Prabumulih Zona Merah Covid-19: Walikota Tolak Liburkan Sekolah, Begini Akhirnya

Prabumulih Zona Merah Covid-19: Walikota Tolak Liburkan Sekolah, Begini Akhirnya
Tribunnews.com
Editor: Malda Teras Health —Minggu, 5 April 2020 11:15 WIB

Terasjabar.id - Walau berstatus zona merah penyebaran virus corona atua Covid-19, Wali Kota Prabumulih ngotot tidak menerapkan libur.

Dikutip dari Tribunnews, Wali Kota Prabumulih Ridhyo Yahya mengatakan tidak ada jaminan meliburkan siswa dari sekolah menjamin menghentikan penyebaran virus corona.

Ridho Yahya juga juga tak setuju dengan imbauan tak berabat tangan. Simak selengkapnya:

1. Zona merah

Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, saat ini telah menjadi salah satu zona merah penyebaran virus corona atau Covid-19. Hingga saat ini, Jumat (3/4/2020), sudah 4 orang terjangkit Covid-19.

Keempat orang yang positif terpapar virus corona tersebut adalah, pasien 02, laki-laki berusia 54 tahun yang meninggal pada Senin pekan lalu.

Sementara, tiga pasien lainnya yakni pasien 09, perempuan berusia 42 tahun. Kemudian, pasien 10, laki-laki berusia 62 tahun dan pasien 11 berusia 60 tahun yang merupakan keluarga dari pasien 02.

"Setiap ada transmisi lokal, berarti masuk zona merah," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumatera Selatan Yuwono, Jumat (3/4/2020).

Sejauh ini, Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumatera Selatan sedang berupaya untuk melakukan tracing terhadap pasien yang positif terpapar virus corona.

Selain itu, dengan adanya Balai Besar Laboratorium Kementerian Kesehatan (BBLK) Palembang untuk pemeriksaan sampel, proses tracing semakin cepat. Sebab, tak lagi harus menunggu hasil dari Balitbangkes Jakarta.

"Semakin cepat Sumsel ketemu yang positif, semakin cepat kita bisa lokalisir dan petugas kesehatan akan lebih efektif, hanya fokus pada yang high risk. Media bisa terus menggaungkan kewaspadaan yang lebih pada zona merah," kata Yuwono.

Sebelumnya, ada dua pasien positif corona yang meninggal dunia. Keduanya adalah pasien 01, laki-laki berumur 53 asal Palembang.

Kemudian, pasien 02 berusia 54 tahun asal Prabumulih. Pasien 01 memiliki riwayat ke daerah terjangkit corona. Sedangkan, pasien 02 sempat melakukan kunjungan kerja ke Batam.

2. Bertambah jadi 12 orang

Jumlah pasien yang positif terjangkit virus corona atau Covid-19 di Sumatera Selatan, kini bertambah menjadi 12 orang, Jumat (3/4/2020). Sebelumnya, pada Kamis kemarin, jumlah pasien positif sebanyak 11 orang.

Namun, setelah dilakukan uji sampel di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang, satu orang kembali dinyatakan positif corona dan ditetapkan sebagai pasien ke-12.

"Konfirmasi baru kasus pasien positif 012 berusia 52 tahun, berjenis kelamin perempuan, warga Palembang," kata juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumatera Selatan Nur Purwoko dalam konferensi pers melalui siaran langsung, Jumat.

Sementara itu, Yusri yang juga salah satu juru bicara mengatakan, pasien 012 tersebut mempunyai riwayat perjalanan ke Jakarta. Pasien 012 tersebut merupakan keluarga dari pasien 01 yang meninggal dunia pada Senin pekan lalu.

Keduanya sempat pergi ke Jakarta dan kembali ke Palembang. Pasien 012 saat ini telah dibawa ke Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang untuk menjalani perawatan di ruang iolasi.

"Palembang sampai saat ini masih aman, belum zona merah, karena tidak ada kasus transmisi lokal," ucap Yusri.

3. Walikota tolak liburkan sekolah

Belakangan ini viral video Wali Kota Prabumulih, Ridho Yahya, di media sosial.

Video itu viral lantaran sang wali kota enggan meliburkan siswa di kotanya karena virus corona atau Covid-19.

Menurutnya, dengan meliburkan siswa, tak menjamin warganya tak akan terkena virus corona.

Tak hanya itu, ia juga tak setuju dengan imbauan tak berabat tangan.

Bahkan, ia dengan tenangnya mengajak para wartawan yang sedang wawancara untuk bersalaman.

Video itu diposting oleh akun @jr_kw19 Sabtu (4/4/2020) dan dikomentari oleh Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya.

Tampak pada video itu, Ridho Yahya mengenakan pakaian dinas sedang berbincang dengan wartawan.

"Tidak akan meliburkan siswa?," tanya seorang wartawan.

"Saya tanya, apa dengan melibukan, penelitian mengatakan libur sekolah corona penyakit tidak datang? Nggak ada kan?," kata dia.

Ia pun mengaku menunggu adanya penelitian yang menjelaskan korelasi antara libur sekolah dan virus corona.

"Coba ada penelitian, libur anak-anak sekolah penyakit berkurang, corona berkurang, ada gak?," kata dia lagi.

Ia juga mengimbau untuk tidak takut kepada penyakit.

