Pemberlakuan Social Distancing di Kota Tasikmalaya, Membuat Konsumsi Rumah Tangga Menurun

Pemberlakuan Social Distancing di Kota Tasikmalaya, Membuat Konsumsi Rumah Tangga Menurun
(Tribun Jabar/Firman Suryaman : Google)
Editor: Epenz Hot News —Rabu, 13 Mei 2020 12:21 WIB

Terasjabar.id - Indeks harga konsumen pada bulan April di Kota Tasikmalaya tercatat mengalami inflasi 0,13 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, Maret sebesar 0,317 persen.

Tekanan inflasi di Kota Santri ini terutama disebabkan oleh komoditas perhiasan emas, bawang merah, rokok kretek, rokok kretek filter, dan buah anggur.

"Kenaikan harga emas perhiasan yang mencapai 13,58 persen, terjadi seiring dengan kenaikan harga emas dunia dimana pada April kemarin mencapai rata-rata USD1.600 per ons," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Heru Saptaji, Rabu (13/5/2020).

Menurut Heru, kenaikan emas kali ini tertinggi dalam 5 tahun terakhir, dampak dari pandemi covid-19 yang meningkatkan ketidakpastian pasar keuangan global.

Dari bahan makanan, lanjut Heri, tekanan inflasi terutama berasal dari kenaikan harga bawang merah yang mencapai 36,85 persen. Kenaikan harga bawang merah disebabkan keterbatasan pasokan karena belum masuknya musim panen.

"Harga gula pasir juga naik dan menyumbang inflasi 0,017 persen akibat keterbatasan pasokan tebu domestik yang sebagian besar baru dijadwalkan panen pada bulan Mei serta terbatasnya impor," ujar Heru.

Selain terjadi kenaikan harga sejumlah komoditas, penurunan harga juga terjadi yang menyebabkan tertahannya inflasi. Penurunan harga terjadi pada cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, bawang putih, dan cabai rawit karena tercukupinya pasokan.

Sementara permintaan menurun seiring dengan penurunan konsumsi rumah tangga, seiring dengan penerapan social distancing.


Disadur dari Tribunjabar.id

Virus Corona Wabah Virus Corona Kota Tasikmalaya Socail Distancing


Loading...