PENELITI Pernah Ungkap Potensi Gempa Besar Megathrust 8,7 di Sukabumi, Berdampak Tsunami dan Merusak

PENELITI Pernah Ungkap Potensi Gempa Besar Megathrust 8,7 di Sukabumi, Berdampak Tsunami dan Merusak
Tribun Jabar/Fauzi Noviandi Gedung sekolah yang rusak akibat gempa bumi magnitudo 5,0 di Kabupaten Sukabumi pada Selasa (10/3/2020). Foto diambil pada Kamis (12/3/2020).
Editor: Malda Hot News —Kamis, 12 Maret 2020 13:54 WIB

Terasjabar.id - Sukabumi berpotensi diguncang gempa dengan skala besar dan menyebabkan tsunami.

Hasil penelitian akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menyebutkan Sukabumi berpotensi diguncang gempa dengan kekuatan magnituo 8,7.

Warga pun diminta waspada dan mengetahui cara evakuasi (mitigasi) jika terjadi gempa bumi berskala besar.

Penelitian ini sudah disampiakan kepada masyarakat jauh sebelum terjadinya gempa bumi yang terjadi pada Selasa (10/3/2020), dengan magnitudo 5.

Meski besaran guncangan tidak sebesar potensi gempa yang dipaparkan peneliti ITB, Renza Furqon, efek kerusakannya cukup besar.

Pada hari ke-3 pascabencana gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,0 jumlah rumah rusak di Sukabumi, Jawa Barat masih terus bertambah.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi masih akan melakukan verifikasi dan validasi semua laporan kerusakan bangunan rumah yang diterima.

"Data yang masuk sekarang itu laporan dari kepala desa dan belum tetap, bisa berubah," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logiatik, BPBD Kabupaten Sukabumi, Maman Suherman kepada Kompas.com melalui whatsapp, Kamis (12/3/2020).

"Kami masih akan memverifikasi semua data yang sudah diterima. Data yang sudah ada ini sifatnya sementara dan sepertinya belum semua melaporkan," sambung dia.

Data sementara BPBD Kabupaten Sukabumi yang diterima Kompas.com Kamis (12/3/2020) menyebutkan rumah rusak berjumlah 465 unit meliputi rusak berat 60 unit, rusak sedang 150 unit dan rusak ringan sebanyak 255 unit.

Ratusan rumah rusak ini dihuni sebanyak 547 kepala keluarga (KK) yang berjumlah 1.032 jiwa.

Kerusakan rumah ini tersebar di enam kecamatan, yakni Kecamatan Kabandungan, Kalapanunggal, Parakansalak, Cidahu, Cikidang dan Warungkiara.

"Kecamatan Kalapanunggal merupakan daerah terdampak yang terbanyak melaporkan kerusakan," ujar Maman.

Sukabumi Rawah Gempa

Berada di daerah yang rawan diguncang gempa, masyarakat Sukabumi diimbau selalu waspada.

Sukabumi berpotensi terkena gempa bermagnituo 8,7.

Guncangan yang dirasakan bisa mencapai VIII hingga IX MMI.

Efek guncangan akan sangat merusak.

Potensi gempa bumi yang diprediksi mencapai magnitudo 8,7 ini dipicu dari sesar naik sangat besar (megathrust) yang berpusat di sepanjang lautan lepas Samudera Hindia.

Dampaknya juga bisa membangkitkan tsunami.

Hal itu disampaikan Peneliti Pusat Penelitian Mitigasi Bencana - ITB, Renza Furqon kepada Kompas.com di Sukabumi, Jumat (21/2/2020). '

'Untuk M 8,7 itu berdasarkan simulasi skenario terburuk yang kami ambil dari gempa terbesar yang pernah terjadi di Selatan Jawa,'' kata Renza, Jumat.

Peneliti ITB ini menyampaikan materi ''Potensi Ancaman Megathrust Selatan Jawa Barat dan Tsunami Kabupaten Sukabumi" pada Sosialisasi Pengurangan Risiko Bencana untuk Pengelola Wisata.

Kegiatan ini digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat dan BPBD Kabupaten Sukabumi di Resort Pangrango, Sukabumi, Jumat (21/2/2020).

Renza mengatakan, di Selatan Jawa ini pernah terjadi gempa besar, paling besar tercatat berkekuatan M 8,7.

Selain itu tercatat juga terjadi gempa berkekuatan M 8,4 lalu M 7,4 dan M 7,6. '

'Seperti gempa Pangandaran 2006 dengan M 7,8 dan gempa Tasikmalaya 2009 kekuatannya M 7,3,'' ucap dia.

Berpotensi picu tsunami 15 meter dan picu gempa sesar

Renza mengkhawatirkan dengan adanya potensi gempa M 8,7 yang dipicu megathrust di Samudera Hindia akan membangkitkan tsunami. '

'Ketinggian tsunami bisa mencapai 10 hingga 15 meter sedangkan rendamannya ke daratan bisa mencapai 2 kilometer,'' ujar dia.

Menurut Renza potensi megathrust di selatan Pulau Jawa memang diprediksi para peneliti bahwa ada segmen-segmen yang disebut seismic gap.

Segmen tersebut, katanya, belum ada pelepasan energi, baik dalam bentuk gempa maupun lainnya. '

'Sehingga kemungkinan untuk terjadinya potensi megathrust sangat tinggi di Selatan Jawa termasuk di Selat Sunda,'' ujar dia. '

'Maka dari itu, kita perlu waspada. Memang belum bisa diprediksi secara pasti tapi ada potensi,'' imbau Renza.

Terkait sesar Cimandiri, Renza menambahkan potensi gempa megathrust ini juga dapat memicu gempa sesar di darat yang sangat merusak. Karena ada hubungan antara sesar daratan yang menjorok ke laut dengan sesar lautan.

Karakteristik sesar Cimandiri ini merupakan sesar daratan. Ada penelitian lanjutan yang menerus ke lautan di Palabuhanratu.

Namun menerusnya berapa kilometer sudah digambarkan peneliti tapi belum dikonfirmasi secara jelas dalam publikasi.

"Sesar Cimandiri menyambung ke sesar Lembang ke sesar Baribis," kata dia.

Tsunami di Jawa Barat

Dalam paparannya, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Renza menuliskan gempa Tasikmalaya 2 September 2009 pukul 7.55 WIB berkekuatan M 7,3 mengakibatkan 81 orang meninggal dunia.

Juga tercatat tsunami lokal setinggi satu meter di pantai Pameungpeuk dan setinggi 0,2 sentimeter di pantai Pelabuhan Ratu.

Selain itu berdasarkan referensi Soloviev ands Go (1974), Wichman (1918), Cox (1970) pada 9 September 1823 terjadi gempa M6,8 di Laut Jawa Barat.

"Gempa disertai dengan suara gemuruh dan pada saat yang bersamaan muka air laut naik hingga mencapai tinggi 0,3 meter,'' jelas alumni Fakultas Teknik Lingkungan ITB.(Tribunjabar.id)




Gempa Megathrust Sukabumi Tsunami Merusak


Loading...