ini Kata Bojan Hodak
- Theo Hernandez Curhat Soal Furlani dan Perpisahan dari Milan
- Kaleidoskop 2025: Jejak Bencana di Sumatera, Duka dan Peringatan Alam
- Dukung Mobilitas Aman Angkutan Nataru, KAI Perkuat Keselamatan Perlintasan Sebidang
- Kementerian ATR/BPN Dorong Pemda Revisi Tata Ruang, Ini Tujuannya
5. Hokky Caraka (Penyerang)
- Alasan: Di lini depan, Patrick Kluivert memiliki opsi seperti Rafael Struick, Ragnar Oratmangoen (kembali tersedia setelah skorsing), Ole Romeny, dan Ramadhan Sananta. Hokky Caraka, meskipun menjanjikan di level klub (PSS Sleman), masih kurang menonjol di timnas senior. Ia dicoret saat melawan Australia, dan dengan kembalinya Ragnar serta performa apik Rafael Struick, peluang Hokky untuk masuk DSP semakin kecil.
6. Septian Bagaskara (Penyerang)
- Alasan: Septian Bagaskara, penyerang Dewa United yang menjadi salah satu pencetak gol lokal terbanyak di Liga 1 2024-2025, merupakan kejutan saat dipanggil Kluivert. Namun, ia tidak masuk DSP melawan Australia, menandakan bahwa ia belum menjadi prioritas utama. Persaingan di lini serang yang ketat dengan pemain abroad seperti Ole Romeny dan Ragnar Oratmangoen membuatnya berpotensi kembali dicoret.
Page 2 of 2

















