VIRAL ! Telat Berujung Bogem Mentah: Sekolah Kecolongan Setelah Video Disebar Eks Siswa, Wakepsek Dicopot

VIRAL ! Telat Berujung Bogem Mentah: Sekolah Kecolongan Setelah Video Disebar Eks Siswa, Wakepsek Dicopot
Tangkapan layar Facebook Kartolo Wijanarko
Editor: Malda Teras Viral —Kamis, 13 Februari 2020 10:50 WIB

Terasjabar.id - Video aksi seorang guru tengah memukuli siswa viral di media sosial.

Kejadian itu diketahui di salah satu SMA Negeri di Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.

Video pertama kali diunggah di akun instagram @bekasikinian pada, Selasa (11/2/2020), namun setelah viral dan mendapat banyak tanggapan dari warganet, unggahan itu dihapus.


Tetapi, pascaviral di media sosail instagram, video itu beredar di sejumlah akun seperti yang terlihat di facebook Kartoloyo Wijanarko.

Pada rekaman video, terlihat sejumlah siswa tengah berkumpul di halaman sekolah dengan didampingi sejumlah guru yang nampak berdiri di hadapan mereka.

Satu orang siswa laki-laki terlihat sedang dipukul oleh seorang guru, dia nampak tidak berdaya ketika beberapa pukulan mendarat di badan hingga kepalanya, terdengar juga suara bentakan dari sang guru yang terdengar dalan video itu.


Sekolah Mengaku Kecolongan

Irma Tiqoh Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA Negeri 12 Kota Bekasi.
Irma Tiqoh Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA Negeri 12 Kota Bekasi. (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR)

TribunJakarta.com mencoba mendatangi langsung SMA Negeri tersebut pada, Rabu, (12/2/2020), untuk mengkonfirmasi kebenaran insiden pemukulan tersebut.

Irna Tiqoh Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas membenarkan, kejadian itu terjadi di sekolahnya.

"Jadi kejadian itu memang benar terjadi di sekolah kami, itu kejadian kemarin pagi (11/2), ketika jam masuk sekolah," kata Irna.

Dia menjelaskan, kejadian itu dipicu akibat adanya keterlambatan sejumlah siswa. Pada video yang beredar, nampak siswa tengah dikumpulkan di halaman sekolah.

"Jadi yang berkumpul di halaman sekolah itu adalah siswa yang terlambat, ada 72 siswa putri dan ada 100 siswa putri yang telat hadir," kata Irna.

Irna menjelaskan, oknum guru yang melakukan pemukulan berinisial I, seorang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.

"Intinya teman-teman kita (guru) itu ingin mendisiplinkan anak-anak, cuma caranya aja yang kurang tepat, kami juga kemarin merasa kecolongan," tegas dia.


Pangkal Masalahnya Gara-gara Telat

Irna Toqoh Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, mengatakan, pangkal masalah kejadian itu bermula ketika ratusan siswa terlambat masuk sekolah.

"Jadi hari itu memang ada siswa yang terlambat, jadi mereka dikumpulkan di halaman sekolah semua (seperti yang ada di video)," kata Irna, Rabu, (12/2/2020).

Jumlah siswa yang terlambat hari itu mencapai, 172 orang, terdiri dari 100 orang siswa perempuan dan 72 orang siswa laki-laki.

"Jadi kita di sini biasa masuk 06.45 WIB, ada kegiatan tadarus 15 menit setiap hari sampai 07.00 WIB," ungkap Irna.

Ratusan siswa ini rupanya datang lebih dari pukul 07.00 WIB. Alhasil, mereka semua dikumpulkan di halaman sekolah untuk diberikan pengarahan agar tak mengulangi kesalahan.

Namun, seorang guru berinisial I yang juga menjabat Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan justru naik pitam dengan ulah ratusan siswa yang terlambat masuk sekolah.


Dia dalam rekaman video terlihat membentak siswa dengan suara lantang sambil memukul seroang siswa laki-laki pada bagian badan hingga kepala.

"Jadi biasanya kalau telat itu diberikan wejangan-wejangan, atau kalau misal yang nanganin guru olahraga mereka disuruh baris berbaris," ungkap Irna.

"Tapi kemarin memang beliau (guru berinisial I) yang menangani, maksudnya mungkin untuk mendisiplinkan siswa tapi caranya saja yang salah," jelas dia.

