Pengamat: Penggunaan Terowongan Nanjung Akan Efektif untuk Atasi Banjir Bandung Selatan

Pengamat: Penggunaan Terowongan Nanjung Akan Efektif untuk Atasi Banjir Bandung Selatan
ADE MAMAD/PR
Editor: Admin Teras Bandung —Kamis, 30 Januari 2020 10:09 WIB

Terasjabar.id - Pakar hidrologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Indratmo menilai, pembangunan terowongan kembar di Curug Jompong, Nanjung, Kabupaten Bandung, sudah tepat untuk mengatasi banjir di Bandung selatan.

Terowongan Nanjung diresmikan Presiden Joko Widodo, Rabu, 29 Januari 2020.

Terowongan tersebut berfungsi meningkatkan debit air hujan yang dialirkan ke daerah Saguling.

Dengan demikian, banjir surut dalam waktu dua hari, lebih cepat dibandingkan banjir tahun-tahun sebelumnya yang membutuhkan waktu sepekan untuk surut.


Meski demikian, pembangunan terowongan saja tidak cukup untuk menangani banjir di Bandung selatan. Perlu upaya yang menyeluruh dari hulu hingga hilir Citarum. Termasuk reboisasi di hulu Citarum. Selain itu, normalisasi sodetan Citarum juga perlu dilakukan.

Indratmo juga menilai, penanganan banjir baru akan maksimal apabila pembangunan infrastruktur lain oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum sudah selesai. Diantaranya, floodway Cisangkuy dan kolam retensi di Andir, Baleendah.


"Harus menunggu pembangunan infrastruktur yang lain. Komponen (penanganan banjir) banyak sekali, termasuk normalisasi sodetan Citarum," kata Indratmo, yang dikutip dari Pikiran-rakyat.com, Rabu, 29 Januari 2020.

Sementara itu, Pakar Hidrologi dari Universitas Padjadjaran Chay Asdak juga mengatakan, penanganan banjir di Bandung selatan harus dilakukan dengan banyak cara dan tidak hanya bertumpu pada peran terowongan Nanjung.

Hal itu karena curah hujan yang terjadi sangat tinggi dan terjadi beberapa hari.

Kenyataannya, pada saat curah hujan tinggi dan terjadi beberapa hari, kapasitas terowongan Nanjung tidak cukup untuk mengalirkan air hujan sehingga banjir menggenang beberapa hari.

Chay menawarkan pembangunan kantong-kantong air di kanan dan kiri Sungai Citarum dan anak sungai Citarum sebagai salah satu cara pencegahan banjir.

Kantong-kantong air berfungsi menampung air hujan sehingga menahan air hujan turun ke hilir Sungai Citarum. Dengan demikian, bisa mengurangi debit aliran air hujan ke Sungai Citarum.

Tentang jumlah kantong air yang harus dibangun dan kapasitasnya, perlu penghitungan lebih lanjut.

"Dengan adanya kantong-kantong air, air hujan tidak dipindahkan ke aliran sungai, tetapi air hujan ditampung," ucap Chay, yang dikutip dari Pikiran-rakyat.com.

Selain membangun kantong air, reboisasi di hulu Citarum juga perlu dilakukan. Reboisasi tak hanya berperan menyerap air hujan, tetapi juga mencegah terjadinya longsor ke aliran Sungai Citarum.

"Poinnya, (menangani banjir) harus dengan banyak cara," ujar Chay.

Dia pun mengingatkan bahwa kejadian banjir akhir pekan lalu menunjukkan program Citarum Harum belum maksimal.

Pada saat intensitas hujan tinggi dan berlangsung lama, daerah hilir Citarum masih terjadi banjir.

Pengamat: Penggunaan Terowongan Nanjung Akan Efektif untuk Atasi Banjir Bandung Selatan Sungai Citarum


Loading...