Cerita Wahyu, Perawat yang Donasikan Gajinya untuk Orang Terdampak Virus Corona

Cerita Wahyu, Perawat yang Donasikan Gajinya untuk Orang Terdampak Virus Corona
ISTIMEWA Elisabet Wahyu Ajar Wulan
Editor: Malda Hot News —Senin, 27 April 2020 09:03 WIB

Terasjabar.id - Elisabet Wahyu Ajar Wulan (28) adalah seorang perawat yang sangat riskan terpapar virus corona. Meski begitu, dia melakukan hal lain yang sangat menyentuh hati yaitu menyumbangkan gaji sebulan untuk warga terdampak virus corona atau Covid-19 di Magelang, Jawa Tengah.

Perempuan asal Dusun Bulu, Desa Podosoko, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, itu bekerja IGD RS Panti Rapih Yogyakarta.

Meski berada di garis depan penanganan corona, namun ia merasa ada yang tidak seberuntung dia.

Mereka adalah para pekerja yang dirumahkan, bahkan di-PHK oleh perusahaan sebagai imbas pandemi corona.

Ia pun memutuskan untuk memberikan gajinya bulan April 2020 untuk setidaknya meringankan beban mereka. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia mengaku masih memiliki tabungan.

“Saya lihat banyak yang kehilangan pekerjaannya karena di-PHK atau dirumahkan dan masih banyak lagi yang lain. Untuk itu, saya tergerak membantu sesama terkait dampak dari pandemi ini,” ujar Wahyu, Minggu (26/4/2020).

Lebih lanjut, keinginannya berdonasi juga terinspirasi dari seorang kawannya bernama Ismanto yang rela menukar karya-karya seninya dengan bahan pangan, untuk kemudian disumbangkan kepada warga terdampak pandemi.

Sumbangan Wahyu pun disalurkan melalui sanggar Gandhung Mlati Magelang, milik kawannya itu.

Wahyu menceritakan, saat pandemi ini, mereka yang bertugas di bagian instalasi gawat darurat (IGD) setiap hari dirundung khawatir karena harus menangani pasien langsung. Meskipun saat bekerja mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap, namun Wahyu merasakan cemas selalu ada.

Kecemasan itu bukan tanpa alasan, sebab selain virus yang bisa saja menginfeksi dirinya tapi juga orang lain yang ia temui. Belum lagi stigma sebagian masyarakat terhadap tenaga kesehatan saat ini.

Seusai bertugas, Wahyu tidak bisa langsung pulang ke ke indekosnya di Yogyakarta. Ia harus mandi dan mencuci semua pakaiannya di laundry rumah sakit.

Setelah semua beres, ia baru bisa pulang ke indekos. Beruntung ia memiliki teman di indekos yang mendukungnya.

“Saya mengedukasi teman-teman kos. Saya dalam bekerja memakai APD lengkap, setelah selesai bekerja mandi rumah sakit, pakaian langsung di-laundry. Setelah bersih semua baru pulang ke kos. Teman-teman di kos mendukung saya,” ujar alumni Stikes ST Elisabeth Semarang, itu.

Menjadi perawat sejak 2016 memang sudah menjadi cita-citanya. Wahyu ingin bisa mengedukasi masyarakat terkait kesehatan dan pola hidup sehat. Apalagi, di sekitar tempat tinggalnya tenaga kesehatan masih sedikit. (Tribunjabar.id)




Virus Corona Perawat Wahyu Magelang


Loading...