Adapun keterlambatan ratusan siswa itu dipicu adanya penutupan akses masuk ke sekolah.

Irma mengungkapkan, sejak empat hari lalu, sekolah menutup pintu masuk belakang.

"Jadi kita parkiran di belakang, nah pintu akses masuk dari parkiran belakang itu ditutup, jadi siswa harus lewat pintu depan semua, mungkin agak jauh sekitar 5 menit jalan kaki," jelas dia.

Alasan penutupan akses pintu masuk belakang ini lantaran siswa banyak yang mengeluh, ketika mereka terlambat lalu masuk melalui pintu depan dipastikan bakal dihukum berupa dikumpulkan di halaman sekolah.

Tetapi, siswa yang terlambat namun masuk melalui pintu belakang, mereka dapat lolos dari hukuman dikumpulkan di halaman sekolah.

"Jadi di kita kalau siswa yang telat itu dikumpulkan dulu, kita kasih wejangan, nah pas kemarin siswa bilang kalau lewat pintu belakang bisa lolos makanya kita tutup semua harus lewat pintu depan," paparnya.


Oknum Guru Pemukul Muridnya Dikenal Temperamen

Irna Tiqoh, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, mengatakan, oknum guru yang memukuli siswa berinisial I, dia merupakan pengajar mata pelajaran geografi dan sosiologi.

Untuk tata tertib sebenarnya beliau itu sangat konsen Cuma ada beberapa cara yang tidak benar Kita tidak ada sama sekali keinginan yang buruk buat kemajuan anak-anak muda generasi muda.

"Beliau (guru berinisial I) itu ketika memberikan materi sangat pandai, beliau juga penulis buku pengajar bidang geografi dan sosiologi," kata Irna, Rabu, (12/2/2020).

"Cuma memang beliau agak temperamen, kita juga tidak ada sama sekali yang setuju dengan cara kekerasan," tambahnya.

Sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, oknum guru berinisial I memang sangat konsen membentuk kedisiplinan siswa.

"Untuk tata tertib sebenarnya beliau itu sangat konsen cuma, ada beberapa cara yang tidak benar, kita tidak ada sama sekali keinginan yang buruk buat kemajuan anak-anak generasi muda," ungkapnya.

Saat kejadian aksi pemukulan, oknum guru berinisial I memang mengaku lepas kontrol. Dia selepas memukul siswa langsung meminta maaaf di depan ratusan siswa yang kala itu tengah dihukum akibat terlambat.

"Jadi setelah (mukul) itu beliau langsung minta maaf ke siswa semua, itu sebelum videonya viral lho ya, dia juga sempet bilang enggak akan mukul lagi," jelas dia.


Hanya 2 Siswa Jadi Korban

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Irna Tiqoh, mengatakan, ketika insiden kekerasan itu terjadi, terdapat 172 siswa yang terlambat masuk sehingga dikumpulkan di halaman sekolah.

"Jadi kejadian itu kemarin, (Selasa, 11/2), ada 172 siswa, 100 siswa perempuan dan 72 siswa laki-laki," kata Irna dijumpai di sekolah, Rabu, (12/2/2020).

Meski terdapat ratusan siswa yang sedang menjalani hukuman, dia memastikan hanya dua orang yang benar-benar menjadi korban pemukulan.

"Hanya dua saja (yang dipukul), R sama A dua-duanya kelas 12," kata Irna.

Aksi kekerasan ini tentu membuat nama besar sekolah tercoreng, apalagi video detik-detik pemukulan viral di media sosial.

Biasanya kata dia, hukuman untuk siswa yang terlambat berupa baris berbaris serta diberikan wejangan-wejangan agar tidak mengulangi perbuatannya.

"Biasanya kalau saya sih sampaikan wejangan-wejangan, kenapa sih kamu terlambat? Kalau terlambat itu kalian kehilangan 2 jam pelajaran, kadang-kadang kalau ditangani sama guru olahraga ya baris-berbaris di lapangan," tegas dia.

Dua orang siswa yang menjadi sasaran pemukulan menurut Irna, murni karena terlambat, untuk atribut kelengkapan seragam mereka seluruhnya lengkap.

Satu dari dua siswa yang dipukul berinsial R kata dia, dikenal baik dan tidak pernah terlibat masalah. Bahkan guru-guru pengajar sempat kaget kenapa siswa yang baik justru menjadi sasaran kemarahan oknum guru berinsial I.

