Tahapan dan Tata Cara Sholat Idul Fitri di Rumah, Pahami Niat untuk Berjamaah dan Munfarid
Terasjabar.id - Sebentar lagi hari kemenangan bagi umat muslim akan datang. Hari Raya Idul Fitri jatuh pada 24 Mei 2020.
Di Hari Raya Idul Fitri, umat muslim akan melaksanakan sholat Idul Fitri.
Akibat pandemi virus corona, umat muslim bisa saja melaksanakan sholat Idul Fitri di rumah.
MUI mengeluarkan fatwa yang berisi pelaksanaan sholat Idul dapat dilakukan di lapangan dan masjid bila wilayah tersebut dinyatakan aman untuk massa berkumpul.
Bila tidak dapat melaksanakan sholat Idul Fitri di lapangan maka dapat dilakukan di rumah dengan anggota keluarga atau sendiri.
Sebelum pelaksanaan sholat Idul Fitri, alangkah baiknya Anda memahami atau mengingat kembali bacaan niat dan tata cara sholat Idul Fitri.
Seperti sholat Idul Adha, sholat Idul Fitri atau salat Ied terdiri dari dua rakaat.
Sholat Idul Fitri atau salat Ied merupakan salat sunnah muakkadah yang berarti sangat dianjurkan.
Secara garis besar, syarat dan rukun sholat Idul Fitri tidak terlalu berbeda dengan sholat lima waktu.
Hal yang membatalkan sholat lima waktu juga berlaku di sholat Ied.
Yang membedakan adalah beberapa gerakan dan bacaan salatnya.
Berikut tata cara sholat Ied beserta bacaannya yang dilansir dari zakat.or.id.
1. Niat
- Berjamaah
أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) لِلهِ تَعَــــالَى
Usholli rak’ataini sunnatan li’idil fitri (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala
Artinya: Aku berniat sholat sunnah idul fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.
- Sendiri
Ushollî rak‘ataini sunnata li ‘îdil fithri adaan lillahi ta'ala.
Artinya: Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat tunai karena Allah ta’ala.
2. Takbiratul Ihram
Bacaan yang kedua adalah takbiratul ihram. Setelah itu, umat Muslim disunnahkan membaca doa iftitah.
3. Takbir tujuh kali untuk rakaat pertama
Takbir tujuh kali (selain takbiratul ihram) dilakukan di rakaat pertama.
Takbir dilakukan setelah membaca doa iftitah.
Bacaan yang dibaca adalah
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً ا
Allahu akbaru kabiiran wal hamdu lillahi katsiran wasubhana allahi bukratan wa ashilan
Artinya: Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah baik waktu pagi dan petang.
Boleh juga membaca lafadz berikut,
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَر
Subhana allahi wal hamdu lillahi walaa ilaha illa allah,wallahu akbar
Artinya: Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.
4. Membaca Al Fatihah
5. Disunnahkan membaca Surat Qaf atau Al Ala
Surat yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah surat Qaaf pada raka’at pertama dan surat Al Qomar pada raka’at kedua.
Melansir dari muslim.or.id, boleh juga membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al Ghosiyah pada raka’at kedua. Dan jika hari ‘ied jatuh pada hari Jum’at, dianjurkan pula membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al Ghosiyah pada raka’at kedua, pada shalat ‘ied maupun shalat Jum’at. Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الْعِيدَيْنِ وَفِى الْجُمُعَةِ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ) قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِى يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِى الصَّلاَتَيْنِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam shalat ‘ied maupun shalat Jum’at “Sabbihisma robbikal a’la” (surat Al A’laa)dan “Hal ataka haditsul ghosiyah” (surat Al Ghosiyah).” An Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari ‘ied bertepatan dengan hari Jum’at, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat.[30]
6. Melakukan gerakan salat seperti biasa, yakni rukuk, itidal, sujud, hingga berdiri lagi
7. Takbir lima kali untuk rakaat kedua
Bacaan di rakaat kedua sama seperti di rakaat pertama
Di sela-sela takbir dilafalkan bacaan sanjungan untuk Allah SWT.
9. Membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya
10. Melakukan gerakan salat seperti biasa hingga salam
Setelah salam, jemaah tak disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idul Fitri terlebih dahulu hingga selesai.
Kecuali bila salat Idul Fitri tidak secara berjamaah.
Hadis Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah mengungkapkan:
السنة أن يخطب الإمام في العيدين خطبتين يفصل بينهما بجلوس
“Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i).
(Tribunjabar.id)