Dana Bantuan Tak Kunjung Cair, Korban Gempa Pamarican 2017 Terpaksa Utang Sana Sini dan Jual Tanah

Dana Bantuan Tak Kunjung Cair, Korban Gempa Pamarican 2017 Terpaksa Utang Sana Sini dan Jual Tanah
Tribunjabar.id
Editor: Malda Hot News —Selasa, 25 Februari 2020 19:18 WIB

Terasjabar.id – Koordinator Korban Gempa Pamarican 2017, Yanto mengatakan belum cairnya bantuan korban gempa Pamarican 2017, warga terpaksa pinjam uang atau menjual tanah karena sudah jenuh tinggal di tenda, atau di tempat pengungsian.

“Saya sendiri sempat sebulan mengungsi di rumah orang tua. Lantas terpaksa pinjam uang ke KSP (koperasi simpan pinjam) Rp 30 juta, sebesar Rp 20 juta dipakai untuk rehab rumah yang rusak akibat gempa. Sekarang bingung bayar (utang). Harapannya ya, dana bantuan segera cair. Korban yang lain juga banyak yang terpaksa pinjam sana sini untuk rehab rumah,” ujar Yanto, warga  Kampung Cigintung Dusun Sambongjaya Rt 15 RW 06 Desa Sukahurip saat mendatangi DPRD Ciamis, Selasa (25/2/2020).

Sementara tetangga Yanto di RT yang sama, Jahid (60)  karena bantuan tak kunjung cair, terpaksa menjual tanahnya seluas 10 bata ( 140 meter persegi) seharga Rp 20 juta untuk memperbaiki rumahnya yang porak poranda dihantam gempa 2017 itu.

Ratusan warga Pamarican korban gempa 2017 beserta aparat desa setempat mendatangi DPRD Ciamis, Selasa (25/2/2020).
Ratusan warga Pamarican korban gempa 2017 beserta aparat desa setempat mendatangi DPRD Ciamis, Selasa (25/2/2020). (Tribun Jabar/Andri M Dani)

Lebih menyedihkan, Mang Japin (70) terpaksa tinggal di saung di Kampung Sukamulya RT 11/05 Dusun Sambongjaya, Desa Sukahurip karena tidak punya uang untuk merehab rumahnya yang hancur diguncang gempa.

Lain lagi dengan Sugiarto (54) yang tidak bisa melupakan kejadian gempa 6,9 SR Jumat (15/12/2017) tengah malam tiga tahun lalu yang telah memporak porandakan atap rumahnya di Dusun Ciakar RT 17/07 Desa Sukahurip.

“Saya sekeluarga sempat panik, mengingat tanggal 21/2 nya di rumah sudah dijadwalkan hajat pernikahan anak saya yang kedua, Risna Agustina (20). Persiapan sudah matang, undangan sudah disebar. Tiba-tiba ada gempa, atap rumah ambruk, setengah persiapan kenduri hancur. Banyak persiapan bahan makanan yang hancur. Alhamdulillah warga cepat bergotong royong membantu, atap kembali diperbiaki. Banyak warga yang membantu, kendurinya tetap berjalan sesuai jadwal. Sekarang saya masih berharap adanya bantuan untuk rehab rumah,” ujar Sugiarto.

Pamarican
Pamarican (Tribunjabar/Andri M Dani)

Turiman, tokoh masyarakat, di Desa Sukahurip dampak terparah akibat gempa 2017 tersebut adalah Dusun Ciparakan, setidaknya 48 KK sempat tinggal dipengungsian karena rumahnya rusak parah.

Kepala BPBD Ciamis Drs HM Soekiman, pada kesempatan tersebut mengakui korban gempa 2017 tersebut, tak hanya di Pamarican, tetapi juga di kecamatan lainnya sampai saat ini belum mendapat bantuan dana stimulan untuk rehab rumah.

Baik yang rumahnya rusak berat, rusak sedang, maupun rusak ringan.

“Waktu itu bantuan yang sudah disalurkan baru paket sembako, alat dapur, selimut, terpal dan sebagainya. Setelah gempa 2017 itu, terjadi gempa besar di Lombok kemudian gempa dan likuifaksi di Palu,” ujar HM Soekiman.

Gempa 6,9 SR yang terjadi Jumat (15/12/2017) pukul 23.47 tengah malam tiga tahun lalu tersebut, telah menimbulkan kerusakan di empat kecamatan yakni Kecamatan Pamarican, Purwodadi, Banjarsari dan Kecamatan Banjaranyar. Sebanyak 312 rumah rusak berat, 1.412 rumah sudah sedang dan 3.999 rumah rusak ringan. Sebanyak 48 sekolah, 1 fasilitas kesehatan, 7 kantor desa dan 102 sarana ibadah mengalami kerusakan.(Tribunjabar.id)



Gempa Pamarican Yanto Pinjam Uang


Loading...