Petugas Pos Kebingungan, Kades di Kuningan Pusing, Penerima Bantuan Dobel, Ada yang Sudah Meninggal

Petugas Pos Kebingungan, Kades di Kuningan Pusing, Penerima Bantuan Dobel, Ada yang Sudah Meninggal
Tribunjabar.id
Editor: Malda Hot News —Kamis, 30 April 2020 11:32 WIB

Terasjabar.id - Petugas pos yang mengirimkan paket bantuan kepada keluarga penerima bantuan di Kabupaten Kuningan banyak yang kebingungan.

Sebab, banyak data penerima yang dobel, masuk dalam dua kelompok penerima bantuan.

Mereka ada yang masuk ke Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Bahkan ada data penerima bantuan pemerintah yang ternyata sudah meninggal dunia.

Selain petugas pos, para kepala desa di Kabupaten Kuningan juga banyak yang kebingungan, sebab jatah bantuan jauh dibandingkan daftar yang diajukan.

“Untuk warga Desa Cipasung Kecamatan Darma hanya mendapatkan bantuan untuk 31 (kartu keluarga, red) kk dari yang di usulkan 600 kk dan dua orang kk sudah meninggal puluhan tahun lalu,“ kata Kepala Desa Cipasung Kecamatan Darma kabupaten Kuningan, yakni Nanang Nuryadi saat menyampaikan kepada wartawan,Kamis (30/04/2020).

Tidak hanya itu, kata Nanang menyebutkan ada18 kk lainnya dobel dengan PKH dan BPNT.

“Sehingga petugas pos bingung datang ke desa dan menanyakan jika ada yang telah meninggal harus dibawa pulang lagi dan dikembalikan," katanya.

Berbeda dengan pemerintah Desa Parung berinisiaasi hendak menempel striker pada rumah penerima bantuan.

Dengan tulisan bahwa ‘RUMAH INI ADALAH KELUARGA MISKIN PENERIMA PKH’.

“Sehingga tindakan ini berhasil dan ada 8 keluarga penerima manfaat (PKM) langsung mundur,”ujar Kades Osa Maliki.

Mudnurnya sebanyak 8 PKH dari 121 penerima ini untuk menghindari kecemburuan social di lingkungan. ”Kemudian melihat jumlah tadi,belakangan terbilang cukup mampu,” ujarnya.

Sementara Kepala Desa Cieurih Kecamatan Cidahu, Didin menyampaikan bahwa pihaknya belum mengajukan siapa warga penerima bantuan,namun provinsi sudah ada.

"Iya kang, dari provinsi terdata ada 153 kk datanya. Saya jadi heran padahal pengajuan belum tapi data sudah turun," kata Didin.

Melihat kondisi ini, Pemdes tentu merasa kebingungan dengan adanya pendataan yang kurang tepat.

"Jadi pusing, rumah saya selalu didatangi oleh warga menanyakan masalah bantuan,” katanya.

Terpisah, Desa Cisantana Kecamatan Cigugur, Ano mengatakan kalau berdasarkan data yang Dinas Sosial ada 92 orang atau Kk. Tapi bantuannya belum tau dan belum ada laporan kepada pihak desa.

"Kalau untuk data awal kami mengusulkan sekitar 250, namun yang diterima datanya ada 92 orang. Itu juga kami belum menerima laporandari warga yang dapat bantuan," ucapnya. (*)

(Tribunjabar.id)

Virus Corona BLT Sumedang Jabar kuningan


Loading...