10 Pemuda Diciduk Saat Nongkrong di Warung Kopi, Wawali Kota Bekasi: Masih Banyak yang Keluar Rumah
Terasjabar.id - Pemerintah Kota Bekasi telah menerapakan, pembatasan sosial kepada warganya dengan melakukan tindakan tegas bagi mereka yang kedapatan nongkrong-nongkrong tanpa ada kepentingan mendesak.
Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, mengatakan, sejak semalam pihaknya bersama unsur kepolisian dan TNI telah melakukan penyisiran ke beberapa tempat guna melakukan sosialisasi sekaligus menindak tegas warga yang masih nekat nongkrong.
Dalam patroli tersebut, polisi mengamankan 10 pemuda yang kedapatan sedang nongkrong di sebuah warung kopi di wilayah Bekasi Timur, kesepuluhnya dibawa ke rumah singgah untuk dibina agar tetap berada di dumah selama pandemi corona.
“Kita lihat banyak masyarakat yang masih nekat keluar rumah dan nongkrong-nongkrong. Untuk itu, kita tindak warga yang masih bandel, dibawa ke polres dan rumah singgah PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) di padurenan yang dekat kuburan,” kata Tri saat dikonfirmasi, Senin, (6/4/2020).
Pemberlakuan tindakan tegas ini, tidak hanya menyasar remaja maupun dewasa, warga yang statusnya pelajar juga akan dilakikan tindakan tegas berupa pemanggilan orangtua untuk selanjutnya dihubungi pihak sekolah.
"Sebab selama masa 'school from home', anak-anak harus tetap berada di rumah. Kebijakan tersebut merupakan kesepakatan hasil koordinasi dengan kepolisian dan TNI," ungkap Tri.
Sepanjang penyisiran, Tri dan unsur Kepolisian serta TNI juga menyambangi tempat-tempat makan pinggir jalan maupun restoran. Di sana, warga dan pemilik tempat makan dihimbau agar tidak makan ditempat.
"Kepada para pemilik usaha makanan, tolong mulai sekarang tidak melayani makan di tempat. Usaha boleh jalan terus tapi makanannya diantarkan atau pembeli sekadar bungkus dan makan di rumah masing-masing," ucapnya.
Sementara itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, mengatakak, pemberlakuan tindakak tegas ini dilakukan semata untuk menelan penyerangan corona di wilayahnya.
"Jadi ada orang yang ngumpul diangkut, bahkan kita sudah menyiapkan, kalau nanti ada yang bandel kita taruh di rumah singgah kita di Pedurenan," tegas dia.
Dia mengimbau warga agar dapat menahan diri, jangan melakukan kebiasaan yang selama ini dilakukan sebelum terjadi pandemi Covid-19.
"Ya klau dalam kondisi kaya gini sudahlah jangan gerombol-gerombol, kalau malam-malam masih ngumpulin banyak orang terus pedagang juga ini, kan sekarang mini market saja bukanya cuma sampai jam 9 malam," terangnya.
(Tribunjakarta.com)