Sempat Ditentang Keluarga, Begini Kisah Tim Medis Tangani Pasien Covid-19: Ini Tugas Negara

Sempat Ditentang Keluarga, Begini Kisah Tim Medis Tangani Pasien Covid-19: Ini Tugas Negara
Radar Bali
Editor: Malda Teras Health —Rabu, 25 Maret 2020 15:11 WIB

Terasjabar.id - Di tengah pandemi wabah virus corona, tim medis kini menjadi ujung tombak dalam memerangi virus Covid-19.

Sebagai garda terdepan, tim medis tentu menjadi orang-orang yang sangat rentan terpapar virus mematikan tersebut.

Memiliki resiko terinfeksi paling tinhhi, tugas sebagai tenaga kesehatan pun kerap menimbulkan kekhawatiran pada keluarga dari tim medis.

Satu diantaranya dialami Kepala Ruang Isolasi Nusa Indah RSUP Sanglah, Gusti Putu Rai Sumiari.

Menjadi garda terdepan menangani penyakit menular seperti corona bukan hal yang mudah bagi Gusti Putu Rai Sumiari atau yang akrab disapa Sumiari.

Selain menghadapi pasien Covid-19, Sumiari pun harus berhadapan dengan pertentangan keluarga.

Suami Sumiari sempat memintanya pindah tugas dari Ruang Nusa Indah RSUP Sanglah, tempat pasien-pasien Covid-19 dirawat.

Takut dan khawatir menjadi alasan terbesar keluarganya tak setuju.

"Semua keluarga takut, bahkan suami saya sempat meminta pindah dari Nusa Indah," kata dia.

Ruangan atau tempat isolasi pasien corona, di lantai 1, tower 7, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2020).
Ruangan atau tempat isolasi pasien corona, di lantai 1, tower 7, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2020). (TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat)

Cinta Pada Profesi

Jauh di sanubari Sumiari, petugas medis bukan sekadar pekerjaan.

Lebih dari itu, ia mengemban sebuah tugas negara.

Perlahan dengan kesabarannya, Sumiari menyampaikan pengertian tersebut kepada keluarganya.

"Ini adalah tugas negara dan kami mencintai profesi kami. Syukurlah keluarga mengerti," ungkap dia.

Sumiari juga menyampaikan, dirinya dibekali alat pelindung diri (APD) untuk mencegah penularan virus corona ketika menangani pasien.

Tenaga kesehatan pun diwajibkan mengganti semua pakaiannya dan mandi sebelum pulang ke rumah.

Kewajiban merawat

Petugas medis lainnya yakni dokter spesialis paru di ruang isolasi Nusa Indah, I Gede Ketut Sajinadiyasa, mengatakan, keluarganya juga merasa khawatir.

I Gede kemudian menjelaskan, merawat pasien sudah menjadi kewajibannya sebagai seorang dokter meski dengan segala risikonya.

"Dengan penjelasan-penjelasan bagaimana cara mencegah infeksi, menghindari infeksi, mereka bisa menerima kondisi seperti ini," kata dia.

Para petugas medis pun memberikan pesan bahwa tanggung jawab mengendalikan wabah bukan hanya pada tenaga medis, melainkan juga di tangan setiap orang, dengan cara menuruti aturan pemerintah untuk tidak keluar rumah. (TribunJakarta/Kompas.com)

Kisah Pasien Nyawanya Diselamatkan dr Handoko Gunawan

Sosok dr. Handoko Gunawan menjadi sorotan setelah andilnya dalam membantu menangani pasien virus corona terekspos.

Pasalnya, di usia 80 tahun, dr. Handoko Gunawan tetap semangat menangani pasien kasus Covid-19.

Melihat sosok dr. Handoko Gunawan, seorang pasien bernama Akbarry Noor pun mengurai ceritanya.

Akbarry Noor rupanya adalah salah seorang pasien yang pernah diselamatkan nyawanya oleh dr. Handoko Gunawan.

Diwartakan sebelumnya, dedikasi dr. Handoko Gunawan membuat khalayak kagum.

Kerja hingga pukul 03.00 WIB, dr. Handoko Gunawan tampak rela mendedikasikan hidupnya untuk menangani kasus virus corona.

Semangat dokter ini pun menjadi perbincangan para warganet di berbagai media sosial.

Para warganet memuji keberanian dr. Handoko Gunawan.

Misalnya seperti yang diposting akun Arip Budiman di media sosial Facebooknya.

"Pahlawan tanpa tanda jasa!!!

dr. Handoko Gunawan, Sp. P

Salah satu dokter yang menangani pasien virus covid 19 di Jakarta.

Dengan semangat dan jiwa nasionalis beliau terus berusaha dan berjuang untuk menyelamatkan pasien virus covid 19 di negeri ini.

Dalam usianya yang mendekati 80 tahun, beliau bekerja sampai jam 3 pagi.

Mari kita doakan supaya beliau tetap sehat agar bisa menolong pasien virus covid 19 di negeri ini.

