Ternyata Ini Ciri-ciri Orang yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar pada Bulan Puasa Ramadhan
Terasjabar.id - Umat muslim mendambakan datangnya malam lailatul qadar di bulan Ramadhan. Tak jarang umat muslim memperbanyak amalan dan ibadah di 10 malam terakhir puasa Ramadhan.
Allah SWT menurunkan malam yang penuh berkah, rahmat dan kebaikan pada malam lailatul qadar tersebut.
Umat muslim meyakini tidak semua orang mendapatkan malam lailatul qadar.
Salah satunya ia akan mengalami ketentraman jiwa dan senantiasa bertasbih kepada Allah SWT.
Bila Anda mendapatkan tanda-tanda berikut ini artinya mendapatkan malam lailatul qadar?
Pada dasarnya malam lailatul qadar terjadi di bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah.
Allah SWT berfirman,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ . تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ . سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
"Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS. Al-Qadr: 3 – 5)
Dikutip dari konsulansisyariah.com, lailatul qadar terjadi sepanjang malam.
Mulai dari petang, magrib hingga subuh dini hari.
Maka peristiwa apapun yang terjadi sepanjang waktu tersebut berarti terjadi pada Lailatul Qadar.
Bila mana seseorang beribadah maka ia beribadah ketika Lailatul Qadar.
Meski begitu, besar kecilnya pahala yang ia dapatkan tergantung dari kualoyas dan kuantitas ibadah yang dikerjakan pada malam tersebut.
Maka dari itu, sekalipun ia hanya mengerjakan ibadah wajib, namun ia mendapatkan bagian ibadah Lailatul Qadar.
Hal ini sebagaimana dijelaskan menukil dari hadis diriwayatkan Imam Malik.
أَنَّ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيَّبِ كَانَ يَقُولُ: مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ مِنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ، فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا
Bahwa Said bin Musayib pernah mengatakan, “Siapa yang ikut shalat isya berjamaah di Lailatul Qadar, berarti dia telah mengambil bagian Lailatul Qadar.” (Muwatha’ Malik, no. 1146).
Dari penjelasan hadis di atas paling tidak kaum muslimin optimis mengejar malam lailatul qadar.
Karenanya setiap orang yang beribadah di dalamnya mendapatkan tempat kemuliaan.
Namun banyak dan sedikitnya tergantung pada kesungguhan diri dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Mereka yang bersungguh-sungguh akan mendapatkan petunjuk dan kemudahan dari Allah SWT.
Sebagaimana firman-Nya.
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
"Orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Ankabut: 69)
Oleh karena itu, apapun petunjuk-Nya dapat dirasakan oleh masing-masing.
Paling tidak ada tanda-tanda yang akan dialami oleh seseorang yang mendapatkan malam lailatul qadar.
Pertama, pada hari di mana malam lailatul qadar datang, ia akan melihat matahari bersinar meredup dan sejuk.
Kedua, seseorang yang mengidamkan malam lailatul qadar, ia merasakan malam yang berbeda dari malam-malam lainnya.
Sehingga yang dirasakan adalah malam itu tentram, tenang dan hatinya yang sejuk.
Ketiga, pada malam harinya ia juga melihat langit malam yang nampak bersih dan sunyi.
Selain itu angin berhembut dengan lembut dan membawa ketentraman.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda,
"Malam Lailatul Qadar itu langit bersih, udara tidak dingin atau panas, langit tidak berawan, tidak ada hujan, bintang tidak nampak dan pada siang harinya matahari bersinar tidak begitu panas."
Keempat, ketika ia beribadah yang dirasakan adalah betapa ibadah tersebut nikmat.
Lantas ia bersyukur dan bertasbih kepada Allah SWT.
Dari tanda-tanda tersebut hendaknya diharapkan umat muslim menjadi optimis melaksanakan ibadah untuk mencari Ridha Allah SWT.
Sangat disayangkan malam lailatul qadar dilewatkan setiap tahunnya berlalu begitu saja.
Pada malam lailatul qadar inilah Allah SWT pun mengabulkan doa dan memberikan pengampunan.
(Tribun Jabar/Hilda Rubiah)