Minta Warga Jaga Kebersihan, Pemerintah Ingatkan Bahaya Infeksi Covid-19 Ditambah DBD

Minta Warga Jaga Kebersihan, Pemerintah Ingatkan Bahaya Infeksi Covid-19 Ditambah DBD
Metro Tempo
Editor: Malda Teras Health —Sabtu, 18 April 2020 10:07 WIB

Terasjabar.id - Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto meminta masyarakat untuk tidak hanya mewaspadai penyebaran virus corona, melainkan juga penularan demam berdarah dengue (DBD).

Achmad Yurianto mengatakan pada musim pancaroba seperti saat ini, tingkat penularan DBD mengalami peningkatan.

Hal ini disampaikan oleh Yurianto dalam konferensi pers di Gedung BNPD, Jumat (17/4/2020) yang tayang di kanal YouTube KompasTV.

Maka dari itu, tetap berada di rumah menjadi keputusan terbaik untuk mencegah penularan virus corona maupun DBD.

"Kita harus mewaspadai pada pola-pola pancaroba seperti saat ini, secara klasikal kita bisa mendapatkan gambaran peningkatan pasien demam berdarah," ujar Achmad Yurianto.

"Oleh karena itu inilah saat yang paling baik bagi kita untuk tetap bersama di rumah," sambungnya.

Dengan berada di rumah, maka bisa mempunyai waktu yang bisa digunakan untuk memberantas sarang nyamuk dan juga membasmi jentik-jentiknya.

"Bersama keluarga kita lakukan pemberantasan sarang nyamuk, pemantauan jentik di rumah kita, kata Yurianto.

"Bersama keluarga kita jaga kebersihan."

Yurianto kemudian mengingatkan supaya masyarakat tidak terserang dua penyakit mematikan tersebut secara bersamaan.

Jika hal tersebut terjadi maka otomatis akan lebih menyulitkan dalam penyembuhannya.

Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan tingkat kematian akan semakin tinggi,

"Karena kita pahami, infeksi demam berdarah dan infeksi Covid-19 apabila terjadi persamaan ini akan menyulitkan kita," jelas Yurianto.

"Akan menambah jumlah kesakitan dan tidak menutup akan meningkatkan jumlah kematian," ungkapnya.

Oleh karenanya, Yurianto mengingatkan betapa pentingnya dengan tetap berada di rumah untuk menghindarkan dari dua penyakit tersebut.

"Oleh karena itu ini yang menjadi penting untuk kita pahami" harapnya.

"Mari berada di rumah, bukan hanya untuk menghindari penularan Covid-19, tetapi berada di rumah juga sekaligus untuk membasmi, memberantas sarang nyamuk, karena kita akan berhadapan dengan infeksi yang lain," pungkasnya.

Di Jakarta Selatan 5.000 orang di PHK

Suku Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta Selatan mencatat lebih dari 5.000 orang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) selama pandemi virus corona ( Covid-19).

Di samping itu, terdapat sekitar 25 ribu pekerja yang dirumahkan oleh perusahaan.

"Data terakhir yang kena PHK ada 5.410 pekerja, kemudian yang dirumahkan ada 25.112 orang," kata Kepala Suku Dinas Nakertrans Jakarta Selatan Sudrajat saat dihubungi, Jumat (17/4/2020).

Sudrajat menerangkan, total pekerja di wilayah Jakarta Selatan mencapai 277.713 orang.

Artinya, lanjut dia, ada dua persen dari total pekerja di Jakarta Selatan yang terkena PHK.

Data tersebut, jelas Sudrajat, juga sudah disampaikan kepada sejumlah serikat pekerja.

Ia pun berharap orang-orang yang terkena PHK dapat memanfaatkan kartu prakerja.

"Jadi nanti bisa sebagai semacam jaring pengaman juga kan untuk mereka," ujar dia.

(Tribunjakarta.com)


Virus Corona Infeksi Covid DBD


Loading...