Biarkan Dua Putranya Tebas Adik Sendiri, Keseharian Darwis Dibocorkan Tetangga: Dia Ini Emang Beda

Biarkan Dua Putranya Tebas Adik Sendiri, Keseharian Darwis Dibocorkan Tetangga: Dia Ini Emang Beda
Tangkapan Layar TribunBantaeng Personel Polres Bantaeng, saat melakukan pengamanan di Kampung Katabung, Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Editor: Malda Hot News —Senin, 11 Mei 2020 09:49 WIB

Terasjabar.id - Seorang kepala keluarga bernama Darwis (50) melakukan tindakan di luar akal sehat.

Warga Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan itu membiarkan dua putranya, Anton dan Rahman menggorok leher adik mereka sendiri berinisial ROS (16).

Darwis dan kedelapan anggota keluarganya yang lain Anisi, 50 tahun (Istri), Anton 20 tahun (Anak), Rammang alias Rahman 30 tahun (Anak), Astuti 28 tahun (Anak), Dilla 21 tahun (Anak) Suci 14 tahun (Anak), Ardi 40 tahun (Suami Dilla) dan Acce 24 tahun (Istri Rammang) kemudian ditangkap personel Kepolisian Resor (Polres) Bantaeng, Sabtu (9/5/2020).

Kemudian, mereka juga menyandera seorang warga atas nama Irfandi (18).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Darwis bekerja sebagai petani, dalam kesehariannya dikenal sangat tertutup, dia juga jarang bersilaturahmi dengan warga setempat.

Dia juga tidak seperti warga lain, yang ketika bertemu atau berpapasan saling melempar senyum, tetapi Darwis malah sebaliknya.

"Darwis ini tidak ramah orangnya, biasanya kita disini itu kalau ketemu saling senyum tapi Darwis ini beda memang," kata salah satu salah satu warga setempat, kepada TribunBantaeng.com.

Kemudian, Darwis jarang kelihatan apabila ada kegiatan yang dilakukan oleh warga Desa Pattaneteang.

"Kalau ada di bikin acara seperti acara nikahan, membangun rumah, tidak pernah kelihatan ini Darwis jadi memang tertutup sekali ini orang,"

Mengenai keseharian keluarganya, Anton, Rahman, Ardi bekerja sebagai petani.

Sedangkan, Anisi, Acce, Dilla, hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Kemudian, Astuti bekerja sebagai pegawai honorer di kantor Kecamatan Tomlobulu, Kabupaten Bantaeng.

Korban sendiri ROS merupakan seorang pelajar di Madrasah Aliah As'Adiyah Pattiro, Desa Labbo Kec.Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

Mereka yang merupakan keluarga Darwis dikenal sangat baik, sering berpartisipasi apabila ada sebuah acara yang dilakukan warga di Desa Pattaneteang.

"Baik kalau keluarganya biasa bergaul sama warga, kalau ada di bikin acara datang juga membantu,"

Atas kejadian tersebut warga setempat merasa kaget dan tidak menyangka akan terjadi hal demikian.

Motif Pembunuhan

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Kapolres Bantaeng, AKBP Wawan Sumantri akhirnya mengungkap motif sementara kasus pembunuhan sadis tersebut.

Wawan mengatakan pembunuhan dilatarbelakangi oleh harga diri keluarga karena korban dianggap telah membuat malu keluarga.

"Korban adalah Ros, 16 tahun, kelas dua SMA. Ini adalah anak kelima. Motif Pembunuhannya kasus siri. Kasus harga diri, malu. Bahwa korban ini ada hubungan sama orang lain atas nama Usman alias Sumang."

"Keluarga ini malu karena salah satu keluarganya (korban,-Red) berhubungan badan dengan Usman sehingga dia melakukan Pembunuhan," kata Wawan.

Wawan melanjutkan, Usman alias Sumang yang dituduh menjalin hubungan dengan korban merupakan salah satu warga yang ikut disandera oleh keluarga pelaku.

Mayat korban ROS (18) ditemukan di rumah terduga pelaku di Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Kemudian di evakuasi ke RSUD Anwar Makkatutu Bantaeng, Sabtu (9/5/2020).
Mayat korban ROS (18) ditemukan di rumah terduga pelaku di Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Kemudian di evakuasi ke RSUD Anwar Makkatutu Bantaeng, Sabtu (9/5/2020). (TribunBantaeng.)

Kronologi

Kasus pembunuhan ini penuh drama, lantaran anggota keluarga menahan warga yang melintas di rumah.

Aksi sadis ini dilakukan Darwis (50) dan 11 anggota keluarga lain.

Awal kejadian, warga telah mencurigai gerak-gerik aneh dua anggota keluarga pelaku hingga Jumat (7/5/2020).

Sabtu (8/5/2020) pukul 11.00 WITA, satu anak, R berjaga di jalan untuk menahan warga yang melintas.

R membawa senjata tajam dan menyadra Enal (34) warga pertama yang melitas.

Enal mengalami luka pada bagian kepala.

Bukan hanya satu, warga lain, Sumang dan Irfandi juga ikut disandera.

Atas kejadian ini, Polsek Tompubulu turun pada pukul 11.30 WITA.

Pihak polisi melakukan negosiasi pada satu keluarga yang menyadera warga tersebut.

Saat negosiasi berlangsung, Darwis bertahan di rumah panggung sambil membawa senjata tajam sambil berteriak-teriak.

Karena negosiasai gagal, polisi akhirnya masuk ke dalam rumah secara paksa sekitar pukul 17.00 WITA.

Akhirnya polisi berhasil merebut senjata tersebut, dan satu keluarga diamankan.

Enal dengan luka terparah langsung menjalani perawatan medis dengan 30 jahitan di kepalanya.

Sumang mengalami luka gores di bagian telinga, beruntung Irfandi tak mendapatkan luka.

Para anggota keluarga ini digelandang ketat ke Polres Bantaeng pada pukul 18.30 WITA.

Polisi lalu melakukan penelusuran di rumah Darwis.

Pada saat itulah, ditemukan mayat perempuan ROS di kamar paling belakang rumah tersebut.

Di ruangan yang sama, polisi menemukan barang bukti berupa sebilah badik, parang, dan satu buah tombak serta darah yang tertampung di bawah kolom rumah yang sengaja di tadah.

Pukul 19.02 Wita ambulans dari Dokpol Polres Bantaeng tiba di TKP dan dilanjutkan olah TKP.

Dan pada pukul 20.30 Wita, jenazah korban evakuasi ke RSUD Anwar Makkatutu untuk di lakukan autopsi.

Atas kejadian ini, banyak warga mengira jika keluarga Darwis mengalami kesurupan masal saat melakukan ritual.

(TribunJakarta/TribunTimur/Kompas)



Viral Pembunuhan Tebas Keluarga


Loading...