Duka Balita Meninggal Dipatuk Ular Weling, Ayah: Dia Lagi Lucu-lucunya!

Duka Balita Meninggal Dipatuk Ular Weling, Ayah: Dia Lagi Lucu-lucunya!
Keluarga dan tetangga hendak mengantar jenazah balita korban gigitan ular weling di Cirebon, Jawa Barat/Okezone
Editor: Malda Hot News —Kamis, 13 Februari 2020 13:04 WIB

Terasjabar.id - Mukmin dan Rusmiyati hanya bisa pasrah meratapi kepergian anaknya. A (4). Bocah asal Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat itu mengembuskan napas terakhirnya di RSD Gunung Jati pada Rabu 12 Februari 2020 malam.

Sebelumnya, balita malang itu mengalami koma selama lima hari setelah dipatuk ular berbisa jenis weling.

Mukmin masih ingat betul bagaimana kondisi anaknya semasa hidup. A memiliki paras yang menggemaskan. Bocah itu selalu nampak ceria ketika menjalani hari-harinya. Bahkan, masyarakat sekitar rumahnya merasa kehilangan sosok balita itu.

Dikatakan Mukmin, A merupakan anak semata wayangnya. Pihak keluarga sangat terpukul pasca-mendengar kabar jika A meninggal pada Rabu tadi malam.

"Dia lagi lucu-lucunya mas. Setiap harinya selalu ceria. Keluarga merasa sangat terpukul dengan kepergiannya," kata Mukmin saat berbincang dengan di rumah duka, Kamis (13/2/2020).

Dia mengaku tidak bisa menceritakan panjang lebar tentang anaknya itu. Suasana hatinya masih tidak karuan setelah anak pertamanya menghadap sang khalik.

Mukmin mengungkapkan, sebenarnya dia sudah mengikhlaskan kepergian anaknya. Akan tetapi, dalam pikirannya masih ada sedikit rasa penyesalan yang membayangi.

Menurutnya, seandainya dia lebih cepat menyadari kalau anaknya dipatuk ular berbisa, mungkin saja nyawa anaknya masih bisa diselamatkan. "Saya tidak bisa menjelaskan panjang lebar mas. Kami masih berduka," ujar Mukmin.

Pemakaman Balita Korban Ular Weling

Kondisi anaknya lanjut Mukmin, semakin memburuk pada Rabu sore. Dia menyebut anaknya sudah koma selama lima hari. Awalnya dirinya dan pihak keluarga sempat tidak menyadari kalau luka di bagian tumit kaki anaknya disebabkan gigitan ular berbisa.

Peristiwa nahas itu terjadi ketika anaknya sedang tertidur pulas. Mukmin dibuat kaget saat melihat seekor ular sudah berada di atas tempat tidur anaknya. Karena panik, ular weling itu kemudian langsung dibunuhnya.

"Saya bangun karena anak menangis. Saya kaget, karena panik ular itu langsung dibunuh," ungkapnya.

Setelah membunuh ular tersebut, ia membawa anaknya ke rumah sang nenek. Sesampainya di sana, A sudah tidak bisa diajak bicara. Bahkan pernapasannya juga sudah tidak normal.

Sebelum dibawa ke RSD Gunung Jati, pihak keluarga sempat berupaya agar bisa ular weling itu tidak menjalar ke seluruh tubuh anaknya. Mereka menyedot racun dari luka gigitan dan mengikatkan kain di kaki anaknya.

"Kami berusaha menyedot racunnya dan mengikatkan kain,” terang Mukmin.


Sementara itu, Wakil Direktur RSD Gunung Jati, dr Maria memaparkan, bisa ular weling yang menggigit balita malang itu menyerang sistem saraf dan sel darah. Akibatnya korban mengalami gagal napas dan jumlah trombosit dalam tubuhnya berkurang.

Korban sebelumnya sempat diberikan serum antibisa sebanyak 10 vial. Namun antibisa itu tidak bereaksi apa-apa. Masih kata Maria, diperlukan antiserum khusus yang cocok untuk bisa ular weling. Saat ini, RSD Gunung Jati hanya menyediakan antibisa untuk bisa ular jenis welang saja.


"Kita sudah masukkan 10 vial antibisa ke tubuh korban. Tapi tidak bisa. Karena antibisa itu untuk bisa ular welang. Ini ular weling Cirebon. Bisa ular ini menyerang sistem saraf dan sel darah. Jumlah trombositnya berkurang," ucap Maria.

Ular berbisa yang mematuk balita malang itu berjenis ular weling baru atau bungarus candidus. Sampai saat ini, antibisa atau antivenom (penangkal racun) dari ular weling ini belum bisa didapatkan di Indonesia.

"Masih belum ada perkembangan signifikan. Jenis ularnya sudah teridentifikasi. Jenis ular bungarus candidus Cirebon, atau jenis ular weling baru," tukasnya.

(put/Okezone)

Kecamatan Mundu Kab Cirebon Jawa Barat Ular Weling


Loading...