Warga Darangdan Purwakarta Demo Proyek KCIC, Forum DAS Minta Pemerintah Bersikap Adil

Warga Darangdan Purwakarta Demo Proyek KCIC, Forum DAS Minta Pemerintah Bersikap Adil
Tribunjabar.id
Editor: Malda Hot News —Selasa, 18 Februari 2020 19:08 WIB

Terasjabar.id - Proyek nasional kereta api cepat (KCIC) menjadi proyek besar yang membentang mulai Jakarta hingga ke Bandung, salah satunya melewati wilayah Darangdan, Purwakarta.

Puluhan warga Desa Sirnamanah pun tampak berunjuk rasa meminta penggantian lahan sawah yang digunakan oleh pemerintah untuk proyek ini. Sudah hampir enam bulan warga yang terdampak KCIC di Sirnamanah, Darangdan ini tak mendapatkan kejelasan ganti untungnya.

Ketua Umum Komunitas Pohon Indonsia yang juga anggota mitra Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Jabar, Dadi Ardiwinata yang ikut bersama-sama warga berunjuk rasa ini mengaku sangat miris melihat kondisi di lapangan.

Dia mengakui memang ada banyak lahan produktif yang tak bisa kembali dimanfaatkan usai galian tanah proyek KCIC ini menimbun lahan sawah para warga.

"Hari ini puluhan warga menyampaikan aspirasi mereka karena lahannya terdampak oleh timbunan dari galian tanah untuk kereta api cepat. Lalu, ada pula infrastruktur irigasi yang sudah tak berfungsi sehingga menjadi tak produktif lagi," ucapnya.

Pada prinsipnya, Dadi menyebut para warga yang berunjukrasa mendukung program pemerintah tapi dengan prinsip keadilan sesuai sila kelima.

"Keberadaan pemerintah itu kan melindungi harta benda, jiwa raga, dan kehormatan. Dan di sini saya melihat tak ada lagi unsur itu. Jadi, saya bersama warga menyampaikan informasi ini ke pihak terkait agar dapat ada titik penyelesaian yang saling menguntungkan untuk kesejahteraan rakyat sesuai pembangunan nasional," ujarnya.

Puluhan warga dari Kampung Nangeleng, Desa Depok, Kecamatan Darangdan, menggerudug lokasi pengurugan tanah proyek kereta cepat (KCIC) yang berada di Kampung Curug, Selasa (18/2/2020).

Puluhan warga ini meminta pemerintah pusat untuk membayarkan ganti untung akibat proyek nasional ini.

Salah seorang warga, Atini (50) warga Putat, Desa Sirnamanah, Kecamatan Darangdan mengatakan keluarganya kelaparan karena mata pencaharian satu-satunya yakni pertanian justru tertimbun oleh urugan tanah yang dilakukan oleh pihak KCIC.

Dia mengaku sudah tiga kali lakukan pertemuan tapi hingga saat ini tak ada terealisasi ganti untungnya.

"Geura dibayar, geus tiga kali teu berhasil pemerintah (segera bayar, sudah tiga kali tidak berhasil pemerintah) yang justru merugikan kami sebagai rakyat kecil," ujar Atini sambil menangis.

Sehari-hari, Atini dan keluarganya mengaku hidup dengan berhutang karena tidak memiliki penghasilan lain selain bertani. Sebagai informasi, lahan sawah yang tertimbun tanah galian proyek KCIC ini berada di blok 8 Parakanleuwi.

"Saya minta dibayar per meter Rp 1 juta. Tapi KCIC memintanya Rp 50 ribu per meternya. Ya kami gak kasih, tapi proyek malah berjalan. Kalau gak dibayar ya kami rugi, karena sumber dari sini penghasilan saya, dan saya gak punya gaji. Keluarga saya kelaparan," ujarnya.

Senada dengan Atini, Iwan (60) warga Sirnamanah mengaku sawahnya seluas 9 patok atau 9x4 meter tertimbun tanah galian proyek KCIC ini. Dia mengatakan warga yang terdampak hampir 20 kepala keluarga.

"Sejak Agustus 2019 sampai sekarang belum dibayarkan. Kalau dihitung-hitung itu luas hektare yang terdampak 6 hektare dari 10 hektar seluruhnya," ujarnya.

Berdasarkan informasi, lahan yang tertimbun galian tanah proyek KCIC ini bukan hanya sawah melainkan saluran irigasi pun terputus.(Tribunjabar.id)




KCIC Kereta Cepat Jakarta Bandung


Loading...