2.103 Peserta Rapid Test Covid-19 di Jabar yang hasilnya Reaktif Segera Jalani Tes PCR

2.103 Peserta Rapid Test Covid-19 di Jabar yang hasilnya Reaktif Segera Jalani Tes PCR
Tribunjabar.id
Editor: Malda Teras Health —Senin, 27 April 2020 13:22 WIB

Terasjabar.id - Rapid Diagnostic Test (RDT) atau tes masif Covid-19 di Jawa Barat terus digencarkan baik di daerah yang memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang merupakan zona merah, maupun yang berstatus nol kasus positif Covid-19 atau zona hijau. Hal ini untuk memetakan dengan lebih luas pola penyebaran Covid-19 di Jabar.

Rapid Diagnostic Test atau tes diagnostik cepat sendiri merupakan tes yang digunakan sebagai skrining medis awal untuk mendeteksi Covid-19. Pada hasil RDT yang reaktif akan dilakukan pemeriksaan konfirmasi lebih lanjut dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR), untuk mengetahui positif tidaknya peserta tes tersebut.

Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar), Senin (27/4) pukul 11.43, di Jawa Barat telah dilakukan RDT kepada 86.902 orang. Hasilnya, 2.103 orang di antaranya atau sebanyak 2,42 persennya, dinyatakan reaktif atau berpotensi positif Covid-19. Karenanya, mereka yang hasilnya reaktif ini akan menjalani tes PCR sebagai lanjutan.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar yang juga Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Berli Hamdani, mengatakan rapid test masih berlangsung di lima wilayah Bodebek yang sudah menerapkan PSBB sejak 15 April 2020, dan juga di lima wilayah Bandung Raya yang akan menerapkan PSBB sejak 22 April 2020. Juga di kota kabupaten lainnya yang tidak melakukan PSBB.

Terkait potensi penambahan jumlah kasus positif Covid-19 di Jabar seiring dengan digelarnya tes cepat, menurut Berli, tenaga kesehatan yang ada di Jabar sudah siap mengantisipasi lonjakan jumlah kasus positif Covid-19. Begitupun penambahan jumlah rumah sakit rujukan Covid-19 yang awalnya 34 rumah sakit jadi 105 rumah sakit.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun sudah mengambil reagen untuk tes Covid-19, polymerase chain reaction (PCR), yang disediakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tingkat nasional. Pengambilan reagen ini dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (25/4) malam.

Reagen PCR dari pemerintah pusat ini didatangkan dari Korea Selatan dan Cina. Jawa Barat sendiri mendapatkan kuota pembagian 21.000 reagen yang bisa digunakan untuk menambah kapasitas Laboratorium Kesehatan Daerah Pemprov Jabar (Labkesda).

Berli Hamdani mengatakan pihaknya langsung melakukan jemput bola mengingat saat ini di UPTD Labkesda Jawa Barat terjadi peningkatan jumlah sampel yang mengantre untuk diuji.

“Ada antrean cukup panjang di Labkesda, kami sejak pekan lalu sudah mengirimkan surat permohonan pada Kemenkes untuk menambah kapasitas,” katanya melalui ponsel, Minggu (26/4).

Berli mengatakan peningkatan kapasitas dan fasilitas Labkesda Jabar sangat penting sebagai salah satu sumber data penentu diagnostik yang secara akurat dan tepat untuk menentukan positif atau tidaknya seorang pasien.

Kemudian langkah selanjutnya dapat menentukan ruang isolasi, tindak lanjut terapi, sampai memetakan peneluran sebaran Covid-19. Semuanya berawal dari hasil PCR.

“Untuk Labkesda Jabar termasuk Unpad Jatinangor, RSHS dan Poltekes kebutuhan reagen PCR 5.000 unit dan reagen RNA 5.000 unit,” katanya.

Total kebutuhan sementara 19 Laboratorium dan RSUD akan dua alat ini menurut Berli mencapai 20.000 unit. Rencananya dua fasilitas ini akan disebar ke laboratorium di Bogor, Subang, Cirebon, Depok dan Bandung Barat.

Sebelumnya melalui siaran pers, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengapresiasi para pimpinan daerah yang bersemangat melakukan tes polymerase chain reaction (PCR) bagi warganya dengan menjemput reagen PCR itu ke Jakarta.

"Kami bersyukur hari Sabtu mendapatkan sekitar 400 ribu (reagen) tes PCR dari Tiongkok. Namun yang lebih menggembirakan, pimpinan daerah tidak hanya menunggu, tetapi berlomba untuk ikut menjemput sendiri reagen PCR itu di Bandar Udara Soekarno-Hatta," ujar Doni.

​​​​Ketua Gugus Tugas menyatakan pihaknya sebenarnya sudah mempersiapkan jalur distribusi untuk mengirim reagen PCR yang baru datang ke daerah-daerah. Namun banyak daerah yang tidak sabar menunggu pengiriman karena sudah kehabisan reagen PCR dan memilih untuk mengambil sendiri di Jakarta.

Gugus Tugas sudah membagi stok reagen PCR itu ke 22 provinsi agar bisa digunakan di 51 laboratorium. Di antaranya DKI Jakarta mendapatkan bagian terbanyak yaitu 52.000 reagen PCR. Sementara Jawa Tengah mendapatkan 50.000 reagen, Jawa Timur 41.000 reagen, DI Yogyakarta 25.000 reagen, Jawa Barat 21.000 reagen dan Banten 10.000 reagen PCR.

Secara keseluruhan selama sepekan ini, Indonesia sudah mendapatkan reagen PCR sebanyak 479.500 unit. Reagen PCR ini didatangkan dari Korea Selatan dan Tiongkok.

Ada tiga jenis peralatan uji sampel Covid-19 yang tiba di Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, tersebut. Seperangkat peralatan yang digunakan untuk menguji sampel tersebut berupa kit Viral RNA Isolation, kit Multiplex Real-time PCR, dan viral transport medium.

Ketiga komponen tersebut sangat membantu untuk mengidentifikasi secara cepat kasus Covid -19. Ketiga komponen tersebut memiliki kegunaan yang saling berkaitan. Kit Viral RNA Isolation merupakan kit ekstraksi RNA. Alat ini digunakan untuk membuat RNA virus dapat diamplifikasi.

Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction atau reagen RT-PCR digunakan untuk mengetahui adanya virus SARS-CoV-2 pada sampel yang diambil dari pasien. Peralatan ketiga yakni Viral Transport Medium sebagai media pemindahan sampel setelah dilakukan swab. Swab merupakan sampel lendir atau dahak yang diambil dari hidung atau tenggorokan.

Pengadaan kit RT-PCR ini diharapkan untuk mencapai target pengujian sampel swab sebanyak 10.000 per hari.

Pemerintah Republik Korea Selatan sebelumnya mendonasikan alat uji RT-PCR yang mampu memeriksa 32.200 kasus dalam penanganan Covid-19.

Data uji PCR per 25 April 2020 mencatat jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 67,828 spesimen. Jumlah tersebut merupakan spesimen yang diperiksa terhitung sejak 1 April 2020. Dari jumlah tersebut, satu kasus dapat dilakukan lebih dari satu kali pengambilan sampel dengan lebih dari satu jenis spesimen.

(Tribunjabar.id)


Virus Corona PSBB jabar Reaktif Tes PCR Jawa Barat


Loading...