Peneliti Temukan Virus Lain Mirip Corona di Kelelawar, Tepis Isu 'Ciptaan Laboratorium'

Peneliti Temukan Virus Lain Mirip Corona di Kelelawar, Tepis Isu 'Ciptaan Laboratorium'
(Foto: Wowkeren.com)
Editor: Admin Teras Techno —Rabu, 13 Mei 2020 15:30 WIB

Terasjabar.id –  Penelitian menunjukkan bahwa virus corona baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan COVID-19 kemungkinan telah berevolusi secara alami. Virus tersebut diperkirakan berawal dari kelelawar yang kemudian meresap pada inang hewan, hingga mutasinya berkembang dan menjadikannya sebagai sebuah pandemi global.

Sebuah studi terbaru pun memberikan dukungan kepada teori ini. Studi ini menemukan kerabat dekat virus SARS-CoV-2 pada kelelawar, termasuk mutasi serupa yang merupakan 'penyisipan' materi genetik ke dalam genom virus. Hal ini menunjukkan bahwa mutasi atau perubahan yang membuat virus mengalami peningkatan dapat dan memang terjadi selama alami.

"Sejak ditemukannya SARS-CoV-2, ada sejumlah isu tidak berdasar bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium," tutur ahli mikrobiologi di Shandong First Medical University, Weifeng Shi, dilansir Science Alert pada Rabu (13/5). "Secara khusus, telah disebutkan bahwa penyisipan S1 / S2 sangat tidak biasa dan mungkin merupakan indikasi manipulasi laboratorium. Makalah kami lantas menunjukkan dengan sangat jelas bahwa peristiwa ini terjadi secara alami pada satwa liar. Ini memberikan bukti kuat bahwa SARS-CoV-2 bukan berasal dari laboratorium."

Virus corona kelelawar yang baru ditemukan dan disebut sebagai RmYN02 ini diidentifikasi dalam proses analisis terhadap 302 sampel dari 227 kelelawar yang dikumpulkan di provinsi Yunnan, Cina, pada paruh kedua tahun 2019. Usai menganalisis virus yang ditemukan dalam sampel kelelawar ini, tim peneliti bisa mengungkap dua genom virus corona yang hampir lengkap - RmYN01 dan RmYN02.

RmYN01 sendiri rupanya hanya memiliki kecocokan yang rendah terhadap SARS-CoV-2. Namun, genom RmYN02 memiliki kesamaan hingga 93,3 persen dengan SARS-CoV-2. Selain itu, sebuah gen di RmYN02 yang disebut 1ab memiliki kecocokan hingga 97,2 persen dengan SARS-CoV-2.

Tak hanya itu, kedua virus ini juga memiliki kemiripan dari sisi "penyisipan". RmYN02 dilaporkan mengandung penyisipan asam amino pada titik di mana dua subunit (S1 dan S2) dari protein lonjakan bertemu. Sementara itu, SARS-CoV-2 juga memiliki penyisipan S1 dan S2.

Meskipun penyisipan dalam SARS- CoV-2 bukan asam amino yang sama dengan RmYN02, namun hal ini menunjukkan bahwa penyisipan dapat terjadi secara alami dan tidak memerlukan laboratorium. Namun terlepas dari sejumlah kesamaan di antara kedua virus, bukan berarti RmYN02 adalah leluhur langsung dari virus yang menyebabkan COVID-19.

"Studi kami menegaskan kembali bahwa kelelawar, khususnya genus Rhinolophus (kelelawar tapal kuda), adalah reservoir alami yang penting untuk virus corona dan saat ini menampung kerabat terdekat SARS- CoV-2. Meskipun gambaran ini dapat berubah dengan meningkatnya pengambilan sampel satwa liar," demikian kutipan studi tersebut. "Dalam konteks ini sangat mengejutkan bahwa virus RmYN02 yang diidentifikasi dalam kelelawar Rhinolophus Malayanus adalah kerabat terdekat SARS-CoV-2 dalam gen replikasi 1ab panjang, meskipun virus itu sendiri memiliki sejarah rekombinasi yang kompleks."

(Wowkeren.com)

Peneliti Temukan Virus Lain Mirip Corona di Kelelawar Tepis Isu 'Ciptaan Laboratorium'


Loading...