Selamat berjuang pak dokter, doa dan dukungan seluruh rakyat negeri ini akan terus mengalir untuk Bapak

MERDEKA!!
#pahlawancovid19," tulisnya.

Dokter Handoko Gunawan
Dokter Handoko Gunawan (Kolase Tribun Bogor/Twitter/Tribunnews.com)

Tak hanya dedikasi dr. Handoko Gunawan yang menjadi viral.

Kabar soal kondisi kesehatan dr. Handoko Gunawan yang menurun pun menuai perhatian publik.

Namun dikutip TribunnewsBogor.com dari keluarga dr. Handoko Gunawan, kondisi sang dokter kini telah membaik.

Bak teringat kembali dengan kenangan lama, Akbarry Noor pun mengurai ceritanya.

Dikutip TribunnewsBogor.com dari laman Twitternya, kisah Akbarry Noor saat nyawanya diselamatkan dr. Handoko Gunawan menjadi viral di media sosial.

Diulas Akbarry Noor, ia pernah hampir meninggal karena penyakit TBC dan Pneumonia.

"Jadi waktu kelas 12 SMA, pas lagi mudik lebaran gua demam tinggi trus batuk parah gitu. Berhubung hari raya jadi cari dokter terbilang susah. Gua di opname di Surabaya 3 hari gt tapi ga sembuh.

Akhirnya ke jkt pindah rumah sakit, diagnosanya typhus, tp tetep ga kunjung baik. akhirnya pindah ke RS-nya si dr Handoko Gunawan

Pas ketemu dia, gua langsung rontgen dll. Dia pukul dada gua, trus kasih tau kalo yang ini bunyi yg ada cairan. yang ini ga ada cairan.

Penjelasan santai tapi gua paham. dan dia bilang kalo gua TBC dan Pneumonia. Intinya bunyi paru ada cairan dan enggak," cerita Akbarry Noor dikutip TribunnewsBogor.com, Kamis (19/3/2020).

Setelah didiagnosa menderita TBC dan Pneumonia, Akbarry Noor pun langsung ditangani dr. Handoko Gunawan.

Tanpa basa-basi, dr. Handoko Gunawan segera mengeluarkan cairan yang ada di paru-paru Akbarry Noor.

"Lanjut, abis itu karena Dada gua ada cairan. disuruh keluarin sama dia. Gua pikir lewat mulut gitu sambil dibatuk-in kaya keluarin dahak.

Ternyata disuruh buka baju. trus dr Handoko Gunawan ambil selang sama gelas taro di depan gua. Terus punggung gua dibolongin buat keluarin cairan. Dan dia sengaja kasih liat cairan paru2 yang disedot itu di depan mata gua. Gelasnya ukuran 1.5 liter," ungkap Akbarry Noor dalam twitnya.

 

Seolah ingin mengingatkan sang pasien, dr. Handoko Gunawan pun melayangkan guyonan kepada Akbarry Noor.

"Kamu bisa meninggal tauk, masa yang muda duluan. harusnya saya duluan tau *sambil senyum ngeledek," kenang Akbarry Noor seraya menirukan dr. Handoko Gunawan.

Ya, dr. Handoko Gunawan memang kerap melemparkan guyonan kepada semua pasiennya.

"Itu cara dr. Handoko bikin cair suasana. Sebulan lebih gua di rumah sakit. Dan rawat jalan plus minum obat selama 2 taun ga boleh putus
akhirnya gua sembuh. Dan ya, Dr Handoko Gunawan pernah nyelametin nyawa gua," tulis Akbarry Noor lagi.

Mengenang sosok dr. Handoko Gunawan, Akbarry Noor pun berujar bahwa sang dokter bisa dijadikan sebagai panutan untuk para dokter muda.

Menurut Akbarry Noor, dr. Handoko Gunawan memang pantas mendapat sorotan dan doa dari khalayak.

Tak cuma karena andilnya dalam menangani pasien virus corona, dr. Handoko Gunawan nyatanya telah menyelamatkan banyak nyawa selama hidupnya.

"Dia baik banget sih. Dia bisa dibilang sebagai panutan dokter generasi sekarang, yang masih muda. Bisa menyontoh dia. Sesantai dan setulus apa dia bekerja,"

"Menurut Aku memang dia pantas dapat perhatian lebih sekarang ini karena sudah banyak nyawa yang diselamatkan dokter Handoko," ungkap Akbarry Noor dilansir dari Kompas TV.

Terakhir, Akbarry Noor mengurai harapan dan doanya untuk dr. Handoko Gunawan.

Ia ingin agar dr. Handoko Gunawan bisa lekas pulih dan bisa kembali menyelamatkan banyak nyawa di muka bumi ini.

"Harapan aku untuk dokter Handoko, sehat selalu dok. Semoga makin banyak orang yang bisa dokter selametin," harap Akbarry Noor. (tribunbogor)

(Tribunjakarta.com)


Virus Corona Tim Medis Jakarta


Loading...