Lockdown Lokal di Kota Tegal Untuk Mencegah Virus Corona Hanya Bertahan Tiga Hari, Seluruh Beton yang Dipasang di Empat Jalur Utama Akhirnya Dibongkar

Lockdown Lokal di Kota Tegal Untuk Mencegah Virus Corona Hanya Bertahan Tiga Hari, Seluruh Beton yang Dipasang di Empat Jalur Utama Akhirnya Dibongkar
(iNews.id : Google)
Editor: Epenz Hot News —Jumat, 3 April 2020 07:22 WIB

Terasjabar.id – Lockdown lokal atau karantina wilayah yang diberlakukan Pemkot Tegal untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) hanya bertahan tiga hari sejak diterapkan, Senin (30/3/2020) lalu. Seluruh beton movable concrete barrier (MCB) yang dipasang di empat jalur utama akhirnya dibongkar, Kamis (2/4/2020) malam.

Keempat jalur yang semula ditutup beton yakni, Teuku Umar, Jenderal Sudirman, Sultan Agung, dan Jalan Perintis Kemerdekaan. Beton yang dipasang di keempat jalan tersebut sudah dibuka kembali. Pembatas beton seberat 2 ton satu per satu dibongkar dengan alat berat.

Tak hanya itu, seluruh lampu penerang jalan yang sebelumnya dipadamkan sejak diberlakukannya karantina wilayah kembali nyala. Aktivitas warga pun kembali bergeliat.

Lockdown atau karantina wilayah sebelumnya diterapkan Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono, Senin, 30 Maret 2020 lalu dengan menutup 35 titik jalan. Rencana semula, karantina wilayah itu berlangsung empat bulan 30 Maret hingga 30 Juli 2020.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Tegal Herviyanto, empat ruas jalan utama itu kembali dibuka setelah digelar rapat koordinasi dengan instansi terkait. “Pembukaan jalan ini atas perintah pimpinan,” ucapnya kepada media. 

Sebelumnya, Wali Kota Tegal Dedy Yon mengatakan, penutupan akses keluar masuk kota terpaksa dilakukan agar warganya terhindar dari penularan virus Covid-19.

“Saya hanya ingin warga perantauan atau pelancong yang akan masuk Kota Tegal terpantau kondisi kesehatannya dengan pemeriksaan intensif di satu pintu masuk,” katanya.

Penutupan akses masuk dan keluar Kota Tegal tersebut membuat aktivitas warga terganggu. Selain warga, sopir angkot juga resah pasalnya hingga kini belum ada kejelasan nasib mereka apakah akan mendapat kompensasi atau tidak.

“Ya, bingung jadinya kalau begini. Pendapatan nggak ada, saya dan keluarga mau makan apa,” kata sopir angkot Tegal-Slawi, Tarimin.

Tak hanya memikirkan nafkah harian untuk keluarga, Tarimin juga dipusingkan dengan setoran harian ke pemilik angkot. “Tidak ada penumpang ya tidak bisa menutup setoran harian,” ucapnya.

Isolasi Wilayah di Kota Tegal ini akan berlangsung selama empat bulan mulai 30 maret hingga 30 Juli 2020. Selain pembatasan akses masuk dan keluar kota, pemkot juga akan melakukan pemeriksaan kesehatan di terminal bus dan stasiun kereta api sesuai dengan protokol Covid-19.

Disadur dari iNews.id

Virus Corona Wabah Virus Corona Lockdown Local


Loading...