Jumlah Kematian akibat Corona di Indonesia Didominasi Laki-laki, Ini Datanya

Jumlah Kematian akibat Corona di Indonesia Didominasi Laki-laki, Ini Datanya
Anggota keluarga korban virus corona (COVID-19) hadiri pemakaman di Jakarta (3/4). Foto: REUTERS/ Willy Kurniawan
Editor: Admin Hot News —Jumat, 1 Mei 2020 14:25 WIB

Terasjabar.id –  Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 per 30 April 2020 menunjukkan, angka kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 10.118.

Dari total kasus itu, pasien positif, masih dirawat, sembuh, dan meninggal selalu lebih banyak laki-laki.


Jenis kelamin pasien COVID-19
Jenis kelamin pasien COVID-19. Foto: Dok. covid19.go.id
Meski demikian, data tersebut hanya memaparkan perbedaan jenis kelamin dalam persentase. Oleh sebab itu, kita perlu mengkoversinya untuk tahu jumlah pasien sesungguhnya.

Lantas, bagaimana caranya?

Sesuai keterangan Gugus Tugas, ada 3,2 persen pasien yang jenis kelaminnya belum diketahui. Sementara itu, data pasien menurut jenis kelamin yang dipublikasikan telah mencapai 100 persen.

Artinya, kita perlu lebih dulu mencari jumlah pasien positif/dirawat/sembuh yang telah diketahui jenis kelaminnya.

Caranya adalah mengurangi jumlah pasien positif/dirawat/sembuh dengan jumlah pasien yang jenis kelaminnya belum diketahui, yaitu sebesar 3,2 persen


Virus Corona-Ciputra Hospital Citra Garden City
Staf medis menggunakan alat pelindung diri (APD) mempersiapkan ruang isolasi khusus untuk pasien corona di Ciputra Hospital Citra Garden City, Jakarta. Foto: Dok. Ciputra
Dari hitung-hitungan yang kami lakukan, jumlah pasien positif yang diketahui jenis kelaminnya mencapai 9.774. Angka itulah yang menjadi dasar Gugus Tugas dalam membuat grafik yang totalnya mencapai 100 persen.

Dengan cara demikian, data dari Gugus Tugas kini dapat kita baca secara lebih mudah.

Bahwa jumlah pasien positif laki-laki mencapai 5.788 pasien (59,1 persen) . Sementara itu, pasien positif perempuan mencapau 4.006 pasien (40,9 persen) adalah perempuan.

Selain jumlah pasien positif, kini jumlah pasien yang dirawat mencapai 7.804, sembuh 1.522, dan meninggal 792.

Dengan rumus yang sama, kita dapat menghitungnya kembali.

Misalnya, jumlah pasien laki-laki yang meninggal mencapai 520 (67,80 persen). Sedangkan pasien perempuan yang meninggal mencapai 247 (32,20 persen). Total pasien meninggal yang diketahui jenis kelaminnya adalah 767.

Lebih lengkapnya lihat grafik di bawah ini:



Tren ini tidak hanya ditemui di Indonesia. Di Italia, misalkan. Berdasarkan data dari Istituto Superiore di Sanità, institusi kesehatan di Italia, per tanggal 23 April 2020, tingkat kematian laki-laki juga lebih tinggi daripada perempuan.

Angka kematian laki-laki yang paling tinggi berada di rentang usia 80-89 sebanyak 5.650 jiwa, sedangkan perempuan sebanyak 3.746 jiwa. Kemudian diikuti oleh rentang usia 70-79, yaitu laki-laki sebanyak 4.958 jiwa, dan perempuan 1.924.


Angka kematian akibat virus corona di Italia per 23 April 20
Angka kematian akibat virus corona di Italia per 23 April 2020. Foto: Dok: Istituto Superiore di Sanità Italy
Ada beberapa faktor yang menyebabkan laki-laki lebih rentan tertular virus corona daripada perempuan, yaitu seperti perbedaan gen, hormon, sistem kekebalan, dan perilaku yang ada pada laki-laki dan perempuan.

Laki-laki dan perempuan memiliki kromosom--unsur utama dalam penentuan jenis kelamin--yang berbeda. Laki-laki punya unsur XY, sementara perempuan unsur XX. Kromosom Y adalah kromosom seks yang membawa sifat kelaki-lakian, sedangkan kromosom X untuk sifat kewanitaan.

Perempuan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat daripada laki-laki. Itu karena, perempuan memiliki dua kromosom X yang sebagian besar berisikan gen yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh. Keadaan tidak terlalu menguntungkan bagi laki-laki karena hanya memiliki satu kromosom X.

Perilaku keseharian dapat mempengaruhi tingkat kerentanan seseorang terjangkit virus corona. Misalnya, kebiasaan merokok.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi nasional masyarakat di atas 15 tahun yang merokok tahun 2018 adalah 33, 8 persen. Dari angka tersebut, sebanyak 62,9 persen perokok adalah laki-laki, sedangkan perempuan hanya 4,8 persen.

Memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol pun berpengaruh meningkatkan risiko terebut. Hasil penelitian Riskesdas tahun 2018 mengungkapkan hanya 3 persen masyarakat Indonesia yang mengonsumsi alkohol. Jenis alkohol yang dikonsumsi paling banyak adalah minuman tradisional dengan angka 38,7 persen, diikuti oleh bir sebesar 29,5 persen dan anggur-arak 21,6 persen.


LIPSUS Awas Distimia, Ilustrasi mabuk
Ilustrasi mabuk. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Selain itu, pasien yang memiliki komorbiditas atau penyakit penyerta adalah salah satu penyebab faktor kematian akibat corona. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia.

Hal tersebut dibenarkan oleh juru bicara pemerintah dalam penanganan corona, Achmad Yurianto. Pria yang akrab disapa Yuri ini menyebutkan komorbid yang sering ditemui pada pasien virus coron di Indonesia.

Faktor komorbid paling banyak, yaitu hipertensi, diabetes, jantung, paru-paru, baik asma maupun obstruksi menahun, dan bronkitis.






(Kumparan.com)

Jumlah Kematian akibat Corona di Indonesia Didominasi Laki-laki Ini Datanya


Loading...