"Anak ini tidak pernah bermasalah, wali kelasnya juga sedih pas tahu dia kena (pukul), tapi memang dia terlambat pada saat itu," tegas dia.


Oknum Guru Dicopot Dari Jabatannya

Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto saat meninjau SMA Negeri tempat aksi pemukulan siswa oleh seorang oknum guru, Rabu (12/2/2020).
Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto saat meninjau SMA Negeri tempat aksi pemukulan siswa oleh seorang oknum guru, Rabu (12/2/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/Yusuf Bachtiar)

Oknum guru SMA Negeri di Kota Bekasi yang melakukan pemukulan terhadap anak didiknya telah dicopot dari jabatanya sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.

Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, telah meninjau langsung ke SMA Negeri bersangkutan untuk mengetahui secara pasti kabar aksi kekerasan yang videonya viral di media sosial.

"Ya sekolah akan mengambil sikap sesuai dengan stratanya, nanti dari KCD (Kantor Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat) melihat itu. Respon dari provinsi sangat cepat, kemudian sudah ada pengawas yang melakukan pemeriksaan," kata Tri, Rabu, (12/2/2020).

"Sesuai dengan tugas fungsinya aja, ada kewenangan KCD, sekolah, Disdik dan juga provinsi, dibebas tugaskan sangsinya," tambah Tri.

Dia selaku kepala daerah sangat menyangkan adanya aksi kekerasan yang menimpa siswa, apalagi kekerasan itu dilakukan oleh oknum gurunya.

Tri juga sudah meminta penjelasan kepada pihak sekolah mengenai kabar aksi kekerasan yang sempat viral di media sosial.

"Karena terkait di siplin aja. Para siswa tersebut telat masuk sekolah, kalau kita (Pemkot Bekasi) kan lebih memberikan effort, memberikan satu spirit untuk memberikan satu motivasi agar kedepannya tidak terjadi pengulangan lagi," tegas dia.

Sementara itu, Irna Tiqoh, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, mengatakan, oknum guru yang melakukan kekerasan berinisial I, statusnya kini sudah dinonaktifkan sebagai wakul kepala sekolah bidang kesiswaan.

"Untuk masalah sanksi kita akan menunggu SK (surat keputusan), tapi beliau sudah dinonaktifkan sebagai kesiswaan, kalau (sanksi) selebihnya kita tidak bisa menyampaikan karena kita juga belum tahu," tegas dia.


Penyebar Video Mantan Murid

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Irna Tiqoh, mengatakan, pihaknya sudah melakukan penelusuran dan memastikan video itu direkam salah satu siswa.

"Video itu direkam oleh salah satu siswa, tapi yang menyebarkan di media sosial bukan siswa sini, melainkan mantan siswa yang sudah mengundurkan diri," kata Irna, Rabu, (12/2/2020).

Dia menjelaskan, kejadian ini sudah dibahas secara internal.

Pihak sekolah juga sudah memanggil siswa yang menjadi korban pemukulan.

"Kita panggil kita ajak ngobrol dari hati ke hati, bukan kita membenarkan apa yang sudah dilakukan, tapi kita minta mereka untuk mencoba kalau kejadian ini apa yang ingin kamu sampaikan kepada kami," jelas Irna.



Irna menambahkan, pihak sekolah juga sudah meminta maaaf secara langsung kepada para siswa yang menjadi korban pemukulan.

Mereka juga dipastikan tetap lanjut masuk sekolah pascakejadian.

"Kami meminta maaf atas nama sekolah dan guru-guru, bahkan kemarin kami meminta agar mereka kami antar pulang ke rumah supaya bisa bertemu langsung orangtua mereka," jelas dia.

Tetapi, hari ini sejumlah orangtua yang menjadi korban pemukulan sudah hadir dan meminta penjelasan langsung kepada pihak sekolah.

"Pihak guru-guru menyesalkan semua yang telah terjadi, dan mereka (siswa korban) sudah menerima meski kita tanya ada sakit atau tidak mereka bilang tidak ada kalau sakit fisik cuma sedikit sakit hati katanya," ujar dia.(Tribunjakarta.com)

Bekasi Pemukulan Wakepsek Bekasi Barat SMA Negeri


Loading...