Percaya Teori Konspirasi, Jerinx Siap Disuntik Covid-19, dr Tirta Langsung Bilang Begini

Percaya Teori Konspirasi, Jerinx Siap Disuntik Covid-19, dr Tirta Langsung Bilang Begini
Nusa Bali
Editor: Malda Hot News —Kamis, 30 April 2020 09:18 WIB

Terasjabar.id - Drummer band SID (Superman IS Dead) Jerinx atau JRX mengaku siap menerima tantangan untuk disuntik virus corona atau Covid-19.

Pernyataan itu diunggahnya di akun Instagram-nya @jrxsid pada Selasa (27/4/2020).

Namun Jerinx SID mengajukan beberapa syarat jika memang menerima tantangan disuntik virus corona tersebut.

"Selamat pagi. Jika ada yang menantang saya ke RS (rumah sakit) untuk berinteraksi dengan pengidap Covid-19, atau menantang saya disuntik virus corona, saya akan terima tantangannya," tulis Jerinx.

Namun tidak diketahui siapa yang menantang Jerinx tersebut.

Adapun Jerinx SID pun menyebutkan tantangannya ia terima dengan syarat.

"Jika saya selamat, seluruh dokter di Indonesia, seluruh awak media/seleb/SJW/musisi/influencer/selebgram yang terbukti masih menyuarakan lockdown
WAJIB SUKARELA KE KANTOR POLISI MINTA DIBUI.

Karena sudah menyampaikan solusi yang salah dan merugikan seluruh warga Indonesia," tulisnya.

Debat dengan dr Tirta

Influencer muda, dr Tirta Mandira Hudhi menanggapi postingan Jerinx SID, drummer band Superman Is Dead (SID) di Instagram, Minggu (26/4/2020).

Dalam postingan itu Jerinx mempertanyakan para tenaga medis meninggal saat menangani pasien virus corona.

"Anyway, ada yang masih ingat pilpres kemarin? Banyak banget petugas TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang wafat. Kira-kira apa sebabnya?

Lalu tenaga medis kita yang gugur belakangan ini, apakah 100% karena covid?

Semua manusia bisa kan meninggal karena stres dan kelelahan yang teramat sangat?" tulis Jerinx dalam akun Instagram-nya @jrxsid.

Melihat postingan tersebut, dr Tirta pun langsung angkat suara.

"Gue izin jawab om. Sebelumnya gue respect ama lu. Karena lu orang yang pegang prinsip. Soal teori konspirasi lu, gue nggak nyanggah, nggak nerima juga. Karena hak setiap orang. Tapi, khusus ini, Lu berkomentar di luar kapasitas elu," tulis dr Tirta.

Memang, lanjut dr Tirta, tenaga medis tidak semua 100 persen meninggal karena virus corona.

Ada yang kelelahan karena stressor tinggi harus menangani pasien covid.

"Belum PDP, di ruang isolasi dkk. Tapi guru gue sendiri, Prof Iwan, wafat karena covid. Dan tenaga medis lainnya, kok bisa kena covid? Karena kelelahan bro. Kelelahan ngapa? Ngurus pasien PDP dan covid yang dateng terus," kata dr Tirta.

"Gue dengan sangat terbuka bli. Kalo gue diizinkan, gue mengundang lu untuk ikut gue ke RSUP Persahabatan atau ke wisma atlet. Gue sama temen-temen capek bli. Serius," tulisnya.

Adapun Dr Tirta menyebut bahwa dirinya dan rekan-rekan tenaga medis lainnya hanya ingin bertemu keluarga dengan selamat.

Karena itu ia meminta Jerinx SID jangan membahas lagi sesuatu yang di luar kapasitasnya.

"Gue sama temen-temen cuma butuh doa bli. Janganlah di bahas lagi-lagi sesuatu yang di luar kapasitas lu. Serius bli. Gue di sini berbicara. Karena ada salah satu followers lu, berkata sangat kejam kepada kaka kelas gue yang barusan meninggal. Karena covid. Gue terbuka buat discuss bli. Suwun," tulis dr Tirta.

Sementara itu Jerinx pun membalas komentar dr Tirta.

Komentar Jerinx itu di-capture dan diunggah di akun dr Tirta.

Berikut komentar tersebut:

Dr Tirta Lelah

Influencer muda, dr Tirta Mandira Hudhi mengunggah rasa keputusasaannya di akun Instagram-nya @dr.tirta, Minggu (26/4/2020) malam.

Dalam akun Instagram-nya itu, dr Tirta mengunggah tulisan, 'Saya sudah lelah. NB: Jikalau saya mati, Saya yakin saya pun akan dianggap sepele. Tapi at least saya berbuat baik.

Adapun Dr Tirta mengaku sudah tiga bulan tidak pulang kampung.

Sudah satu bulan tidak menyentuh tokonya @shoesandcare.

