Ada Larangan Mudik, Pedagang Kecil di Jalur Pantura Menjerit

Ada Larangan Mudik, Pedagang Kecil di Jalur Pantura Menjerit
Pedagang oleh-oleh jalur Pantura. ©2016 Merdeka.com
Editor: Admin Hot News —Senin, 27 April 2020 14:55 WIB

Terasjabar.id –  Pemerintah resmi melarang pelaksanaan mudik hari raya Idul Fitri 1444 Hijriyah, sejak Jumat (24/4). Keputusan ini diambil sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona atau covid-19 di Tanah Air yang kian masif.

Kendati demikian, aturan larangan mudik juga ikut memutus pendapatan harian pedagang musiman yang kerap muncul saat pelaksanaan mudik lebaran berlangsung di jalur mudik pantai utara Jawa (Pantura) wilayah Kabupaten Cirebon. Lantaran jumlah pemudik yang sepi melintasi jalur favorit menuju sejumlah daerah di provinsi Jawa Tengah dan seterusnya.

"Ya mudik ini kan musimnya kita mencari rezeki. Kalau dilarang, otomatis pendapatan kita hilang, terus mau makan apa?," kata Sarmini seorang pedagang musiman saat dikonfirmasi, Senin (27/4).

Dia mengatakan, sebagai pedagang musiman yang hanya menyediakan berbagai makanan sederhana seperti, mie intan, roti, aneka gorengan dan minuman ringan, mudik lebaran merupakan momen emas untuk meraup rupiah. Sebab banyak kaum urban yang melakukan perjalanan jauh menuju kampung halaman akan memanfaatkan warung musiman sebagai tempat beristirahat untuk mengembalikan energi tubuh yang terkuras.

Tentunya perputaran uang di bisnis ini sangat menjanjikan. Bahkan dalam sehari Sarmini bisa mengantongi omzet minimal Rp 700.000 dan akan semakin meningkat saat mendekati puncak musim mudik lebaran yang bisa mencapai Rp 2.000.000.

"Sekarang boro-boro kita untung. Cari Rp100 ribu juga susahnya setengah mati," imbuh dia.


Pemasukan dari Warga Lokal

Sarmini kini hanya mengandalkan pemasukan dari warga lokal yang melintas di jalur pantura untuk menutupi modal sewa tempat usaha yang harus dibayarkan ke pemilik tanah sebesar Rp2.000.000 per bulan.

Lebih jauh ia menyebutkan jika kondisi ini terus berlanjut sampai tujuh hari ke depan, dapat dipastikan usahanya akan gulung tikar. Musababnya pemasukan harian tak mampu lagi menutupi biaya hidup keluarganya yang kian membengkak.

Oleh karenanya uluran bantuan pemerintah sangat diperlukan bagi pedagang musiman yang mayoritas berprofesi sebagai pekerja harian lepas ditengah kesulitan ekonomi akibat wabah virus corona. "Ya sekarang kita ga ada pendapatan, BLT maupun sembako pun belum diterima," keluh dia. [azz]


(Merdeka.com)

Ada Larangan Mudik Pedagang Kecil di Jalur Pantura Menjerit Virus corona


Loading...