VIRAL ! Penipuan Massal di Bekasi Gunakan Media Asap Rokok, Puluhan Juta Raib, Ini Cara Pelaku Beraksi

VIRAL ! Penipuan Massal di Bekasi Gunakan Media Asap Rokok, Puluhan Juta Raib, Ini Cara Pelaku Beraksi
Tribunjakarta.com
Editor: Malda Teras Viral —Rabu, 5 Februari 2020 09:34 WIB
Terasjabar.id - Penipuan massal terjadi di Bekasi dengan cara hipnotis lewat asap rokok, korban kebanyakan dari ibu-ibu posyandu dan rugi hingga Rp 70 juta. 

Penipuan massal di Kota Bekasi menyasar ibu-ibu sebagai korban hingga merugi sampai Rp 70 juta.

Penipuan tersebut terjadi pada Kamis, 16 Januari 2020, di salah satu rumah warga di RT 01/RW 03, Perumnas 1, Kelurahan Kayuringinjaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Hartiningsih (58), satu dari 10 korban mengatakan saat itu ia dan tetangganya tidak ada yang sempat curiga dengan pelaku yang berjumlah satu orang.

"Jadi kita ada 10 orang yang kena, pelakunya perempuan satu orang."

"Enggak ada yang curiga sama sekali pas itu," kata Hartingsih, Senin, (3/2/2020).

Hartiningsih menjelaskan, dari 10 orang korban yang tertipu, dua di antaranya merugi hingga mencapai kurang Rp 70 juta.

"Korban yang kerugian saya sama (Hartiningsih) sama Ibu Edy. Total kurang lebih dua-duanya Rp70 juta," ungkap dia.

Barang berharga yang digasak pelaku berupa perhiasan emas, ponsel dan uang tunai.

Ketika itu, korban mengaku tidak pernah menaruh curiga sama sekali.

Apalagi, ketika diperintahkan untuk menanggalkan perhiasan dan barang berharga oleh pelaku.

"Kita cuma percaya aja sama kordinator (Tati, kader posyandu lingkungan setempat)."

"Soalnya kan dia yang ngajak kita kenal ke pelaku," paparnya.

Gunakan media asap rokok 

Pelaku diduga menggunakan modus hipnotis ketika menipu ibu-ibu di Perumnas 1, RT01/03, Kelurahan Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Tidak tanggung-tanggung, pelaku menghipnotis 10 orang korbannya.

Dua di antaranya mengalami kerugian materil berupa perhiasan emas, ponsel serta uang tunai.

Hartiningsih (58), korban yang mengalami kerugian materil, mengatakan pelaku menghipnotis korban menggunakan media asap rokok.

"Kemungkinan ada pengaruh hipnotis, karena kita bersepuluh enggak ada yang curiga," kata Hartiningsih, Senin (3/2/2020).

"Enggak ada yang nanya-nanya, nurut aja gitu."

"Mungkin medianya dengan rokok karena waktu itu yang saya liat dia merokok."

"Dia bilang begini, 'maaf ya ibu-ibu saya merokok nih.' Terus kita jawab oh iya enggak apa-apa," tutur Hartiningsih.

Korban pertama yang dihipnotis 

Pelaku awalnya diduga telah menghipnotis korban bernama Tati (44).

Tati merupakan kader posyandu yang mengenalkan pelaku ke para korban lain.

"Awalnya mungkin dia hipnotis kordinator (Tati), soalnya dia yang ngajak ke sini."

"Kita kumpul bersepuluh, dia (Tati) juga enggak nanya nama, identitas nomor telepon segala macem."

"Tahu-tahu langsung bawa aja," jelasnya.

Pengaruh hipnotis pelaku dirasa cukup lama dan menurut Hartiningsih sekira pukul 13.00 WIB.

Korban baru benar-benar sadar sore hari sekira pukul 16.30 WIB.

"Prosesnya lama, sadar setelah pas kita di mal. Mba Tati pisah sama si pelaku."

"Dia tanya ke satpam dan cek langsung ternyata enggak ada event (produk susu)," ungkap Hartiningsih.

Penipuan tersebut, sambung Hartiningsih, terjadi pada Kamis, 16 Januari 2020, di salah satu rumah warga.

Kenal di Puskesmas untuk kepentingan tayangan televisi

Kasus ini bermula ketika Tati, kader posyandu di lingkungan sekitar, bertemu dengan pelaku di Puskesmas Perumnas 2 Kayuringin Jaya.

Tati kala itu hendak mengambil obat untuk persiapan posyandu di RT 01 yang dia kelola.

Tiba-tiba, dia tidak sengaja dikenalkan oleh sesama kader posyandu lain oleh pelaku.

Di sana, Tati diminta untuk mencarikan 10 orang lansia untuk mengikuti program yang diadakan salah satu produk susu khusus lansia.

"Jadi pelaku ngaku dari A, dia mau bikin program."

"Kita 10 orang itu diminta buat yel-yel terus nanti di syuting sama TV, syutingnya di mall," jelas Hartiningsih. 