Bahkan ia mengaku sudah lelah menerima curhatan 100 email per hari.

Mulai soal PHK, cicilan yang tidak terbayar, ataupun tidak mempunyai uang untuk makan.

"Ente tahu tertekan? PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder - atau gangguan stres pasca trauma, red), susah tidur karena harus koordinasi ini itu. Dan tetap harus kasih makan 300 orang dan bantuin relawan. Saya semangat karena ada harapan," tulis dr Tirta.

Rasa lelahnya itu, dirasakan dr Tirta karena harur menghadapi beberapa teori mengenai konspirasi virus corona yang kini banyak digaungkan beberapa pihak.

Ia juga menumpahkan kekesalannya terhadap orang yang menganggap enteng virus corona.

"Ketika kematian diangap enteng, disitu ada yang salah. Empatimu di mana? Respect! Mau dia punya penyakit berat atau nggak. Endingnya mereka meninggal karena covid! Show your respect!" kata dr Tirta.

"Tapi terserah kalian mau nyepelein covid apa nggak. Toh ujungnya semua akan mati? Itu kan mau mu? Semoga sehat selalu, teruntuk netizen.

Tenang, manusia cuma numpang hidup di dunia ini. Besok saya atau kamu, bisa saja mati. God Bless You," kata dr Tirta.

Pasien harus Jujur

Influencer muda, dr. Tirta Mandira Hudhi meminta semua masyarakat ataupun pasien untuk jujur yang berkaitan dengan Virus Corona.

Menurut dr. Tirta, kejujuran menjadi kunci utama dalam penanganan Virus Corona.

Hal tersebut disampaikan oleh dr Tirta ketika melakukan sosialisasi dan membagikan peralatan medis bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Dalam tayangan Youtube Ganjar Pranowo, Jumat (17/4/2020), dr. Tirta bahkan menyebut negara bisa hancur jika masyarakat tidak jujur saat dilakukan pemeriksaan.

Selain itu, dirinya mengimbau masyarakat untuk tetap mengikuti peraturan dari pemerintah, mulai dari tetap berada di rumah, melakukan physical distancing, menggunakan masker dan hingga menjaga kesehatan.

Dr. Tirta mengatakan dua hal yang bisa membantu pemerintah dalam mengatasi penyebaran Virus Corona, yakni kejujuran dan kedisiplinan, baik secara individu maupun kolektif.

"Jangan mudik, pakai masker, jaga kebersihan dan tolong jujur, kalau enggak negara ajur," ujar dr. Tirta.

"Buat teman-teman langsung dipatuhi, disiplin individu dan disiplin kolektif," imbuhnya.

Dirinya kemudian menyinggung soal kategori baru dalam Virus Corona, yakni orang tanpa gejala (OTG).

Kejujuran menjadi lebih penting lagi untuk orang positif Covid-19 tetapi tidak mempunyai gejala.

Hal tersebut tentu membutuhkan pengakuan yang jujur dari yang bersangkutan, mulai dari menyampaikan riwayat perjalanan maupun riwayat kontak.

"Menurut saya, kejujuran itu paling penting, karena hal yang paling bahaya dari Covid itu sebenarnya adalah OTG (orang tanpa gejala). Yaitu seseorang yang tidak mempunyai gejala tetapi terinfeksi Covid-19," kata dr. Tirta.

"Nah orang ini itu harus jujur, jujurnya simpel, punya riwayat kontak enggak, dari daerah red zone enggak?" sambungnya.

Lebih parahnya lagi, ketika orang tersebut sudah benar-benar menimbulkan gejala-gejala Covid-19, namun tetap diam, bahkan sampai berbohong.

Dampaknya tidak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan lebih luas, yakni bisa berakibat pada tetangga dan tenaga medis tentunya.

Dr. Tirta menjelaskan, seseorang yang ditetapkan sebagai OTG, ODP ataupun bahkan PDP hanya memerlukan untuk melakukan isolasi secara tepat.

Harapannya tidak perlu takut untuk mengakui hal tersebut, karena juga untuk kepentingan bersama.

"Kalau gejala sakit ngomong, keluarga sakit ngomong, Ini enggak akan diapa-apain," pintanya.

"Tetapi kalau kalian OTG dan sehat, ya kalian akan dikarantina di rumah, tapi diawasi oleh dokter-dokter dari puskesmas," sambungnya.

Lebih lanjut, dr Tirta merasa geram dengan masyarakat yang masih menyepelekan dan masa bodoh terhadap penyebaran Virus Corona.

Menurutnya, satu masyarakat dengan sifat seperti itu bisa merusak perlindungan yang telah dilakukan suatu desa atau suatu daerah.

"Jadi saran saya adalah kalau kalian tidak jujur, itu yang bahaya, satu sekitar kalian, dua tenaga medis," jelas dr. Tirta.

