Anak Laki-laki Dianggap Lebih Mungkin Langgar Aturan PSBB atau Lockdown

Anak Laki-laki Dianggap Lebih Mungkin Langgar Aturan PSBB atau Lockdown
Ilustrasi lockdown/PSBB (Dok. Pixabay/Congerdesign)
Editor: Admin Life Style —Senin, 11 Mei 2020 15:19 WIB

Terasjabar.id –  Anak muda di Inggris terutama laki-laki, lebih besar kemungkinan melakukan pelanggaran pembatasan wilayah seperti aturan Lockdown yang diterapkan guna menghindari infeksi wabah virus corona penyebab sakit Covid-19.

Melalui penelitian yang dilakukan oleh Universitas Sheffield dan Universitas Ulster menunjukkan, lebih dari separuh laki-laki berusia 19 hingga 24 tahun telah keluar rumah untuk bertemu teman atau keluarga mereka.

Selain itu kurang dari 40 persen dari mengaku mencuci tangan saat keluar dan kembali ke rumah dan 10 persen mengatakan tidak pernah melakukan hal itu.

Seperlima dari mereka telah ditegur oleh polisi saat berada di jalan dan dibubarkan, didenda atau bahkan ditangkap karena melanggar aturan.

Studi tersebut menyebutkan bahwa sebagian besar anak muda laki-laki yang lebih tua mengaku tetap berolahraga lebih dari sekali sehari atau tetap menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang lain ketika mereka meninggalkan rumah.

Namun, lima puluh persen mengaku mereka telah berkumpul dalam kelompok lebih dari dua orang di taman atau ruang publik.

Sedangkan para anak muda perempuan, berdasarkan hasil survei dari 2.000 koresponden usia 13-24 tahun, hasilnya hanya seperempat perempuan pada usia yang sama bepergian keluar rumah.

Setengah dari mereka selalu mencuci tangan setiap kali meninggalkan dan kembali ke rumah. Sayangnya, lebih dari setengahnya tidak pernah berolahraga lebih dari sekali sehari selama masa penguncian.

Melansir dari situs Inews.co.uk, studi ini juga menemukan bahwa orang muda pada umumnya tidak menganggap diri mereka berisiko tertular virus corona atau risiko menularkan kepada orang lain.

Sekitar 30 persen laki-laki usia 18 hingga 24 tahun percaya bahwa tidak ada risiko mereka tertular virus karena masih muda. Sementara hanya 20 persen perempuan dalam kategori yang sama merasakan berpendapat hal serupa.

Hampir 40 persen pria muda berpikir tidak ada risiko mereka dapat dengan mudah menyebarkan virus ke orang lain ketika mereka tidak memiliki gejala, dibandingkan dengan hanya di bawah 25 persen perempuan.

"Kita tahu bahwa laki-laki pada umumnya mengambil lebih banyak risiko dan para psikolog evolusi selalu menjelaskan bahwa dalam hal ini, pria berusaha memamerkan," kata Liat Levita dari University of Sheffield.

"Mereka akan mengambil lebih banyak risiko dan proses pengambilan keputusan mereka dibentuk oleh itu. Sehingga perilaku mereka terlihat masuk akal bagi mereka sendiri," tambahnya.

Para peneliti juga menemukan hubungan antara kepatuhan aturan lockdown dan depresi. Mereka yang depresi cenderung tidak mematuhi aturan, sementara mereka yang cemas sebenarnya lebih cenderung untuk mematuhi langkah-langkah jarak sosial dan mencuci tangan.

Hampir setengah dari koresponden mengatakan, mereka merasa lebih cemas pasca kebijakan lockdown diterapkan. Hal itu bisa berbahaya. Karena menurut Levita semakin banyak orang mengalami depresi, semakin tidak patuh dan tidak termotivasi.

"Jadi, jika Anda perlu mencuci tangan lebih sering dan perlu melakukan upaya dalam mengikuti pedoman, itu bukan sesuatu yang Anda benar-benar akan dapat melakukannya dengan sangat baik," katanya.




(Suara.com)

Anak Laki-laki Dianggap Lebih Mungkin Langgar Aturan PSBB atau Lockdown


Loading...