Tangis Pilu antar Ari Puspitasari, Rekan Tergeletak di Lantai, Perawat Itu Meninggal Saat Hamil Muda

Tangis Pilu antar Ari Puspitasari, Rekan Tergeletak di Lantai, Perawat Itu Meninggal Saat Hamil Muda
Tribunjabar.id
Editor: Malda Hot News —Selasa, 19 Mei 2020 10:24 WIB

Terasjabar.id - Perawat Ari Puspita meninggal dunia saat statusnya PDP Covid-19. Hasil tes swabnya belum diketahui.

Ia meninggal dalam keadaan hamil empat bulan, Senin (18/5/2020).

Dalam video yang beredar, perawat mengenakan hazmat suit mendorong kasur yang diduga terdapat jasad Ari Puspita.

Terdengar tangisan pilu ketika kasur itu diantar.

"Ya Allah, ari.. ari.. ari..," kata perekam sembari menangis.

Rekan Ari Puspita terlihat terpukul. Ada yang tergeletak lemas di lantai. Ia ditenangkan oleh petugas lainnya.

Ari Puspitasari merupakan perawat Rumah Sakit Royal Surabaya.

Mengutip Kompas.com, Juru Bicara RS Royal Surabaya, dr Dewa Nyoman Sutanaya, mengatakan, Ari meninggal sekitar pukul 10.15 WIB.

"Informasi yang saya dapat yang bersangkutan memang sedang hamil, tapi saya belum dapat info usia kehamilannya," ujar Dewa saat dikonfirmasi, Senin.

Saat ditegur tak pakai masker Ari, kata Dewa, belum dipastikan mengidap Covid-19 karena hasil swab sampai hari ini belum keluar.

Namun, gejala yang dialami Ari mengarah ke Covid-19 sehingga statusnya PDP.

Ari Puspitasari sudah lebih dari setahun bekerja sebagai perawat di RS Royal Surabaya.
Dia bertugas di tempat layanan yang bukan untuk pasien Covid-19.

"Beliau bertugas di tempat layanan pasien biasa, bukan pasien Covid-19," jelasnya.

Saat ini, sesuai protokol kesehatan, semua perawat dan dokter yang pernah memiliki riwayat kontak dengan Ari Puspitasari dilakukan tracing dan isolasi.

Ari Puspitasari meninggal pada pukul 10.15 WIb dalam kondisi hamil di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Dr Ramelan.

Sebelum dirawat di RSAL Dr Ramelan, Ari sempat menjalani perawatan di RS Royal.
Dilansir dari Surya.co.id, humas RSAL Dr Ramelan, drg Aldiah membenarkan jika dari hasil tes swab PCR yang dilakukan RS Royal menunjukkan bahwa Ari positif Covid-19.

"Pas tanggal 15 masuk RSAL. Hasil swab diambil di RS Royal kan jadi sudah bisa diketahui hasilnya psoitif," ucap dia.

Namun Aldiah mengaku tidak mengetahui pasti kapan hasil tersebut keluar.

Aldiah memdiprediksi, tes swab PCR biasanya 4-5 hari setelah pengecekan.

"Aku nggak tahu kapan keluarnya (hasil swab) tapi dirawat di RS Royal sejak 8 Mei. Kalau Swab itu kan pemeriksaan keluar 4-6 hari berarti kan bisa jadi sebelum masuk RSAL sudah keluar hasil positif itu," terang dia.

Aldia bercerita, saat dibawa ke RSAL, kondisi Ari sudah dalam keadaan kritis dan telah menggunakan inkubasi.

"Sudah pakai inkubasi saat datang. Masuk RSAL sudah masuk ruangan khusus ICU Covid-19. Jadi di RSAL itu nggak masuk ruang biasa tapi sudah masuk ruang ICU Covid," ungkap dia.

Setelah meninggalnya Ari Puspitasari viral di media sosial, beredar pula kabar suaminya meninggal dunia.

Bahkan di grup WhatsApp tersebar sebuah tangkapan layar yang berisi pesan singkat, suami Ari meninggal di ruang ICU Rumah Sakit Angkatan Laut (RUMKITAL) Dr. Ramelan Surabaya atau yang biasa disebut RSAL.

Terkait hal itu, drg Aldiah Humas RSAL mengklarifikasi bahwa kabar itu salah.

"Enggak meninggal hoax (berita bohong). Tadi itu pukul 13.30, dia (suami Ari) masih mendampngi waktu jenazah dimakaman di TPU Keputih," kata Aldiah saat dihubungi, Senin (18/5/2020).

Surya
Surya ()

Tidak Mengalami Penyakit Kronis

Sementara saat disinggung riwayat kesehatan Ari, Juru Bicara RS Royal Surabaya, dr Dewa Nyoman Sutanaya memastikan perawat tersebut tidak memiliki laporan adanya penyakit kronis.

"Sejauh ini saya nggak ada informasi itu. Yang kami tahu dia sedang hamil. Tapi secara keilmuan memang orang hamil lebih rentan (terpapar Corona). Karena hamil, selama bekerja sudah ada protokol dia tidak merawat pasien di ruang isolasi," pungkas Dewa.

Pendapat ini dibenarkan Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi.

Joni menjelaskan, orang hamil memang termasuk dalam kategori yang rentan ketika terjangkit COVID-19 karena imunitas dan metabolisme yang berubah.

"Jantung, Diabetes, TBC, ketuaan, orang hamil itu betul-betul harus dijaga. Imunitas orang yang sedang hamil itu berubah. Respons terhadap virus dan penyakit juga berubah," ujar Joni.

Sebab itulah, Joni menekankan pentingnya masyarakat untuk memahami tujuan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk tetap menjaga physical distancing, memakai masker, dan protokol pencegahan penyebaran Covid-19 lainnya.

"Seperti orang dengan diabetes kemungkinan mortalitas akibat Covid-19 itu 1,6 kali lebih besar dari orang normal. Jantung lebih besar lagi. Termasuk orang lansia, risikonya 2,51 kali lebih besar," ucapnya.(Tribunjabar.id)



PDP Ari Puspita Hamil Muda


Loading...