Sekolah Bakal Dibuka Juli, Siswa Perlu 'Stress Healing' Sebelum Jalani Kegiatan Belajar Mengajar

Sekolah Bakal Dibuka Juli, Siswa Perlu 'Stress Healing' Sebelum Jalani Kegiatan Belajar Mengajar
(Foto: Wowkeren.com)
Editor: Admin Pendidikan —Selasa, 12 Mei 2020 18:03 WIB

Terasjabar.id –  Penyebaran virus corona (COVID-19) yang begitu cepat membuat Pemerintah Indonesia meliburkan kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah. Keputusan tersebut diambil demi memutus rantai penyebaran virus corona terutama pada anak-anak.

Namun, baru-baru ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah berencana membuka kembali sekolah-sekolah pada awal tahun pelajaran baru atau sekitar pertengahan Juli 2020.

Rencana Kemendikbud tersebut rupanya mendapat sorotan dari Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia Ubaid Matraji. Ia menilai jika proses pembelajaran tidak langsung dilakukan dengan normal setelah sekolah dibuka pada Juli mendatang.

Ubaid menilai jika para siswa banyak mengalami stres dan tekanan selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena dampak corona. "Saran kami ada semacam stress healing. Karena anak-anak kan kodratnya bermain," ujarnya dilansir dari CNNIndonesia, Selasa (12/5). "Tapi selama pandemi harus stay at home. Mereka juga tertekan."

Berkaca pada beberapa bulan ke belakang, dimana banyak kendala pada pelaksaan PJJ yang mengakibatkan ketimpangan hak belajar anak. Hal ini tak lepas dari situasi mendadak dan kurangnya persiapan PJJ selama pandemi.

"Kalau lihat beberapa bulan penerapan PJJ itu nyatanya kita terseok-seok. Belum siap tapi harus siap," paparnya. "Akibatnya guru hanya bisa memberikan tugas menumpuk ke anak, enggak ada feedback."

Kendala yang terjadi bukan hanya pada metode mengajar guru, tapi juga ketimpangan fasilitas yang dimiliki siswa. Juga masalah biaya pendukung belajar yang dimiliki orang tua.

Selain itu, Ubaid menilai jika pemerintah belum memiliki panduan atau kurikulum darurat untuk diterapkan di tengah pandemi guna menanggulangi masalah ini. Untuk itu ia menilai wacana belajar kembali di sekolah bisa jadi solusi yang positif. Salah satunya karena mempertimbangkan kondisi psikologis siswa selama PJJ dilakukan.

Dibukanya sekolah memerlukan pertimbangan terkait protokol kesehatan dan faktor keamanan siswa serta pendidik. Selain itu, pemerintah juga perlu memastikan metode belajar yang menyesuaikan kondisi psikologis siswa di awal tahun ajaran.

(Wowkeren.com)

Sekolah Bakal Dibuka Juli Siswa Perlu 'Stress Healing' Sebelum Jalani Kegiatan Belajar Mengajar Kemendikbud


Loading...