Tak Ada Demo di Hari Buruh Imbas Corona, Usaha Konveksi dan Sablon Gigit Jari

Tak Ada Demo di Hari Buruh Imbas Corona, Usaha Konveksi dan Sablon Gigit Jari
Elemen Buruh Tolak RUU Omnibus Law. ©2020 Liputan6.com/JohanTallo
Editor: Admin Hot News —Jumat, 1 Mei 2020 18:14 WIB

Terasjabar.id – Peringatan Hari Buruh atau May Day biasanya diperingati oleh para pekerja dengan cara turun ke jalan menyampaikan aspirasi kepada pemerintah. Berbagai macam atribut digunakan untuk menarik perhatian dan juga membuat aksi semakin meriah.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini para buruh tidak berkumpul untuk berdemo. Hal tersebut nyatanya berdampak pada usaha konveksi dan kaos sablon yang biasanya tiap tahun ramai pemesan bahkan sampai kewalahan.

Salah satu pengusaha konveksi dan sablon di Pasar Senen, Rudi, mengaku tak mendapat satupun orderan pada peringatan hari buruh tahun ini. Bahkan, sejak pandemi Virus Corona, toko miliknya hanya menyelesaikan pesanan lama.

"Tidak ada pesanan untuk kaos, atau sablon, atau bikin ikat kepala kayak biasanya. Ya siapa juga yang mau turun ke jalan, takut Virus Corona pasti. Beda jauh lah sama pendapatan tahun lalu. Ini saja cuma nyelesaiin pesanan lama. Tidak ada pesanan baru," ujar Rudi di Jakarta, Jumat (1/5).

Rudi mengatakan, Virus Corona memaksa toko konveksi miliknya berubah haluan menjadi toko pembuatan masker kain. Meski untung dan pendapatan yang diperoleh tidak sebanding dengan usaha sebelumnya.

"Pas sudah ramai ramai Corona, pasar sudah sepi. Ditambah ada imbauan untuk tidak berdagang. Tidak membuat keramaian. Makin pusing kita, makan dari mana kalau usaha ditutup. Tapi kan harus bekerja mau nggak mau sekarang bikin masker kain," jelasnya.

Rudi berharap pemerintah tidak hanya memperhatikan nasib pengusaha kelas kakap dengan memberikan segala macam kemudahan. Sebab, pengusaha kecil seperti dirinya juga butuh bantuan agar bisa melanjutkan hidup.

"Kalau lihat berita, cuma bisa elus dada. Pemerintah ke pengusaha itu kayak dimanjain banget. Dikasih keringanan ini dan itu. Memang mereka punya banyak karyawan. Tapi kita juga punya karyawan yang harus tetap makan, anak istri yang harus tetap dipenuhi kebutuhan hidupnya," tandasnya.



Presiden Jokowi: Stimulus Ekonomi Harus Menjangkau Tambal Ban Hingga Tukang Gorengan

stimulus ekonomi harus menjangkau tambal ban hingga tukang gorengan


Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah daerah menyiapkan program stimulus ekonomi bagi pelaku usaha yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19). Presiden Jokowi menekankan bahwa stimulus ekonomi ini harus bisa menjangkau seluruh para pelaku usaha.

"Saya ingatkan yang harus dibantu bukan hanya usaha kecil, menengah dan besar saja. Tapi juga usaha mikro dan ultra mikro. Program stimulus ekonomi juga harus menjangkau sektor informal, pedagang kaki lima (PKL), tukang gorengan, tambal ban, warung-warung kecil," jelas Presiden Jokowi dalam pembukaan Musrembangnas melalui video conference, Kamis (30/4).

Presiden Jokowi mengatakan saat ini jumlah para pekerja informal sangat besar. Dia menyebut, berdasarkan data Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), jumlahnya mencapai 40 juta. "Sebagian besar dari mereka tidak bersentuhan dengan bank atau lembaga keuangan. Ini juga harus kita perhatikan," ucapnya.





(Merdeka.com)

Tak Ada Demo di Hari Buruh Imbas Corona Usaha Konveksi dan Sablon Gigit Jari May Day


Loading...