Ungkap Alasan Mundur dari Jabatan Sebagai Manajer Persib Bandung, Umuh: Ada Rencana Mem-bully Saya

Ungkap Alasan Mundur dari Jabatan Sebagai Manajer Persib Bandung, Umuh: Ada Rencana Mem-bully Saya
Tribunjogja
Editor: Malda Hot Persib —Kamis, 27 Februari 2020 08:38 WIB

Terasjabar.id - UMUH Muchtar kembali meletakkan jabatannya sebagai manajer Persib Bandung. Ini kali ketiga, pria berusia 74 tahun ini memutuskan untuk hanya duduk di posisi Komisaris PT PBB (Persib Bandung Bermartabat) selaku pengelola Persib. Pada musim lalu, Umuh juga sempat menyatakan akan undur diri, tapi kemudian urung.

Menanajeri Persib sejak 2008, Umuh dikenal sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan Maung Bandung. Gelar Liga Indonesia 2014 dan Piala Presiden 2015 adalah prestasi yang pernah diberikan Umuh sebagai manajer kepada Persib.

Sosoknya yang kontroversial membuatnya acap kali mendapat pujian serta hujatan, baik dari bobotoh maupun suporter tim lain. Tetapi suka tidak suka, Umuh merupakan sosok penting di balik kesuksesan Persib berubah dari klub yang tergantung terhadap kucuran dana APBD sampai menjadi profesional.

Umuh mengatakan, kali ini ia benar-benar mengundurkan diri. Ditemui di sebuah rumah makan di Kota Bandung, Rabu (26/2), Umuh menceritakan alasannya, termasuk pihak yang menurutnya akan mem-bully-nya. Berikut petikan wawancara jurnalis Tribun Jabar Ferdyan Adhy Nugraha dengan Umuh Muchtar.

Bagaimana awalnya sampai memutuskan mundur?
Saya sekarang di Persib cukup di komisaris. Nanti tidak ada lagi, ya, nama saya di manajer walaupun Pak Glenn (Direktur PT PBB) dan Komisaris lainnya meminta jangan mundur. Meskipun saya belum bicara sama Pak Zaenuri (Komisaris Utama PT PBB), saya katakan seperti itu.

Apa alasan yang membuat Anda memutuskan untuk mundur dari posisi manajer Persib?
Justru ini desakan dari keluarga. Mereka bilang, "Sudah Pak, capek." Apalagi di Instagram banyak yang ngomong (meminta Umuh mundur). Ini karena sudah ada hati dan ada rencana akan mem-bully saya dan itu ada sekelompok di situ, mungkin ada 10 persen yang tidak suka. Seperti dulu lah kejadian 2013, saya dihujat dan disudutkan. Tapi pas 2014 perjuangan Persib bisa jadi juara. Tapi biar saya mengikuti orang yang membuli saya, silakan, jadi tetap enjoy saja saya karena tidak mencari untung di Persib.

Setelah mundur, siapa yang akan menggantikan posisi Anda di manajer?
Pak Glenn sudah ngomong, kalau maksa Pak Umuh tetep berhenti, tidak akan ada lagi nama manajer di Persib. Cukup Pak Umuh yang menjadi manajer. Tahun ini istirahat dulu, lihat perkembangan saya cukup dengan komisaris aja. Saya bisa mengawasi dan saya di situ ikut nonton saja lah jadi pengamat tapi saya mendoakan Persib jadi juara. Mudah-mudahan di dalam enjoy semua kompak tidak ada permasalahan, baik pelatih maupun lainnya.

Tapi secara aturan, posisi manajer harus tetap ada di tim, bagaimana?
Manajer klub, pelatih (manager coach), saya pertimbangkan. Saya juga sempat kaget nama saya masih ada di acara launching, apalagi waktu sambutan saya ditunjuk. Kemarin saya belum bilang mundur. Kemarin saja didadak enggak dikasih tahu, sampai duduk juga gak dikasih tau. Saya datang juga dengan undangan.

Dengan posisi Anda yang bukan lagi manajer, bagaimana peluang juara Persib musim ini?
Harus optimistis, tapi hasilnya tergantung kinerja dan pemain. Itu, kan, tergantung ada di pelatih karena pelatih yang menentukan tidak ada intervensi. Kemarin juga ada yang bilang, oh, dulu Umuh suka ikut campur. Memang saya ikut campur tahun-tahun yang lalu bisa jadi juara. Kalau saya tidak ikut campur, saya tidak mengejar pemain ke mana pun, belum jadi juara. Nah, setelah jadi juara, diam. Ini orangnya itu-itu saja.

Selama menjadi manajer, siapa pemain yang dekat sampai sekarang?
Saya terus terang ada Atep dan Hariono, idola dari dulu juga. Banyak yang lain juga. Pemain asing juga saya dekat sama Konate. Saya sampai saat ini sama Konate masih berhubungan, kecuali agennya, Mamadou. Konate tidak punya dosa, dalangnya Mamadou. Saya sudah deal, udah OK, ditelepon, hilang. Saya banyak marah sama dia.

Selama menjadi manajer dan bobotoh Persib, bagaimana suka-dukanya?
Waktu bahagia saya adalah ketika Persib juara. Saya masih bobotoh. Ini cerita nyata. Saya yang nombokin sebelum APBD keluar. Saya dulu pernah pergi ke Filipina, Bangkok (Thailand). Saya ikut sama keluarga, satu bus sama kawan-kawan. Saya buka topi dan minta uang untuk sumbangan Persib untuk bonus. Dapat satu topi Rp 1.000, dari uang saya sendiri Rp 1.000 sendiri, itu kesan-kesan. Jadi, tanya Indra Thohir, Adeng Hudaya, Robby Darwis, gimana pas mereka jadi pemain di perserikatan, gimana Haji Umuh Muchtar. Zaman Pak Ateng dulu bebas, saya ke Jakarta Sabtu Minggu, saya tidak pulang, saya ambil hotel yang suite dengan kawan-kawan. Menang, saya kasih bonus, tapi buktinya saya haram kalau saya pernah taruhan. Saya tidak pernah taruhan, enggak ada. (TRIBUNJABAR.ID)



Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar Mundur Juara


Loading...