Siswi SMK Diperkosa 7 Teman Sekolahnya, Pengakuan Pilu Korban: Saya Udah Teriak Gak Ada yang Dengar

Siswi SMK Diperkosa 7 Teman Sekolahnya, Pengakuan Pilu Korban: Saya Udah Teriak Gak Ada yang Dengar
Tribunmadura
Editor: Malda Hot News —Sabtu, 4 April 2020 08:52 WIB

Terasjabar.id - Bocah berusia 16 tahun mengalami kejadian nahas.

Ia menjadi korban pemerkosaan 7 kakak kelasnya di salah satu SMK di Deliserdang, Sumatera Utara.

Peristiwa nahas ini terjadi pada Desember 2019 hingga Januari 2020.

Bersama sang bunda berinisial N (45), D membuat laporan di Polresta Deliserdang, Selasa (31/3/2020).

Korban yang masih berusia 16 tahun ini kini mengalami trauma berat.

Saat diwawancarai di Polresta Deliserdang, D menceritakan krologi kejadian pahit tersebut.

Pertama kali D menjadi korban pemerkosaan pada bulan Desember 2019.

Lokasi pemerkosaan terjadi di area ruang praktik sekolah yang berada di kawasan Batang Kuis.

"Saya sempat disuruh satpam untuk ambil gelas kotor di ruang praktik. Tapi rupanya orang itu (pelaku) sudah ada di situ. Ada empat orang mereka," kata D kepada Tri bun-Medan.com, Selasa (31/3/2020).

Korban mengaku saat itu ditarik oleh pelaku.

Keempat kakak kelasnya itu pun langsung menidurkannya ke meja.

Ia sempat berteriak minta tolong, sayangnya saat itu tidak ada yang membantu.

"Sudah teriak juga minta tolong cuma enggak ada yang dengar. Yang lain (siswa) sudah pulang, memang lagi sepi,” turut D lirih.

“(Saya) sudah mau pulang sebenarnya cuma disuruh satpam ambilkan gelas di ruang praktik," imbuhnya.

Ruang praktik di sekolahnya itu disebut cukup besar dan terbagi dalam empat ruangan.

Di salah satu ruangan itu, D tidak bisa berbuat banyak.

Ia tidak bisa melawan kekuatan tenaga empat orang yang tengah dirasuki nafsu setan tersebut.

Usaha melawan sempat dilakukannya, namun sia-sia.

Ia menyebut, setelah kejadian itu para pelaku sempat mengancamnya.

Jika kasus itu diceritakan ke orang lain, maka para pelaku akan menyebar video-video dirinya.

Karena ancaman itulah, D tak berani buka suara.

Namun, keempat pelaku makin beringas.

Pelaku mengajak tiga orang lagi teman sekolahnya untuk memperkosa D.

Ketujuh kakak kelas D itu pun kemudian memperkosa korban di sebuah rumah kosong pada Januari 2020.

Ibunda korban tak terima

"Saya enggak terima anak saya diperlakukan seperti ini, Saya minta supaya pelaku dihukum seberat-beratna," kata N (45) usai membuat laporan di Polresta Deliserdang, Selasa (31/3/2020).

Mulanya, orangtua D tak mengetahui anaknya menjadi korban pemerkosaan para pemuda nekat itu.

Namun kasus ini terbongkar kala kakak korban mengecek ponsel D.

"Dia enggak pernah cerita sama kami, terbongkar itu karena kakaknya bongkar HP dia," kata ayah korban, MI.

MI mengungkap, kakak korban memergoki adanya pesan-pesan ancaman yang dilayangkan para pelaku di ponsel korban.

"Anakku ini enggak berani ngomong karena diancam kalau cerita akan disebarkan video-video dia," sambungnya.

MI sempat bercerita soal anaknya yang tak mau pergi ke sekolah.

Namun saat itu, MI hanya berpikir anaknya tak betah di sekolah sampai memutuskan pindah sekolah.

"Kami heran kenapa dia enggak mau sekolah lagi. Kami pikir karena sekolah itu tidak enak makannya mau pindah,"

"Tidak tahu kami dia diperlakukan seperti ini oleh kakak kelasnya," cerita ayah korban.

Ayah korban mengaku pernah mengantarkan langsung anaknya sampai ke depan gerbang sekolah sekitar sebulan yang lalu karena sang anak tak mau masuk.

Ayah korban marah

MI mengaku marah kala mengetahui sang anak menjadi korban pemerkosaan 7 pria kakak kelas D.

Siswi diperkosa 7 kakak kelasnya.
Siswi diperkosa 7 kakak kelasnya. (TribunMedan/Indra)

Bahkan jika tak ada hukum, MI menyebut sangat ingin melampiaskan kemarahannya kepada para pelaku.

"Saya ya kalau enggak ada hukum, sudah saya gantung itu kemaluan pelaku di leher saya,"

"HP-nya sudah hancur saya buat, namanya juga orangtua. Abangnya geram sama pelaku, cumakan ada hukum, biar hukum nanti yang menyelesaikannya," ucap MI.

MI menyebut bahwa D sempat menghilang selama 4 hari. Ia sempat melayangkan laporan ke kantor polisi.

"Sempat kami buat laporan kehilangan di Polsek Tanjung Morawa. Karena empat hari juga dia enggak ada di rumah. Kami cariin barulah dia pulang," ujar MI.

Pria yang bekerja sebagai pengawas proyek pembuatan taman ini menyebut, saat keluar dari rumah itu D itu tinggal di tempat temannya.

Namun kala pulang ke heran, MI heran mengapa sikap anaknya berubah jauh.

Selama ini anaknya itu punya cita-cita tinggi ingin menjadi seorang mekanik mesin.

"Dia memang perempuan tapi sekolahnya jurusan otomotif. Katanya memang dia yang perempuan di kelas. Cita-cita dia mau jadi mekanik ya cemana, itu mau dia ya kita turutin lah. Kita suruh masuk jurusan akuntansi kayak kakaknya dia enggak mau. Memang hobinya di situ ya cemana," kata MI.

Informasi yang dikumpulkan D sendiri merupakan siswi kelas X.

Sementara tujuh kakak kelasnya yang menjadi pelaku pemerkosaan duduk di bangku kelas XII.

Kasus pemerkosaan ini tengah ditangani Polresta Deliserdang.

Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP) nomor 155/III/2020/RESTA DS sudah dipegang oleh keluarga korban.

(TribunJakarta/TribunMedan)



Pemerkosaan DeliSerdang Sumatera Utara


Loading...