Susur Sungai Tewaskan 10 Siswi, Pembina Pramuka Bergetar Nangis: Semoga Keluarga Korban Memaafkan

Susur Sungai Tewaskan 10 Siswi, Pembina Pramuka Bergetar Nangis: Semoga Keluarga Korban Memaafkan
Tribunjogja
Editor: Malda Hot News —Selasa, 25 Februari 2020 14:26 WIB

Terasjabar.id - Kegiatan susur sungai di Sungai Sempor menewaskan 10 siswi SMPN 1 Turi, pada Jumat (21/2/2020) silam.

Polda DIY bersama Satreskrim Polres Sleman telah resmi menetapkan tiga tersangka dalam tragedi susur sungai SMPN 1 Turi tersebut.

Mereka adalah Ketua gugus depan (gudep) R (57), guru dan pembina Pramuka IYA (36), serta pembina Pramuka DS (57).

Terkait pasal dan ancaman hukuman, ketiganya terancam hukuman maksimal kurungan penjara selama lima tahun.

Ancaman hukuman tersebut mengacu pada pasal 359 KUH Pidana dan pasal 360 ayat (1) KUH Pidana karena kesalahan (kealpaan) yang menyebabkan orang meninggal dunia dan mengakibatkan luka.

Di hadapan awak media di Mapolres Sleman, IYA mengucapkan permintaan maafnya kepada keluarga korban meninggal dunia.

Mulanya IYA mengaku peristiwa maut itu terjadi karena kelalainnya, R, dan DS.

"Atas kelalaian kami terjadi seperti ini," ucap IYA, dikutip TribunJakarta.com dari TribunJogja.

Sambil terus memegang tasbih, IYA mengatakan ia sangat menyesal.

Mewakali kedua rekannya, IYA memohon maaf kepada keluarga korban yang terpaksa kehilangan sosok tercinta.

Suara pria berkepala botak itu terdengar bergetar, ia berusaha menahan tangis.

"Kami sangat menyesal dan memohon maaf kepada keluarga korban, terutama keluarga korban yang sudah meninggal," ucap IYA.

IYA mengaku akan menerima segala keputusan dari pihak kepolisian.

"Jadi memang ini sudah menjadi resiko kami," kata IYA.

"Sehingga apapun yang menjadi keputusan akan kami terima," imbuhnya.

Dengan air mata berlinang, IYA berharap keluarga korban dapat memaafkan kesalahannya.

"Kemudian semoga keluarga korban bisa memaafkan kesalahan kami terima kasih," ujar IYA.


Anaknya Wafat saat Susur Sungai, Suraji: Saya Sudah Tua, Punya Anak Satu Aja Itu Lama Sekali 

Siswi SMPN 1 Turi, Yasinta Bunga (12) menjadi korban saat mengikuti kegiatan susur sungai di Sleman, Yogyakarta.

Yasinta Bunga hanyut terbawa air bah yang tiba-tiba menerjang Sungai Sempor.

Sempat hilang selama 38 jam, jenazah Yasinta Bunga ditemukan pada Minggu (23/2/2020) pagi.

Personel SAR MTA Yogyakarta mengatakan jenazah putri semata wayang Suraji dan Hesti itu terlihat mengambang pada jarak 400 meter di sungai dengan kedalaman 2 meter.

Lokasi penemuan ini berada sekitar 400-700 meter dari tempat kejadian perkara kecelakaan air bah yang menewaskan 10 siswi SMPN 1 Turi pada Jumat (21/2/2020) sore itu.

Ditemui TribunJogja, Suraji yang mengenakan baju kaus biru berbalut kemeja lurik, mengurai kenangannya bersama Yasinta.

Pria 61 tahun itu mengaku Yasinta Bunga yang baru saja berulang tahun pada 12 Februari 2020 itu meminta dibelikan sepatu kepadanya.

Namun mulanya Suraji menceritakan kegelisahannya, ketika kejelasan nasib Yasinta Bunga tak terdengar.

“Saya gelisah. Pas habis Subuh, saya langsung ke dekat posko itu. Turun lewat jembatan. Saya nyusur sendiri, sampai saya keram di sana, hampir enggak gerak. Untung ternyata ada keluarga yang ikut juga,” katanya.