Pelaku dibawa ke rumah

Tati lalu membawa pelaku ke rumahnya, hingga dipertemukan oleh para korban lainnya.

Di rumah Tati, para korban yang berjumlah 10 orang dikumpulkan dan dilatih yel-yel untuk persiapan syuting.

Laiknya orang yang hendak tampil di depan kamera, ibu-ibu ini pun berdandan rapi.

Sebagian mereka menggunakan perhiasan berharga agar terlihat modis.

Setelah latihan yel-yel cukup, lima orang korban lalu diajak ke Grand Metropolitan Mall menggunakan taksi online.

"Berangkat pertama saya (Hartiningsih), Ibu Edy, Ibu Mantio, Ibu Marni, Tati sama si pelaku. Semuanya enam orang," paparnya.

Ketika di mal, aksi penipuan inipun terjadi.

Korban Hartiningsih, Ibu Edy, diminta menanggalkan perhiasan dan ponsel ke dalam tas masing-masing.

Pelaku beralasan saat acara nanti, bakal ada sedikit santunan sehingga jangan menunjukkan kemewahan.

"Ya sudah kita nurut saja karena katanya mau ada santunan, jangan terlihat mewah."

"Itu belum masuk ke mal. Kita masih di depan mal kira-kira 50 meterlah dari pintu masuk," jelas Hartiningsih.

Selanjutnya, pelaku memerintahkan Tati untuk mencari tempat fotokopi untuk mengkopi berkas indentitas peserta.

Dua korban yang tadi sudah diminta untuk melepas perhiasan lalu diperintahkan masuk ke dalam mal.

Dua korban lagi,yakni Ibu Mantio dan Ibu Marni diperintahkan menjaga tas dan barang berharga milik dua korban yang masuk ke dalam mal.

"Kita diantar sampai ke dalam mal, terus kita diminta nunggu."

"Dia pergi lagi ke luar mal alasannya buat menjemput yang dua teman kita yang tadi jaga tas," jelas dia.

Selanjutnya, korban yang memegang tas lalu dihampiri pelaku dan dia meminta agar menyerahkan tas milik Hartiningsih dan Ibu Edy.

"Kata Ibu Mantio dan Ibu Marni dia agak memaksa, cuma saya heran juga itu kenapa bisa dikasih."

"Pas sudah pegang tas itu dia langsung suruh Ibu Manatio ke atas menyusul saya," jelas dia.

Ketika sudah mendapatkan tas berisi barang-barang berharga, pelaku kabur mengenakan taksi konvensional.

"Alasan dia pergi pakai taksi buat menjemput teman-teman kita yang masih di rumah."

"Kan kita ada 10, yang jalan duluan ke mal baru 5, nah ternyata dia kabur enggak balik," jelasnya.

Para korban baru sadar ketika Tati mengecek langsung ke dalam mal dan bertanya ke sekuriti apakah ada acara produk susu yang disebut pelaku.

"Pas di cek dalam mal enggak ada acara A, dari situ sadar kalau kita ditipu," papar Hartiningsih.

ilustrasiilustrasi (AlexLinch)

Beraksi seorang diri 

Hartiningsih mengatakan pelaku berjumlah satu orang yang mengaku sebagai utusan dari salah satu produk susu khusus lansia.

"Pelaku satu orang, dia pelaku tunggal, enggak bawa teman, identitas seragam juga enggak ada," kata Hartingsih, Senin, (3/1/2020).

Gelagat pelaku ketika bertemu dengan para korban kerap sibuk menelpon, dia seolah sedang berbincang dengan rekannya membicarakan persiapan syuting dengan para korban di salah satu mall di Bekasi.

"Dia sering nelpon, enggak bener apa enggak, bicara soal ya itu buat acara, kaya ngomongin seragam buat kita, terus tempat, segala macem," jelas dia.

Hartiningsih ketika itu melihat pelaku memang pandai bicara. Dia juga terlihat cepat membaur tanpa malu dengan ibu-ibu yang menjadi korban.

"Orang kaya gampang aja membaur, ngomong pinter luwes aja enggak malu walaupun baru kenal, ibu-ibu sini jugakan jadi biasa aja enggak curiga," ucapnya.

Adapun aksi penipuan diduga menggunakan modus hipnotis ini terjadi pada, Kamis, 16 Januari 2020.

Korban berjumlah 10 orang, dua diantaranya mengalami kerugian materil berupa perhiasan, ponsel dan uang tunai yang dibawa kabur pelaku.

Modus penipuan sendiri cukup berani, pelaku berpura-pura sebagai utusan dari salah satu produk susu khusus lansia.

Salah satu korban bernama Tati, seorang kader posyandu awalnya bertemu dengan pelaku di Puskesmas.

Dia diminta untuk mengumpulkan 10 orang lansia di lingkungan tempat tinggalnya untuk mengikuti acara produk susu di salah satu mall di Bekasi.(TribunJakarta/Yusuf Bachtiar)(TRIBUNNEWSWIKI.COM/ Abdurrahman Al Farid)



Bekasi Asap Rokok Penipuan


Loading...