Curhat ke Airin Minta Solusi, Ojek Pangkalan Ini Tepaksa Narik Hari Pertama PSBB Tangerang Selatan

Curhat ke Airin Minta Solusi, Ojek Pangkalan Ini Tepaksa Narik Hari Pertama PSBB Tangerang Selatan
Istimewa/Dokumentasi Pemkot Tangerang Selatan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany saat meninjau posko PSBB di Serpong Utara, Jumat (17/4/2010).
Editor: Malda Hot News —Sabtu, 18 April 2020 09:07 WIB

Terasjabar.id - Awang (49) dan Murta (63), masih mengenakan jaket dan masker melingkar di lehernya.

Berdiri di depan posko pengawasan atau check point Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), matanya menghadap ke persimpangan menunggu penumpang.

Pemandangan itu terlihat di persimpangan Viktor, Jalan Raya Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), tengah malam, tepat pukul 00.01 WIB Sabtu (18/4/2020), saat detik pertama PSBB diberlakukan.

Dua pria paruh baya itu merupakan pengemudi ojek pangkalan atau yang karib disebut tukang ojek.

Ironi, saat PSBB yang melarang pengguna sepeda motor mengangkut penumpang, Awang dan Murta bahkan mencari sewa sampai tengah malam.

Bukan tak mau menurut aturan, Awang dan Murta harus mencari nafkah buat keluarganya yang pada masa pandemi Covid-19 sebulan belakangan semakin sulit.

Murta mengatakan, pendapatannya sebagai tukang ojek yang biasa beroperasi sore sampai tengah malam, hanya Rp 70 ribu per hari pada situasi normal.

Saat ini, ia membawa pulang Rp 20 ribu saja sudah merasa beruntung.

"Biasanya Rp 70 ribu saja dapet. Kalau lagi kaya gini Rp 20 ribu saja sulit," ujar Murta.

Sebagai tambahan, Murta juga ikut menjadi petugas parkir atau Pak Ogah, dan baru kebagian jatah waktu pukul 03.00 WIB subuh.

"Paling kalau rokok, gope gope aja dapet dari markir. Jam tiga malam saya baru kebagian markir makanya saya pulang jam lima terus pulang pagi," tambahnya.

Belum lagi persaingan dengan ojek daring. Murta mengatakan, dari jam 17.00 WIB, sampai tengah malam ia belum dapat penumpang.

Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany saat meninjau posko PSBB di Serpong Utara, Jumat (17/4/2010).
Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany saat meninjau posko PSBB di Serpong Utara, Jumat (17/4/2010). (Istimewa/Dokumentasi Pemkot Tangerang Selatan)

"Iya, ini saya dari siang belum narik, dari jam 5 (sore)," ujarnya.

Murta menggelengkan kepala saat ditanya nasibnya 14 hari ke depan selama pemberlakuan PSBB.

Jika ojek daring masih bisa mengantar orderan makanan atau mengantar barang, maka ojek pangkalan habis langkah.

"Saya juga bingung. Bingungnya mau makan apa. 14 hari ini saya enggak boleh narik sewa, saya cuma ngojek aja," ujarnya.

Satu jam sebelumnya, mereka baru saja bertemu langsung dengan Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany yang hendak meninjau posko PSBB.

Awang lebih banyak ambil bagian saat Airin menyapa mereka.

Awang mengungkapkan kekhawatirannya jika tidak boleh bekerja sebagai tukang ojek.

Bak sudah jatuh tertimpa tangga, aturan PSBB semakin membuat ojek pangkalan terpuruk.

Sudah penghasilan menurun, kini dilarang "ngojek".

"Saya balik nanya, kalau ojek pangkalan solusinya kaya gimana Bu, tolong carikan solusinya. Bu Airin juga bingung, solusinya gimana belum kepikiran," ujar Awang mencerikatan percakapannya dengan Finalis Putri Indonesia 1996 itu.

Airin tak bisa memberi solusi cepat mendengar curhatan Awang.

Ia malah meminta nomor ponsel Awang, yang tanpa jelas memberitahukan tujuannya.

"Kalau ojek pangkalan kalau enggak bisa narik kasih solusinya. Akhirnya minta nomer telfon saya," ujarnya.

Awang berharap para ojek pangkalan bisa mendapat santunan.

Ia melihat banyak kegiatan sosial yang menyasar ojek daring, sehingga membuatnya berharap.

"Ya pengennya dicariin solusinya, kalau ojol kan pumnya santunan, saya sih lihat di TV. Kalau ojek pangkalan ya dapet juga lah. Misalnya setiap pangkalan di cek, berapa yang aktif begitu," harapnya.

(tribunjakarta.com)


Virus Corona Airin Solusi Ojek Pangkalan PSBB Tangerang Selatan


Loading...