Imbauan Larangan Mudik Dilanggar, Presiden Jokowi: Perlu Langkah yang Lebih Tegas

Imbauan Larangan Mudik Dilanggar, Presiden Jokowi: Perlu Langkah yang Lebih Tegas
Liputan6.com
Editor: Malda Hot News —Senin, 30 Maret 2020 13:29 WIB

Terasjabar.id - Beberapa hari terakhir ramai pemudik ke tempat asal mereka.

Di Jawa Barat, kota yang ramai pemudik adalah Majalengka dan Sumedang.

Para pemudik ini rata-rata merantau di wilayah yang terjangkit virus corona seperti Bekasi, Jakarta dan Bogor.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Presiden Jokowi bahwa imbauan yang disampaikan Gubernur dan Kepala Daerah agar mencegah pergerakan orang untuk pulang kampung tidak cukup.

Menurut Jokowi, perlu ada langkah-langkah yang lebih tegas untuk membatasi perpindahan orang dari satu tempat ke tempat lain untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat rapat terbatas antisipasi mudik Lebaran melalui siaran langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Senin (30/3/2020).

"Saya melihat sudah ada imbauan dari tokoh-tokoh dan gubernur kepada perantau di Jabodetabek untuk tidak mudik, dan ini saya minta untuk diteruskan dan digencarkan lagi, tapi menurut saya imbauan seperti ini juga belum cukup. Perlu langkah yang lebih tegas untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 ini," kata Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan bagi para warga yang terlanjur mudik agar meminta kepala daerah setempat meningkatkan lagi pengawasannya.

Langkah itu penting untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

"Untuk warga terlanjur mudik saya minta gubernur, bupati dan wali kota meningkatkan pengawasannya, pengawasan di wilayah masing-masing sangat penting sekali," ucap Jokowi.

Diketahui, hingga Minggu (29/3/2020), total pasien positif terinfeksi virus corona sebanyak 1285 kasus, 114 meninggal duni dan 64 orang sembuh.

Minta Jaring Pengaman Sosial segera dilakukan

Jokowi juga meminta program social safety net atau program jaring pengaman sosial agar pelaksanaanya dipercepat.

Menurut Jokowi, banyak orang saat ini mudik lebih awal karena tidak memiliki penghasilan di ibu kota.

"Saya lihat arus mudik dipercepat bukan karena faktor budaya tapi terpaksa. Banyak pekerja informal di Jabodetabek terpaksa pulang kampung karena penghasilannya menurun sangat drastis atau bahkan hilang," kata Presiden dalam Rapat Terbatas Antisipasi Mudik Lebaran melalui telekonferensi, Senin (30/3/2020).

Mereka, menurut Jokowi, tidak memiliki penghasilan sejak Jakarta menerapkan kebijakan tanggap darurat yakni bekerja, belajar, serta beribadah dari rumah akibat Pandemi virus Corona.

"Karena itu saya minta percepatan program sosial safety net, jaring pengaman sosial yang memberikan perlindungan sosial di sektor informal dan para pekerja harian, maupun program insentif ekonomi bagi usaha mikro usaha kecil betul-betul segera dilaksanakan di lapangan. Sehingga para pekerja informal, buruh harian, asongan semua bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanya.

Jokowi menginstruksikan kepada para kepala daerah baik itu Gubernur, Bupati, dan walikota untuk meningkatkan pengawasan kepada para pemudik yang sudah terlanjur pulang kampung disaat pandemi Virus Corona.

Menurutnya, pengawasan sangat penting sekali agar pemudik tidak membahayakan kesehatan warga di wilayahnya itu. 

"Saya minta pada para Gubernur , bupati walikota untuk meningkatkan pengawasannya di wilayah masing masing. Pengawasan sangat penting sekali," kata Presiden.

Jokowi meminta kepala daerah melakukan penyaringan atau screening yang terukur kepada para pemudik yang terlanjur pulang kampung. 

Jangan sampai menurutnya screening tersebut dilakukan secara berlebihan.

"Saya juga peringatkan dilakukan secara terukur jangan sampai menimbulkan langkah langkah screening atau penyaringan yang berlebihan bagi para pemudik yang terlanjur pulang kampung," katanya.(Tribunjabar.id)



Jokowi Mudik Virus Corona


Loading...