Soal Tersebarnya Identitas Korban Corona, Wali Kota Idris: Saya Dapat Dari Medsos

Soal Tersebarnya Identitas Korban Corona, Wali Kota Idris: Saya Dapat Dari Medsos
Tribunjakarta.com
Editor: Malda Teras Health —Rabu, 4 Maret 2020 16:26 WIB

Terasjabar.id - Wali Kota Depok Mohammad Idris menanggapi tersebarnya identitas korban virus corona, yang dikabarkan keluar dari ucapannya sendiri.

Idris mengaku, perihal alamat korban ia mendapatkan informasi tersebut media sosial.

"Saya dapat dari medsos, tidak sebut nama tidak sebut alamat," kata Idris di Alun-Alun Kota Depok, Cilodong, Rabu (4/3/2020).

Idris berujar, yang menyebut identitas berupa alamat korban adalah pewarta sendiri yang kala itu mewawancarainya.

"Yang sebut itu kalian ya maksudnya medsos. Saya bertanya waktu itu alamatnya apa benar di ini, terus kata wartawan iya disitu," katanya.

Meski begitu, Idris mengaku salah telah menyebut alamat korban.

"Memang salahnya saya baca, tapi ini dari medsos bukan pernyataan saya, karena saya ragu awalnya yang saya tahu bukan itu perumahannya," bebernya.

Idris menjelaskan dirinya tidak mengetahui identitas korban positif corona yang merupakan warganya sendiri hingga saat ini.

"Sampai sekarang identitas korban pun saya gak tahu," pungkasnya.

Jangan jauhi korban positif corona

Dua orang warga Kota Depok, Jawa Barat, yang positif terjangkit virus corona menunjukan kondisi yang semakin membaik.

Bahkan, saat ini para dokter yang menanganinya pun optimis bahwa korban akan kembali sehat sediakala.

Hal tersebut disampaikan oleh Wali Kota Depok Mohammad Idris ketika dijumpai wartawan di Alun-Alun Kota Depok, Cilodong.

"Kabarnya membaik, dan dokter pun optimis bisa sehat kembali," kata Idris pada wartawan di Alun-Alun Kota Depok, Rabu (4/3/2020).

Idris mengatakan, dua pasien positif virus corona akan mendapatkan sertifikat sehat bilamana sudah diperbolehkan kembali ke rumah.

"Jadi ketika sehat nanti dia (korban) dapat sertifikat sehat," ujarnya menambahkan.

Terakhir, ia mengimbau pada masyrakat agar tidak menghindari korban bilamana sudah sehat dan kembali beraktivitas.

"Jadi dapat sertifikat sehat, jangan sampai ada masyarakat yang menghindarinya," ujarnya.

Sudah bebas dari demam dan sesak nafas

Ibu (64) dan anak (31) WNI yang positif virus corona (Covid-19) yang diisolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, kondisinya semakin membaik hari demi hari.

Memasuki hari keempat setelah mereka dinyatakan positif pada Minggu (1/3/2020) lalu, kedua pasien tersebut kini sudah tak menunjukkan gejala penyakit itu lagi.

"Sampai hari ini berarti hari keempat ya, alhamdulillah semakin membaik. Kalau kemarin itu tinggal batuk-batuk sedikit, sekarang pun begitu," kata Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril dalam sebuah konferensi pers di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Rabu (4/3/2020).

Kedua pasien positif corona tersebut kini sudah tidak lagi mengeluh sesak nafas dan tidak lagi merasakan demam pada tubuh mereka.

"Kemudian demam sudah tidak ada lagi, kemudian batuknya sudah berkurang jauh, tidak ada sesak napas dan mereka bisa berkomunikasi dengan keluarganya melalui HP, untuk yang kedua," jelas Syahril.

Adapun secara keseluruhan, hingga kini sudah ada sembilan pasien yang berada di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso.

Selain dua pasien positif virus corona, tujuh lainnya merupakan pasien dalam pengawasan atau suspect.

"Jadi saat ini sudah ada total 9 yang dirawat di ruang isolasi ketat," ungkap Syahril.

Penjelasan pasien tahu sampai diumumkan Presiden Joko Widodo

Kasus positif virus corona (Covid-19) pertama di Indonesia menjangkit dua orang perempuan yakni ibu (64) dan anak (31) warga Depok.

Kedua pasien positif Covid-19 tersebut kini sudah diisolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Dalam sebuah wawancara dengan Kompas pada Selasa (3/3/2020) lalu, salah satu pasien itu baru menerima informasi terkait diagnosa bahwa mereka positif corona setelah Presiden Joko Widodo mengumumkannya pada Senin (2/3/2020) lalu.

Dengan adanya pengumuman yang beredar di media sosial dan media massa, kedua pasien positif corona itu akhirnya baru tahu tanpa ada penjelasan lebih awal dari pihak rumah sakit.

"Nah, karena terlanjur heboh, saya tanya ke dokter yang merujuk ke sini, dia bilang bahwa saya dan anak saya positif corona sambil bilang, 'enggak apa-apa semua sudah ditangani kok'," ucap pasien tersebut seperti dikutip dari Kompas.

Atas hal tersebut, Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso dr. Mohammad Syahril buka suara.

Menurut Syahril, pihak rumah sakit tak bisa memberikan informasi terkait diagnosa positif corona kepada pasiennya sebelum ada arahan dari pemerintah yang berwenang.

Kata Syahril, pengumuman soal wabah tertentu harus melalui pemerintah pusat, dalam hal ini pengumuman awal dari presiden.

Karenanya, pihak rumah sakit pun tak bisa memberikan informasi awal terhadap pasiennya.

"Jadi ini kan wabah ya. Kalau pengumuman wabah ada aturan siapa yang harus berbicara pertama kali," kata Syahril kepada wartawan, Rabu (4/3/2020).

Sebagai direktur utama, Syahril sendiri mengaku tak punya kapasitas memberikan informasi tersebut.

Alhasil, informasi bahwa kedua pasien tersebut positif baru bisa dibeberkan setelah Presiden Jokowi memberi pernyataan resmi pada Senin lalu.

"Saya pun sebagai Dirut tidak boleh bicara. Itu sudah aturannya. Kemarin Presiden yang mengumumkan dan itu sudah ada UU-nya. Kami pun tidak memberi tahu ke pasien sebelum presiden mengumumkan," jelas Syahril.

Sebelumnya, pernyataan soal adanya dua WNI yang positif corona disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Menurut Jokowi, dua WNI itu tersebut sempat kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia.

Warga Jepang itu terdeteksi virus corona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia.

Adapun saat ini dua WNI yang positif corona sedang diisolasi di RSPI Sulianti Saroso, Tanjung Priok, Jakarta Utara.(Tribunjakarta.com)



Depok Virus Corona Indonesia Covid-19 jepang Paranoid Menkes Walikota


Loading...