Viral dan Sampai Heboh di Korea Korea Selatan, ABK WNI Diduga Dieksploitasi Kru Kapal China hingga Tewas dan Dibuang ke Laut, Seperti ini Ceritanya

Viral dan Sampai Heboh di Korea Korea Selatan,  ABK WNI Diduga Dieksploitasi Kru Kapal China hingga Tewas dan Dibuang ke Laut, Seperti ini Ceritanya
( YouTube/MBC)
Editor: Epenz Teras Viral —Kamis, 7 Mei 2020 07:54 WIB

Terasjabar.id - Beberapa anak buah kapal (ABK) WNI yang bekerja di sebuah kapal penangkap ikan China mengalami eksploitasi. Bahkan ada yang meninggal dan jenazahnya dilarung ke laut.

Stasiun televisi Korea Selatan MBC mengungkap informasi ini dalam laporan eksklusif, “Kerja 1 Hari 18 Jam, jika Meninggal akibat Penyakit Dibuang di Laut”, sebagaimana diungkap kembali Korea Reomit.

Penyiar MBC mengatakan, stasiun televisi berhasil mendapat gambar karena kapal tersebut mampir di pelabuhan Busan, Korsel.

Para ABK WNI pun melaporkan eksploitasi yang mereka alami ke pemerintah setempat dan jurnalis MBC

Kepada MBC, ABK menunjukkan video perlakuan yang mereka alami selama bekerja di kapal.

“Pada awalnya waktu kami melihat bukti video yang mereka tunjukkan, kami tak bisa memercayai. Sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, kapal sudah berangkat lagi,” kata penyiar.

Namun ada beberapa ABK WNI yang bertahan di Busan dan melaporkan kasus ini.

Dalam salah satu video yang diambil pada 30 Maret terlihat mayat yang sudah dibungkus. Dalam narasi video disebutkan,  mayat yang dilarung tersebut adalah Ari (24).

Korban sudah bekerja lebih dari 1 tahun dan meninggal di kapal. Tayangan menunjukkan orang-orang di kapal seperti menggelar ritual melepas jenazah ke laut. Setelah itu jenazah menghilang tenggelam di laut.

Sebelum Ari, ada pula ABK WNI lain yang meninggal yakni Alpaka (19) dan Sepri (24). Mereka juga dilarung ke laut.

Di video juga ditunjukkan surat pernyataan yang ditandatangani di atas materai, isinya, “Dengan ini saya menyatakan setelah berangkat kerja ke luar negeri sebagai ABK (nelayan), segala risiko akan saya tanggung sendiri. Bila sampai terjadi musibah, sampai meninggal, maka jenazah saya akan dikremasi di tempat di mana kapal bersandar dengan catatan abu jenazah akan dipulangkan ke Indonesia. Untuk itu akan diasuransikan terlebuh dahulu sebelum berangkat ke luar negeri dengan uang pertanggungan sebesar 10.000 dolar AS (sekitar Rp150 juta) dan akan diserahkan kepada ahli ‘wang’ saya. Dengan membuat surat pernyataan ini sudah ada persetujuan kedua orangtua saya dan tidak akan membawa masalah ke kepolisian atau hukum Indonesia. Demikianlah surat pernyataan tersebut saya buat dalam keadaan sehat tanpa ada paksaan dari pihak mana pun."

Seorang ABK WNI mengatakan, tempat kerja mereka cukup buruk dan terjadi eksploitasi tenaga kerja. ABK yang meninggal sempat sakit selama sebulan.

“Awalnya keram, terus tau-tau kakinya bengkak dan dari kaki langsung menyerang ke badan dan langsung sesak,” demikian pengakuan seorang ABK.

Disebutkan pula selama berada di kapal, para ABK tak boleh meminum air mineral yang dibawa dari darat, melainkan air laut yang difiltrasi. Diyakini para kondisi para ABK memburuk akibat perlakuan ini.

“Pusing, emang enggak bisa minum air itu sama sekali. Sampai ada dahak-dahak,” kata ABK.

Selain itu mereka dipaksa bekerja 18 jam sehari. Mereka bekerja 30 jam di mana setiap 6 jam beristirahat untuk makan dan sebagianya.

Lima dari kru setelah bekerja selama 13 bulan hanya dibayar 120 dolar AS atau sekitar Rp1,7 juta. Artinya gaji bulanan mereka hanya sekitar Rp100.000.

Para ABK sampai di Busan pada 10 April, namun mereka hanya bisa menunggu 10 hari di pelabuhan. Salah seorang ABK mengalami sakit di dada lalu dipindahkan ke rumah sakit terdekat di Busan. Kondisinya memburuk dan meninggal pada 27 April.

Kasus ini sebenarnya sudah sampai ke kepolisian laut Korsel dan akan menyelidikinya segera, namun kapal sudah meninggalkan pelabuhan.

Sejauh ini belum ada keterangan dari pihak kapal maupun otoritas China soal dugaan kasus eksploitasi ini.


Disadur dari iNews.id

Viral ABK WNI China Stasiun Televisi Korea


Loading...