"Penyakit itu bukan untuk ditakuti, penyakit untuk dihadapi, karena itu akan terjadi, hadapi, gak perlu kita takut," jelasnya lagi.

Untuk itu kata dia, dirinya akan mengumpulkan pegawai untuk menggelar doa bersama dan rapat.

"Kita rapat bukan cuma biar Prabumulih terhindar dari corona, terhindar dari seluruh berbagai macam penyakit, yang penting itu minta dengan Tuhan, bukan lari dari kenyataan," ungkapnya.

Ridho Yahya juga kembali menegaskan bahwa dengan meliburkan siswa tak menjamin wilayahnya bebas dari penyakit.

"Kalau ada jaminan libur lalu corona hilang, nah libur lah besok," tuturnya.

Tak hanya itu, ia juga tak percaya dengan imbauan menghindari salaman.

Ia malah menyalami beberapa wartawan yang ada di depannya.

"Tidak percaya itu, sepertinya ada kemerosotan kita kepada Allah SWT, tidak percaya," katanya.

Ia juga menyebut kalau adanya panic buying dikarenakan warga terlalu banyak menonton tv.

"Ini walikota mana yah?

Gak punya tv?

Gak punya kuota buat tau update berita terkini dunia?

Gak tau berita di Wuhan, Itali, Amerika, Jakarta? Jelasin ke dia ttg corona," tulis akun @jr_kw19.

Kemudian Yunarto Wijaya membalas Tweet tersebut dengan memberi tahu bahwa sosok di video itu adalah Wali Kota Prabumulih.

"Prabumulih..

Ridho Yahya...," tulisnya.

Akhirnya Diliburkan

Sementara itu, dilansir dari Sripoku.com, setelah sempat menjadi perbincangan dan viral tidak akan meliburkan pelajar, akhirnya Pemerintah Kota Prabumulih mengeluarkan edaran belajar di rumah bagi seluruh pelajar di kota nanas Prabumulih Sumsel Indonesia.

"Prabumulih ini bukan masuk zona merah tapi klafikasi ringan, tapi kita sebagai Walikota dipilih oleh rakyat tentu kita mendengar suara rakyat dan karena rakyat telah meminta serta banyak mendesak maka kita liburkan, meskipun Presiden hanya menghimbau dan menteri ada surat edaran tapi kita liburan karena banyak masyarakat mendesak," ungkap Wali Kota Prabumulih, Ridho Yahya kepada wartawan, Jumat (20/3/2020).

Ridho Yahya mengaku, pihaknya meliburkan pelajar mulai Jumat (20/3/2020) hingga seminggu kedepan dan selanjutnya akan melihat perkembangan apakah akan diperpanjang atau tidak.

"Kita akan lihat perkembangan kalau ada keputusan akan diperpanjang, maka akan kita perpanjang dan kalau tidak maka sekolah lagi," katanya.

Lebih lanjut adik Wakil Gubernur Sumsel H Mawardi Yahya itu menuturkan, pihaknya khawatir selama libur sekolah para pelajar tidak belajar namun hanya main-main padahal tidak lama lagi akan menghadapi ujian.

"Khawatir kita nilai anak-anak drop, sebetulnya itu perhitungan kita dan tidak ada kepentingan pribadi kita, semata-mata kita ingin anak belajar dan eksis sehingga nilai bagus begitu juga pegawai," lanjutnya.

Libur selama seminggu itu sendiri hanya berlaku bagi pelajar, sedangkan untuk para pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Prabumulih belum akan diliburkan.

"Karena di satu sisi pekerjaan menumpuk, di satu sisi nanti anggaran-anggaran ujungnya tidak selesai dan molor, padahal pak Presiden ketika pertemuan di sentul mengatakan kalau semua pekerjaan itu di Maret sudah selesai semua," tuturnya.

Wali Kota Prabumulih dua periode itu menjelaskan dirinya sendiri akan standby bekerja dan melayani serta menyelamatkan warga kota Prabumulih jika mengalami masalah.

"Saya sebagai walikota itu sama seperti nahkoda kapal, harus selalu didepan untuk rakyat Prabumulih, saya akan ads terus di pemkot Prabumulih dan tidak mungkin di belakang atau sembunyi. Apapun terjadi saya tetap didepan," bebernya.

Disinggung kenapa pegawai belum diliburkan, Ridho mengaku kalau pegawai diminta tetap bekerja agar pekerjaan tidak stop apalagi ruangan para pegawai telah disekat dan berbeda-beda.

"Untuk pegawai saya minta supaya pekerjaan tidak stop dijalan, kan beda-beda ruangan kepala dinas dan untuk kepala dinas, walikota dan wakil tetap dikantor karena jika ada berita butuh 1x24 jam kita bisa cepat bertindak juga, kita standby di kantor toh ruangan beda-beda," bebernya.

Ditanya mengenai Dinas Luar (DL) apakah dilarang, RidhoYahya mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan BPK apa kebijakannya apakah dilarang atau tidak.

"Kita akan tanyakan dulu misal DL ke daerah ringan misal bengkulu apakah boleh atau tidak ini masih jadi pertanyaan kita, kita perlu konsultasi juga ke Jakarta dan lainnya diperbolehkan atau tidak," tambahnya. (Kompas.com/Tribun Network)



Virus Corona Covid19 Prambulih Libur Sekolah


Loading...