"Buat apa kita sudah pertahanan bagus, tetapi ada satu ketidakjujuruan itu bisa membuat sistem menjadi berantakan," pungkasnya.

Simak videonya:

Ganjar Pranowo Minta Kejujuran Pasien: Enggak Usah Paranoid
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menanggapi terjadinya lonjakan positif Virus Corona (Covid-19) yang cukup besar terhadap tenaga medis di Rumah Sakit Kariadi di Semarang, Jateng.

Berdasarkan informasi yang ia peroleh, Ganjar mengatakan ada pasien yang tidak jujur ketika ditanyai oleh tenaga medis soal riwayat perjalanan mereka.

Melihat kejadian tersebut Ganjar meminta agar pasien bisa jujur kepada tenaga medis.

Dikutip dari acara KOMPAS SIANG, Jumat (17/4/2020), awalnya Ganjar bercerita bahwa ada dua pasien yang saat itu diperkirakan positif Covid-19, dan tidak mengaku.

"Itu ada dua kluster, satu lagi menangani Ibu melahirkan, yang satu lagi menangani operasi," kata Ganjar.

"Kedua-duanya diperkirakan positif, memang ada pertanyaan, ada riwayat yang ditanyakan, saya lupa pasien yang mana," lanjutnya.

Ganjar mengatakan ketika tenaga medis RS Kariadi menanyakan soal riwayat perjalanan, pasien yang bersangkutan tidak mengaku bahwa dirinya pernah berpergian ke wilayah-wilayah rawan Covid-19.

Merasa pasien aman dari paparan Covid-19, Ganjar mengatakan para tenaga medis tidak memakai APD lengkap yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19.

"Maka mereka mengerjakan seperti biasanya dokter," katanya.

"Terus kemudian tertular."

Ganjar lalu meminta agar masyarakat yang berobat bisa jujur tentang kondisi kesehatan, dan apa saja yang mereka lakukan.

"Maka kejujuran dari pasien menjadi penting, dan sekarang kita tidak bisa abai, siapapun yang datang ke rumah sakit pasti ada potensi-potensi Covid-19," ujarnya.

Atas kejadian itu, Ganjar langsung meminta manajemen RS Kariadi untuk melakukan evaluasi penanganan pasien demi meningkatkan keamanan mereka.

"Saya memang meminta kepada Rumah Sakit Kariadi untuk melakukan review SOP-SOP, dan penataan ruang-ruang yang harus diperbaiki di sana, atau mungkin melengkapi jika diperlukan semacam APD, dan sebagainya agar mereka lebih nyaman bekerja," papar Ganjar.

Ganjar kembali menekankan apabila pasien tidak jujur maka yang terkena imbasnya adalah para tenaga medis.

"Maka sekali lagi, kejujuran dari pasien menjadi penting," katanya.

"Enggak apa-apa kok jujur, enggak usah takut, enggak usah paranoid, tapi sampaikan saja apa yang ada."

"Karena kalau kita bohong itu akan bisa mempengaruhi si dokternya," imbuhnya.

Ganjar lalu menggambarkan dirinya berobat karena terkilir, meskipun hanya terkilir tidak ada yang tahu apakah dirinya terpapar oleh Covid-19 atau tidak, maka dari itu perlu kejujuran saat ditanyakan riwayat perjalanannya.

Dikutip dari Tribun-video.com, Jumat (17/4/2020), puluhan tenaga medis yang positif Covid-19 tersebut saat ini tengah menjalani proses isolasi di Hotel Kesambi Hijau.

Salah satu tenaga medis mengakui kondisi mereka dalam keadaan sehat meskipun telah positif Covid-19.

Ia mengatakan dirinya, dan rekan-rekannya telah divonis positif Covid-19 sejak Rabu (8/4/2020).

"Kami saat ini sedang mengisolasi diri di tempat yang disiapkan RS Kariadi bekerja sama dengan Pemprov. Keadaan kami baik-baik. Mohon doa agar sampai tes kami negatif, kami selalu sehat," kata salah seorang pria dalam video itu.

Mereka juga terus mengajak agar masyarakat selalu semangat melawan Covid-19.

"Ayo jaga diri masing-masing, tetap sehat, ceria, positive thinking, bersama hadapi Covid-19. Ini harus dihadapi bersama," kata dia.

"Kondisi kami baik, hampir tidak ada keluhan. Pesan kami mohon hati-hati bisa jadi kita tertular dari orang di sekitar yang tidak kita ketahui dan bisa jadi kita tidak punya gejala sama sekali, tetapi positif Covid-19 seperti kami. Kita semuanya tetap semangat," tutur pria tersebut.

(TribunWow/Elfan Nugroho/Anung Malik)



Virus Corona Jerinx SID Doker Tirta Teori Kosnpirasi


Loading...