Cerita Pilu Ibu Tahu Anaknya yang Masih Kelas VIII SMP Dicabuli Pamannya Hingga Hamil 7 Bulan

Cerita Pilu Ibu Tahu Anaknya yang Masih Kelas VIII SMP Dicabuli Pamannya Hingga Hamil 7 Bulan
Gambar Ilustrasi
Editor: Malda Hot News —Sabtu, 2 Mei 2020 11:04 WIB

Terasjabar.id - Hati Itn (49) sangat hancur ketika mengetahui anak perempuannya yang masih duduk di Kelas VIII SMP hamil.

Kesedihan hati Itn menjadi-jadi karena yang menyebabkan anaknya yang masih baru remaja itu hamil karena perbuatan saudaranya sendiri, Sugianto (50).

Sugianto mencabuli korban selama setahun hingga hamil dan usia kandungan kini tujuh bulan. Sugianto memberikan ancaman akan membunuh ibu korban jika korban memberi tahu.

"Hati saya terpukul, itu saudara sendiri kenapa tega melakukan itu ke anak saya yang masih kecil," ratap Itn (49) Ibu MD bocah kelas VIII SMP di Gresik yang dihamili Sugianto (50).

Itn yang hanya sebagai ibu rumah tangga, berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya. Pasalnya, setelah lapor ke polisi, keluarganya di desa diselimuti rasa khawatir dan takut, sebab pelaku masih berada di desanya.

"Saya minta pelaku dihukum seberat-beratnya segera," tuturnya dengan bibir bergetar.

Sebelum perkara ini berlanjut ke kepolisian, Itn telah memanggil Sugianto. Dari situlah akhirnya aksi bejat terbongkar. Sugianto yang merupakan saudaranya sendiri mengakui perbuatannya dan siap tanggung jawab.

"Tanggung jawab untuk menggugurkan kandungan anak saya. Saya tidak mau. Ini sudah dosa masa mau dosa lagi," tegas wanita berkerudung ini.

Dengan nada kesal, dia melaporkan kejadian ini ke Polsek setempat namun diminta untuk melapor ke Polres Gresik.

Itn berharap agar hukum benar-benar ditegakkan. Dia bersama keluarganya sudah habis kesabarannya, permintaan maaf Sugianto tidak mengurangi sedikitpun niatnya membawa kasus ini ke jalur hukum.

Kasat Reskrim Polres Gresik, AKP Panji P, membenarkan sudah menerima laporan pencabulan anak di bawah umur.

"Laporan sudah kami terima, selanjutnya kami lakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi untuk pemenuhan alat bukti," katanya.

Surya.co.id (grup Tribun Jakarta) yang mengunjungi rumah Itn, sempat melihat perubahan wajah MD. Siswi yang masih duduk di bangku kelas VIII SMP di kawasan Gresik itu biasanya tampil ceria tapi sekarang berubah jadi pemurung.

Sorot mata bocah yang kini tengah berbadan dua itu terlihat kosong saat mendampingi ibunya. Dia mengenakan kaos olah raga yang biasa dipakai untuk berolah raga di sekolah.

Bocah yang usianya masih di bawah umur itu harus menanggung beban yang sangat berat karena menjadi korban pemaksaan persetubuhan oleh Sugianto (50).

Korban yang seharusnya masih menikmati masa belajar dan main dengan usia sebayanya, dalam waktu dekat lagi atau sekitar dua bulan lagi akan dipanggil ibu.

Mengingat orok yang dikandung sudah masuk usia 7 bulan. Ini akibat rudapaksa yang dilakukan Sugianto.

Perbuatan yang tak selayaknya dilakukan itu sudah berulang kali. Terkadang perbuatan keji itu berlangsung di kandang ayam yang berada di pinggir Jalan Desa Metatu, Kecamatan Benjeng, Gresik.

Aksi bejat itu pertama kali dilakukan awal Maret 2019. Hingga terbongkar pada pekan lalu, sehingga sudah berlangsung setahun lebih.

