Jeritan Hati Paman Balita Korban Pembunuhan Siswi SMP: Kenapa Harus Ponakan Saya?

Jeritan Hati Paman Balita Korban Pembunuhan Siswi SMP: Kenapa Harus Ponakan Saya?
Kompas TV
Editor: Malda Teras Viral —Selasa, 10 Maret 2020 14:52 WIB

Terasjabar.id - Kasus pembunuhan yang dilakukan gadis ABG, NF (15) terhadap balita berinisial APA (5) di Sawah Besar masih terus diselidiki pihak kepolisian.

Meski sudah mulai menjalani tes kejiwaan, kasus pembunuhan yang dilakukan siswi SMP itu seolah belum menemukan titik terang.

Ditemui usai prosesi pemakaman korban, duka mendalam tampak masih menyelimuti pihak keluarga.

Rizal, paman korban mengaku masih tak menyangka bahwa yang membunuh keponakannya adalah tetangganya sendiri.

Melansir tayangan YouTube Kompas Tv (9/3/2020), paman korban mengaku pasrah dan menyerahkan semuanya kepada pihak berwajib.

"Serahin aja sama pihak yang berwajib," ujar Rizal ditemui usai melakukan prosesi pemakaman jenazah APA.


Saat ditemui kedua mata Rizal terlihat masih merah dan sembab.

Dalam tayangan tersebut, Rizal mengaku bahwa ia sudah mengikhlaskan kepergian keponakannya.

Namun ia masih tak habis pikir, mengapa NF memilih keponakannya untuk dijadikan korban.

"Saya sih udah ikhlas," kata Rizal.


"Cuma kenapa harus yang kena (dibunuh,re) ponakan saya?" lanjutnya.

Lebih lanjut, Rizal mengatakan bahwa pelaku memiliki adik tiri dan adik kandung yang tinggal bersama dalam satu rumah.

"Dia kan punya adik tiri dia, dia punya adik kandung dia, kenapa bukan mereka orang yang kena?" ujar Rizal tampak emosional.


Rizal tampak masih tak percaya keponakannya jadi korban pembunuhan gadis ABG tersebut.

"Kenapa harus ponakan saya?" kata Rizal lagi.

Meski begitu Rizal menyadari dan mengatakan bahwa semuanya kembali kepada nasib masing-masing.


"Ya (namanya) udah nasib," kata Rizal.

Ia berharap pihak kepolisian dapat memberikan hukuman yang setimpal terhadap pelaku.

"Ya biar hukum aja yang nentuin," ungkapnya.

Orangtua Korban Sambangi Polres Jakarta Pusat

Orangtua balita APA (5) yang menjadi korban pembunuhan gadis ABG NF (15) di Sawah Besar mendatangi Polres Jakarta Pusat, Senin (9/3/2020) pagi.

Hal itu diketahui dari tayangan YouTube Kompas Tv yang dipublikasikan (9/3/2020).

Diketahui tujuan orangtua korban mendatangi Polres yakni, untuk mempertanyakan perkembangan penyidikan aas kasus yang menimpa anak mereka.


Didampingi kuasa hukumnya, Azza Khan kedua orangtua korban datang ke Polres Jakarta Pusat.

Pasalnya, empat hari setelah kematian sang anak masih belum ada informasi terkait perkembangan penyelidikan kasus tersebut.

Saat menyambagi Polres Jakarta Pusat, tampak wajah ayah dan ibu balita korban pembunuhan masih diliputi kesedihan.


Terutama ibu korban, ia tampak terus menunduk dan tidak banyak bicara selama di Polres.

Sementara ayah korban, Kartono meski terlihat tegar, ia tak bisa menyembunikan raut kesedihannya kepada publik.

Tak hanya menanyakan perkembangan penyidikan, hasil visum korban juga diketahui belum diberitahukan kepada pihak keluarga.

Kartono ayah dari APA korban pembunuhan oleh tetangga sendiri
Kartono ayah dari APA korban pembunuhan oleh tetangga sendiri (KOMPAS.com/ BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR)

Minimnya informasi yang diterima pihak keluarga, membuat orangtua korban akhirnya mendatangi kantor Polres Jakarta Pusat untuk menanyakan perkembangan kasus yang menimpa anaknya.

Terkait kasus pembunuhan yang meninmpa anaknya, ayah korban pun meminta pihak kepolisian bergerak cepat untuk menindak pelaku.

Ayah korban juga berharap pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatan yang telah dilakukan.


"Saya sih berharap pelaku dihukum yang seberat-beratnya, itu harapan saya," ujar Kartono

Dalam kesempatan yang sama, kuasa hukum korban, Azzam Khan menjelaskan tujuan utama orangtua korban mendatangi Polres Jakarta Pusat.

"Tujuan utama kita ke sini ini adalah menanyakan (perkembangan penyidikan) kepada penyidik," kata Azzam.

Azzam Khan, kuasa hukum korban mendampingi orangtua balita korban pembunuhan gadis ABG sambangi Polres Jakarta Pusat.
Azzam Khan, kuasa hukum korban mendampingi orangtua balita korban pembunuhan gadis ABG sambangi Polres Jakarta Pusat. (Tangkapan Layar Kompas TV)
Azzam mengungkapkan mengapa surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan (SP2HP) tidak disampaikan kepada keluarga korban.

"Artinya, kenapa SP2HP (perkembangan hasil peyidikan) kok tidak diberitahu?" ujar Azzam.

Tak hanya itu, 4 hari pasca-kematian korban, tak ada satu pun polisi yang datang kepada keluarga korban untuk menyampaikan perkembangan kasusnya.


"Dan tak ada satu pun polisi yang datang kepada korban (untuk memberitahu)," ungkap Azzam.

"Kita ini semua manusia, bagaimana kalau kasus ini terjadi pada diri anda. Terus diabaikan dalam 4 hari tidak ada pihak berwajib mendatangi orangtua korban memberitahukan (perkembangan kasus)," sambungnya.

Menurut Azzam, hal tersebut sangat diperlukan bagi keluarga korban.

Sebab hal itu bisa menjadi alat untuk menenangkan kondisi psikis oragtua korban.

"Memberitahukan dengan cara yang baik, yang sifatnya mempengaruhi psikis supaya baik, cooling down, dan segala macam," kata Azzam.

(tribunjakarta.com)


Psikopat Pembunuhan Sawah Besar Jakarta Pusat Gadis 15 Tahun Jakarta Pusat ABG Slenderman Jakarta Paman


Loading...