PSBB Disebut Tak Efektif Cegah Corona, Muncul Usulan Karantina Komunal

PSBB Disebut Tak Efektif Cegah Corona, Muncul Usulan Karantina Komunal
(Foto: Wowkeren.com)
Editor: Admin Hot News —Senin, 11 Mei 2020 14:38 WIB

Terasjabar.id –  Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah di Indonesia kembali dibahas. Pasalnya, Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menilai jika kebijakan tersebut sudah tidak efektif dalam menekan penyebaran virus corona (COVID-19).

Salah satu alasan, ia mengatakan hal tersebut dikarenakan pemerintah telah melonggarkan aturan transportasi. Pelonggaran transportasi membuat interaksi orang semakin tinggi dan banyak. Sementara PSBB bertujuan untuk menekan jumlah orang berinteraksi baik antar-individu maupun antar-wilayah.

Selain itu, Dedi mengatakan jika PSBB tidak efektif karena aturannya terlalu panjang dan lama, sehingga berdampak pada ekonomi dan sosial masyarakat. Adanya kebijakan yang berbenturan seperti PSBB dan kelonggaran transportasi ini tentunya membuat masyarakat bingung.

Mantan Bupati Purwakarta ini juga menyebutkan jika kebijakan PSBB tidak sepenuhnya ditaati masyarakat. Sebab masih ada orang berkerumun di satu tempat meskipun sudah dilarang. "Daripada tidak jelas, ya sudah hentikan saja PSBB, karena membingungkan masyarakat oleh regulasi yang aneh-aneh," kata Dedi.

Lebih lanjut, Dedi juga mengusulkan agar kebijakan PSBB diganti dengan karantina komunal berbasis RW dan desa yang dinilainya lebih efektif daripada yang diterapkan saat ini. Hal itu seperti yang tengah dilakukan di Purwakarta. "Kondisi sekarang sudah tidak efektif. Saya mengusulkan PSBB diganti dengan karantina komunal berbasis RW dan desa," ujarnya.

Melalui karantina komunal, di setiap desa mulai tingkat RW disediakan tempat karantina, pos penjagaan, alat pelindung diri, ambulans dan alat pengukur suhu tubuh. Bahkan disarankan agar tes swab dilakukan di tingkat RW.

Dengan karantina komunal itu setiap pengurus RW menutup sendiri daerahnya masing-masing sehingga saat ada orang yang masuk ke kampungnya diperiksa terlebih dahulu. Ia menilai jika masyarakat desa dikenal mandiri dan mereka bisa menjaga kampungnya sendiri, membangun jalan sendiri, membangun pos ronda sendiri, dan bahkan bisa membuat sistem sendiri.

Sementara itu, hingga Minggu (10/5) terdapat penambahan kasus positif mencapai 387 orang. Sehingga total kasus positif corona di Indonesia telah mencapai angka 14.032.

"Terdapat penambahan 91 pasien sembuh dalam 24 jam terakhir sehingga total menjadi 2.698 pasien sembuh. Adapun pasien positif corona yang meninggal bertambah 14 orang sehingga total menjadi 973," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam video conference di Youtube BNPB, Minggu (10/5).

(Wowkeren.com)

PSBB Disebut Tak Efektif Cegah Corona Muncul Usulan Karantina Komunal


Loading...