Itn yang mendampingi anaknya tak bisa menutupi raut wajah sedihnya. Beberapa kali menggelengkan kepala, seolah tak percaya sampai anaknya menjadi korban perzinahan oleh pria beristri.

Itn dalam kesempatan itu menceritakan awal mula kisah pilu yang menimpa anak ketiganya. Saat itu, dia bersama anaknya sedang membantu membuat kue untuk pernikahan saudaranya. Bersama dengan istri Sugianto.

Korban diminta mengantar kue hajatan acara pernikahan ke rumah Sugianto. Dari situ, Sugianto berusaha melancarkan aksi bejatnya.

Mulai diiming-imingi uang, hingga mengancam korban. Bocah tersebut tak bisa berbuat banyak.

Bapak dua anak itu memperlakukan aksi bejatnya di rumah MD sendiri. Satu pekan kemudian, Sugianto kembali ingin melampiaskan hasratnya.

Lagi-lagi, pria beristri itu memberi uang sebesar Rp 100.000 sebagai uang tutup mulut. Sugianto juga mengancam. Korban juga diberi obat anti hamil.

Dalam waktu setahun, Sugianto sudah mencabuli korban sebanyak enam kali hingga akhirnya korban berbadan dua.

"Pernah satu kali di kandang ayam, anak saya diancam. Padahal Sugianto itu masih saudara saya," kata Itn dengan nada jengkel, Jumat (1/5/2020).

Ibu korban mengaku baru tahu jika anaknya hamil pada, Rabu (22/4/2020). Saat itu, dia melihat perilaku anaknya yang mulai mengenakan pakaian yang ukurannya agak longgar. Bahkan menutupi perutnya menggunakan sarung saat tidur.

Tubuh anaknya juga seperti orang hamil, terutama di bagian perut terlihat buncit. Lantas Itn bersama anak keduanya, berusaha mencari tahu perubahan mencolok pada diri korban yang dikenal periang dan selalu aktif mengikuti lomba itu.

"Akhirnya anak saya ngaku telah dihamili Sugianto," jelasnya.

MD yang memiliki cita-cita sebagai dokter saat ditemui akhirnya buka suara. Ia mengaku dalam posisi sulit dan dilematis. Karena Sugianto selalu mengancam dirinya dan keluarganya.

"Selalu mengancam ibu saya akan dibunuh kalau menolak," katanya.

MD tak bisa menolak, karena rasa takutnya kehilangan ibunya lebih besar. Sebab, cita-citanya rajin bersekolah untuk membahagiakan ibunya yang merupakan satu-satunya orang tua yang tersisa.

Kedua kakaknya bekerja untuk membantu mewujudkan cita-citanya sebagai dokter. Kakak pertama bekerja di bengkel, kakak keduanya bekerja sebagai penjaga warung.

Sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga.

Oleh sebab itu, dia bertahan menutupi aksi bejat selama ini hingga berbadan dua dengan usia kandungan 7 bulan. Bahkan, saat akan berangkat ke sekolah korban melihat Sugianto menatapnya dengan tatapan tajam di depan gapura desa.

Tidak hanya itu, saat di SMS untuk diajak berhubungan badan, Sugianto memintanya untuk tutup mulut dengan diberi uang Rp 100.000 kadang Rp 50.000. Saat akan melampiaskan nafsunya, korban juga diberi obat berbentuk pil yang disebut sebagai obat anti hamil.


Saking takutnya sang ibu dibunuh, MD memilih bertahan bahkan saat usia kandungan tiga bulan. Dia masih sekolah. MD yang dikenal cerdas dan selalu mengikuti kegiatan sekolah ini masih ikut lomba lari saat di sekolah. Bahkan ikut olah raga basket.

Korban bersama ibu dan kedua kakaknya tinggal di sebuah rumah kontrakan. Namun cobaan yang dihadapi cukup berat.

"Biar anak saya melahirkan, saya tidak mau menanggung dosa. Pelaku harus dihukum seberat-beratnya," pungkasnya.

(Tribunjakarta.com)

Hamil SMP Cabul Paman


Loading...