Marco Motta Naik Barakuda ke Stadion untuk Pertama Kalinya Sepanjang Karier, Ini Ekspresinya

Marco Motta Naik Barakuda ke Stadion untuk Pertama Kalinya Sepanjang Karier, Ini Ekspresinya
Tribunjakarta
Editor: Malda Sport Style —Jumat, 21 Februari 2020 15:16 WIB

Terasjabar.id - Sebagai pesepakbola, sudah banyak pengalaman yang dirasakan Marco Motta.

Bermain di kompetisi bergengsi seperti Serie A dan Liga Champions, hingga mengangkat trofi juara Supercoppa Italiana bersama Juventus di tahun 2013.

Motta bahkan pernah tampil dalam balutan seragam Timnas Italia pada tahun 2009.

Namun kemarin, sebuah pengalaman baru didapat oleh bek tengah berusia 33 tahun itu.

Untuk pertama kali sepanjang kariernya di lapangan hijau, Motta naik kendaraan taktis alias barakuda.

Pengalaman unik ini dirasakannya jelang final Piala Gubernur Jawa Timur 2020 antara Persija Jakarta melawan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Kamis (20/2).

Rivalitas keras antara suporter kedua klub, Bonek Persebaya dan The Jakmania, membuat panitia tak mau ambil risiko.

Panita bahkan melarang pendukung Persija datang langsung ke Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Alhasil, penjualan tiket sepenuhnya dialokasikan kepada pendukung Persebaya.

Sementara bentuk perlindungan pada pemain Persija, skuat Macan Kemayoran itu diangkut dari hotel tempat mereka menginap menuju Stadion Gelora Delta Sidoarjo dengan naik barakuda.

Brimob Polda Jawa Timur menyediakan satu unit kendaraan taktis dan dua unit Barracuda untuk membawa Marko Simic dkk.

Para pemain Persija keluar dari hotel sekitar 12.40 WIB. Motta yang melihat barakuda di luar hotel sempat kaget. Ia kemudian langsung mengeluarkan telepon genggamnya dan memfoto kendaraan tersebut.

Ia kemudian melakukan panggilan video dengan seseorang di ponselnya tersebut, menunjukkan ke orang yang dihubungi dengan berbahasa Italia jika kendaraan barakuda tersebut membawanya ke stadion.

Motta juga sempat tersenyum dan memberi jempol kepada aparat kepolisian yang menyiapkan mobil yang akan ditunggangi menuju stadion.

Persebaya Juara

Persija sendiri akhirnya harus mengakui keunggulan Persebaya di laga final kemarin. Skuat asuhan Aji Santoso menang telak 4-1 atas tim asuhan Sergio Farias.

Torehan empat gol Persebaya dilesatkan oleh Oktafianus Fernando menit ke-3, Makan Konate menit ke-52, Ricky Kambuaya menit ke-56, dan Mahmoud Eid menit ke-80.

Sementara itu, satu gol balasan Persija diciptakan oleh penyerang asing Marko Simic pada menit ke 43.

Kekalahan atas Persebaya ini membuat tim ibu kota harus puas menduduki posisi runner-up turnamen pramusim Piala Gubernur Jatim 2020.

Pemain Persebaya Surabaya merayakan kemenangan melawan Persija Jakarta dalam Final Piala Gubernur Jatim, di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Kamis (20/2/2020). Persebaya Surabaya menjuarai Piala Gubernur Jatim usai mengalahkan Persija Jakarta 4-1. SURYA/SUGIHARTO
Pemain Persebaya Surabaya merayakan kemenangan melawan Persija Jakarta dalam Final Piala Gubernur Jatim, di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Kamis (20/2/2020). Persebaya Surabaya menjuarai Piala Gubernur Jatim usai mengalahkan Persija Jakarta 4-1. SURYA/SUGIHARTO (SURYA/SUGIHARTO)

Pelatih Sergio Farias menilai gol cepat yang diciptakan Persebaya membuat timnya sulit mengembangkan permainan.

Ia sebenarnya sudah berusaha mengimbangi permainan tim Bajul Ijo dengan melakukan perubahan taktik di lapangan. Namun, pemain Persebaya mampu menahan gempuran serangan yang dikomandoi Marko Simic di lini depan.

"Persebaya berhasil mencetak gol pertama di awal babak. Itu baru pertama kali terjadi sama Persija. Itu menjadi catatan.

Kita sedikit susah untuk mengatur organisasi balik agar bisa mencetak gol lawan persebaya," kata Farias saat jumpa pers, Kamis (20/2).

Malapetaka bagi Persija terjadi setelah wasit memberikan kartu merah kepada Ryuji Utomo. Kehilangan satu pemain membuat Persija sulit mengimbangi perlawanan Persebaya.

"Ada kartu merah buat pemain kami. Jadi itu mempengaruhi permainan dan membuat kami susah mengembangkan permainan," paparnya.

Farias juga mengakui lini pertahanannya bermain kurang sigap menghalau penyerang lawan. Kelemahan di sektor pertahanan menjadi catatan penting tim pelatih Macan Kemayoran.

"Kita punya sedikit kesalahan di belakang. Makanya terjadi gol. Itu terjadi seperti itu, kita tidak bisa mengorganisasi permainan buat main kedepan," terangnya.

Pelatih berkebangsaan Brasil itu juga sudah mencoba mengubah formasi dan strateginya di lapangan dengan menurunkan pemain yang lebih menyerang.

Namun, kekurangan satu pemain membuat permainan menjadi tidak berimbang di atas lapangan.

"Saya coba ubah formasi lebih menyerang, supaya bisa mengimbangi dan mencuri gol. Tapi susah kalau pemain kurang satu buat organisasi tim di lapangan. Buat transisi juga buat menyerang ke depan susah sekali," katanya.

Farias pun memberikan apresiasi besar kepada Persebaya karena berhasil menunjukan permainan bagus di lapangan.

"Selamat buat Persebaya karena sudah menjadi juara. Persebaya punya tim yang bagus dan mereka tahu apa yang harus dilakukan di lapangan," tutur Farias.

Sementara pelatih Persebaya, Aji Santoso menyebut bahwa gelar juara Piala Gubernur Jatim 2020 ini diraih berkat perjuangan semua pihak.

"Ini (juara) kerja keras semua pihak, manajemen, pelatih, dan pemain," terang Aji usai laga.

Aji juga menyebut timnya bisa melampaui target yang diberikan manajemen.

"Sebenarnya manajemen tidak menargetkan juara. Tapi sebelum turnamen digelar, saya sampaikan bahwa meskipun tidak ditargetkan kami akan berusaha maksimal, Alhamdulillah juara," kata Aji.

Pelatih asal Malang itu pun berharap catatan positif ini berlanjut di kompetisi Liga 1 2020 yang akan bergulir 29 Februari mendatang.

"Mudah-mudahan ini akan berlanjut di kompetisi (Liga 1) nanti, karena target kami di kompetisi, harus lebih baik dari musim kemarin," pungkas Aji.(tribun network/why/surya/kha/dod)



Marco Motta Barakuda Stadion Karier


Loading...