“Mulai Jumat sore itu, saya sudah tidak sabar. Saya cari infonya di mana- mana, sekolah saya datang, ke SWA (klinik), posko SAR, Puskesmas, semua lah. Setiap ada kabar ada korban ketemu, saya datang, ternyata bukan anak saya. Ada lagi korban di Puskesmas, 3 kali saya bolak-balik, terakhir jam 2 malam, katanya ada yang mau dicocokin, ternyata bukan anak saya. Makanya saya turun subuh-subuh itu,” jelas dia.

Dia ingat betul saat hari terakhir anaknya berpamitan untuk ikut kegiatan pramuka.

“Tumben, hari itu dia minta uang jajan dobel sambil merengek ke saya. Tapi bukan dia suka maksa lho, biasa itu manja- manja dia kalau sama saya, sambil ketawa-tawa kok kalau merengek itu, sama Ibunya juga,” kenangya.

“Pas berangkat, dia pakai jilbab, terus ditutup topi Pramuka. Sudah lama dia nggak pakai anting-anting, dia copotin titip ke ibunya. Sebelah sepatunya bolong bekas terbakar waktu kegiatan minggu lalunya, tapi masih dipakai dulu,” kenangnya lagi.

Suaranya mulai sedikit bergetar menceritakan gadis cilik dengan tahi lalat di pipi, putri semata wayangnya.

“Dia itu sekalipun belum pernah saya marahin. Saya sudah tua, untuk punya anak satu saja, sama istri, itu lama sekali. Keluarga bilang, Yasinta itu anak mahal,” katanya lirih.

Susur sungai SMPN 1 Turi Sleman berakhir duka
Susur sungai SMPN 1 Turi Sleman berakhir duka (kolase tribunnews: BPBD DIY/TribunJogja)


Suraji mengatakan saat Yasinta Bunga meminta sepatu sebagai kado ulang tahun, namun dirinya belum bisa memenuhi.

Hal tersebut terjadi lantaran dagangannya tengah sepi pembeli.

Kini niatnya, Suraji ingin membelikan hadiah yang diidam-idamkan Yasinta Bunga itu.

“Pas ulang tahun kemarin, Saya belum bisa kasih hadiah, ya dia tanya. Bapak nggak ngasih hadiah ulang tahun?”, ujarnya menirukan anaknya.

“Sekarang belum, nanti ya, jualan baru sepi”. Kenangnya lagi.

“Rencananya besok mau saya ajak beli sepatu untuk hadiah ulang tahun kemarin,” katanya.

Namun kini gadis cilik itu telah tiada.

Tenda berangka besi warna biru mulai didirikan di depan rumah Suraji.

Ditutup dengan lempengan galvalum sebagai atapnya.

Para pemuda kampung Dadapan, Wonokerto, Turi, yang melakukan kegiatan ini, Minggu (23/2/2020) jelang siang.

Para pelayat hilir mudik berdatangan.

Mereka akan melepas jenazah Yasinta Bunga.

Rencananya Yasinta akan dimakamkan pukul 14.00 di permakaman umum Dadapan Wetan.

"Mungkin setelah ini akan tahlilan selama 7 hari. Tepatnya bagaimana nanti akan berembuk dengan keluarga," tutur Ketua RT 06 Dadapan, Subardi, saat ditemui di rumah duka.

Almarhumah dikenal sebagai sosok berprestasi.

Fasih membaca ayat-ayat suci Alquran adalah satu hal yang sangat dikenang Subardi dari Yasinta.

Kehilangan ini adalah pukulan berat bagi keluarga.

Satu-satunya buah hati pasangan Suraji dan Hesti kini menghadap sang khalik dalam usia masih belia.

Renjana orang tua-anak kini terpisahkan ruang dan waktu.

Selama 38 jam keluarga menunggu kepastian bagaimana keadaan Yasinta. Hingga akhirnya ditemukan oleh tim SAR gabungan dengan kondisi tak bernyawa.

"Kami (warga) berusaha menghibur orangtuanya, membesarkan hatinya selama proses pencarian kemarin," ucap Ketua RW 27 Dadapan, Imam Muharor. (TribunJogja/ TribunJakarta)



Smpn Turi 1 Kegiatan Pramuka Arus Sungai Lembah Sempor Kabupaten Sleman Sri Sultan HB X Pembina


Loading...