Ini Dampak Buruk Cesium 137, Radioaktif yang Ditemukan di Tangsel

Ini Dampak Buruk Cesium 137, Radioaktif yang Ditemukan di Tangsel
Lokasi penemuan Limbah Radioaktif di Perumahan Batan Indah. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Editor: Admin Hot News —Senin, 17 Februari 2020 14:39 WIB

Terasjabar.id -  Warga Serpong, Tangerang Selatan, digegerkan dengan penemuan radiasi radioaktif di area tanah kosong Perumahan Batan Indah pada Sabtu (15/2). Paparan zat radioaktif berjenis Cesium 137 atau Cs-137 itu terdeteksi saat Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) melakukan uji fungsi rutin pemantauan radioaktivitas lingkungan di area Jabodetabek.

Cesium sendiri merupakan unsur alami yang bisa dijumpai pada tanah, batu, atau debu dengan konsentrasi rendah. Hanya saja, cesium alami atau Cs-133 hanya ada di lingkungan yang stabil.

Lain halnya dengan Cs-137. Zat radioaktif jenis ini bisa berasal dari reaktor nuklir atau merupakan produk sampingan dari pengujian senjata nuklir.

Mengutip dari laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat, Cesium-137 sengaja diproduksi salah satunya sebagai bahan baku perangkat medis. Dalam dunia kedokteran, Cs-137 banyak diperuntukkan sebagai terapi radiasi yang mampu mengobati penyakit kanker.


Ilustrasi zat radioaktif
Ilustrasi zat radioaktif. Foto: Shutterstock

Dampak Radiasi Cesium 137 bagi Tubuh

Meski bermanfaat secara medis, penggunaan Cesium 137 bukannya tanpa bahaya dan risiko. Paparan radiasi gamma yang dipancarkan Cesium 137 bisa menembus jaringan lunak, terutama jaringan otot, sehingga meningkatkan risiko kanker. Sedangkan paparan eksternal dalam jumlah besar dapat menyebabkan luka bakar, penyakit radiasi akut, hingga kematian.

Ditemukannya paparan Cs-137 di Tangerang Selatan jelas memicu kekhawatiran warga setempat. Hal ini bukan tanpa sebab mengingat bahan radioaktif dapat mengkontaminasi udara, air, permukaan tanah, tanaman, bangunan, hewan, bahkan manusia. Sebagai langkah antisipasi, tim BATAN berencana melakukan pemeriksaan Whole Body Counting (WBC) terhadap sejumlah warga yang tinggal di sekitar lokasi penemuan.

“Untuk itu rencananya besok yang sudah disampaikan oleh pimpinan juga, dari warga ini akan disampling untuk melakukan tes yang namanya WBC, untuk melihat apakah ada kontaminan radioaktif yang masuk ke tubuh,” ujar Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol BAPETEN Abdul Qohhar, Minggu (16/2).


Deteksi Radiasi Cesium 137

Menurut keterangan di laman resmi Badan Perlindungan Lingkungan Hidup (Environmental Protection Agency/EPA) AS, pemeriksaan kontaminasi radioaktif metode WBC berbasis deteksi energi foton gamma. Foton gamma tidak bermuatan dan tidak menghasilkan ionisasi langsung pada semua materi yang dilewatinya.

Secara umum, level cesium dalam tubuh dapat diperiksa melalui sampel urin menggunakan spektometri gamma langsung. Selain itu, level radiasi juga bisa diukur lewat sampel darah atau tinja. Semua sampel tersebut menjadi parameter pengukuran radiasi dikarenakan Cesium 137 dapat masuk ke tubuh manusia dengan cara terhirup dan juga tertelan.

Usai cesium dicerna, senyawa radioaktif ini akan mengalir secara merata ke seluruh jaringan lunak tubuh. Biasanya, konsentrasi cesium yang lebih tinggi ditemukan pada otot, sedangkan konsentrasi cesium yang lebih rendah ditemukan pada tulang dan lemak. Cesium 137 bersemayam dalam tubuh untuk waktu yang relatif singkat, dan biasanya ia akan hilang lebih cepat pada bayi dan anak-anak daripada orang dewasa.
(Kumparan.com)

Dampak Buruk Cesium 137 Radioaktif yang Ditemukan di Tangsel BAPETEN


Loading...