Setelah Kina, Jambu Biji Kini Digadang-gadang Sebagai Obat Virus Corona Menurut Peneliti UI dan IPB

Setelah Kina, Jambu Biji Kini Digadang-gadang Sebagai Obat Virus Corona Menurut Peneliti UI dan IPB
Buah Jambu Biji Merah /Pixabay
Editor: Admin Teras Health —Sabtu, 14 Maret 2020 11:15 WIB

Terasjabar.id -  Sebelumnya kina dianggap menjadi obat herbal alternatif untuk menyembuhkan pasien corona.

Kini sebuah studi mengatakan bahwa jambu biji menjadi kandidat potensial yang dapat digunakan untuk membuat obat dari virus corona.

Dikabarkan sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan bahwa menurut National Institute Of America telah melakukan penelitian di Wuhan, Tiongkok terhadap seratus orang pasien positif corona.

"Terakhir ada berita baik dari Jawa Barat itu menurut National Institut of Amerika dan di Wuhan, Cina itu ada seratus yang sembuh.

"Oleh obat yang namanya klorokuin fosfat itu bahasa lazimnya namanya kina," ujar Ridwan Kamil.

Sedangkan Jambu biji, berdasarkan hasil penelitian Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB), disebutkan bahwa buah tersebut mengandung senyawa kandidat potensial yang dapat digunakan untuk menciptakan vaksin dari virus corona.

"Komponen pada jambu biji ini cukup lengkap sebagai bahan ala yang bisa mencegah virus yang menginfeksi manusia," ujar Dekan Fakultas Kedokteran UI, Dr.dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH,MMB, dikutip dari laman Antara.

Pernyataan tersebut berdasarkan hasil skrining aktivitas terhadap ratusan protein dan senyawa herbal terkait dengan mekanisme kerja virus.

Dari situlah diperoleh beberapa golongan senyawa yang memiliki potensi untuk menghambat dan mencegah virus corona menginfeksi manusia.

Golongan senyawa tersebut antara lain adalah, hesperidin, rhamnetin, kaempferol, kuersetin dan myricetin.

Kandungan dari kelima senyawa terkandung dalam jambu biji dengan daging buah merah muda, kulit jeruk, dan daun kelor.

Hasil dari penelitian itu juga didukung oleh kajian-kajian terdahulu yang menunjukkan bahwa jambu biji dengan daging buah berwarna merah muda memiliki kandungan senyawa myricetin, kuersetin, luteolin, kaempferol dan hespiredin.

Penemuan senyawa kandidat potensial dari jambu biji, kulit jeruk dan daun kelor ini dilakukan oleh kerja sama antar peneliti multi disiplin UI dan IPB.

Namun, hasil dari penelitian tersebut masih sebatas komputasi belum masuk kedalam tingkat seluler, hewan dan manusia.

Hal tersebut dikarenakan belum adanya pengujian langsung terhadap sampel virus karena tidak adanya akses.

Saat ini, sampel virus berada di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI.

Masih perlu proses panjang dan penelitian yang lebih mendalam terkait pemanfaatan senyawa kandidat potensial dalam jambu biji yang dapat diformulasikan sebagai vaksin dari virus corona.

"Kita perlu penelitian lebih lanjur karena bahan alaminya berada di sekitar kita," tambahnya.

Ia juga menambahkan bahwa, disisi lain masyarakat dapat mengkonsumsi jambu biji sehari-hari yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Dosen Departemen Kimia Kedokteran Fakultas Kedokteran UI, Rafika Indah Paramita, M.Farm, Apt mengatakan bahwa penelitian yagng dilakukan oleh tim gabungan masihlah bersifat premilinary atau studi awal yang masih perlu dipelajari lebih lanjut.

"Hasil yang kami lakukan saat ini masih berupa prediksi. Tapi prediksi yang kami kerjakan ada dasarnya, ada proses penelitia nsecara ilmiah berbasis komputer," ujar Rafika.

Pihaknya juga berharap agar dapat diberi akses untuk mengambil sampel virus yang berada di Balitbangkes sehingga bisa melakukan penelitian lebih lanjut.

Rafika juga menekankan bahwa senyawa-senyawa kandidat potensial yang berasal dari bahan alam itu tidak bisa diklaimm sebagai obat atau untuk terapi pengobatan yang menyembukan pasien dari COVID-19.

Senyawa-senyawa itu merupakan kemungkinan untuk mencegah virus corona menginfeksi manusia dan menghambat replikasi atau pertumbuhan dan perkembangan di sel tubuh.



(Pikiran-rakyat.com)

Setelah Kina Jambu Biji Kini Digadang-gadang Sebagai Obat Virus Corona Menurut Peneliti UI dan IPB


Loading...