Begini Gambaran Derita Warga Wuhan yang Diisolasi Bertahan Hidup, Jalanan Sepi & Persediaan Makanan Menipis

Begini Gambaran Derita Warga Wuhan yang Diisolasi Bertahan Hidup, Jalanan Sepi & Persediaan Makanan Menipis
Detik News
Editor: Malda Teras Viral —Minggu, 26 Januari 2020 10:05 WIB

Terasjabar.id - Meski spekulasi juga muncul terkait kebocoran virus dari laboratorium di Wuhan, tempat virus corona berasal.

Apalagi, Wuhan kemudian diisolasi, sehingga warga harus bertahan dengan pasokan makanan terbatas di tengah lingkungan kesehatan yang memburuk.

Informasi sangat terbatas dan banyak informasi yang ditutupi dengan dikeluarkannya larangan untuk membuat video dan menyebarkannya melalui internet.


Akibatnya banyak yang meragukan informasi yang diberikan pihak Cina.

Sejumlah dokter dikirimkan ke Wuhan untuk menangani pasien yang jumlahnya terus meningkat.

Dokter yang berada di Wuhan juga kewalahan karena seorang dokter harus menangani pasien yang berjumlah sedikitnya 100 orang untuk setiap dokter.

Akibatnya dokter tersebut menderita sakit dan sebagian tertular virus tersebut, sebagian dokter juga stres karena tidak bisa pulang.

Diberitakan Kompas.com, Cina memasuki tahun baru pada hari Sabtu (25/1/2020).

Negara ini mengawali tahun yang mereka sebut dengan tahun tikus logam di tengah ancaman virus corona yang mematikan.

Tahun tikus logam dalam cerita rakyat itu melambangkan kekayaan dan surplus.

Namun, kondisi itu jauh dari suasana hati warga Kota Wuhan di Provinsi Hubei, China Tengah.

Pasalnya, Kota Wuhan yang diduga sebagai pusat penyebaran virus, diisolasi guna mencegah penyebaran virus semakin parah.

Melansir dari South China Morning Post, kondisi ini mengakibatkan para penduduk harus menghadapi keprihatinan.

Mulai dari tahun baru imlek yang biasanya disambut dengan pesta tradisional yang meriah harus dibatalkan.

Hingga keprihatinan lain seperti kurangnya makanan dan persediaan medis.

Lantas seperti apa kondisi Kota Wuhan saat tahun baru Imlek?

Persedian makanan dan obat-obatan Pada Kamis (23/1/2020), Gubernur Hubei, Wang Xiaodong menyampaikan kepada media bahwa pasokan makanan ke Wuhan mencukupi.

Ia mengatakan, kota tersebut memiliki persediaan 5 juta kilogram beras, 4 juta kilogram minyak goreng dan lebih dari 10.000 ton daging.

Ia juga mengatakan, makanan dari provinsi terdekat seperti Yunnan dan Hainan sedang dikirim secara teratur.

Namun, warga Wuhan mengatakan, mereka menimbun makanan sendiri untuk bertahan hidup dan saat ini banyak supermarket kehabisan persediaan.

Mereka merasa kesal dengan manajemen darurat yang dilakukan pejabat setempat.

“Saya tidak melihat pernyataan gubernur, tetapi semua supermarket yang saya kunjungi kosong."

"Para karyawan mengatakan bahwa mungkin besok atau lusa akan ada pengiriman, tetapi tidak ada yang bisa memastikan, ”kata Li Xiaoshan, seorang warga Wuhan.

Dirinya juga mencertitakan kondisi jalan-jalan di Kota Wuhan yang sepi.

“Saya membeli apa yang saya bisa. Kota ini seperti Chernobyl (kota mati di Rusia karena ledakan nuklir, red), ”kata dia.

“Lalu lintas di kota diblokir, dan kerabat kami tidak dapat pergi ke rumah sakit untuk perawatan. Kami benar-benar cemas.” ujar dia.

Mo Gu, warga Wuhan yang istrinya bekerja di rumah sakit setempat menyebutkan, saat ini persediaan medis yang ada sangat terbatas.

Menurutnya, persediaan masker wajah di rumah sakit tersebut selama berhari-hari tidak mencukupi.

"Setiap dokter hanya diberikan dua masker bedah yang harus mereka gunakan selama beberapa hari. Apakah Anda pikir tidak apa-apa?” kata dia.

"Pemerintah tidak tahu apa yang dilakukannya, dan mereka masih pergi ke TV untuk menyombongkan diri ketika staf medis garis depan bahkan tidak memiliki pakaian ganti pelindung," lanjut dia.

Mo mengatakan, beberapa staf medis yang berbicara kepada media terkait situasi lapangan akan dilacak oleh polisi dan diperingatkan untuk diam.

Wakil Direktur Provinsi Hubei, Liu Dongru selama pers konferensi di Wuhan mengatakan pihak berwenang telah bekerja dengan cepat untuk merawat orang yang sakit.

Liu mengatakan, penyebab tingginya pasien di klinik lantaran musim ini adalah puncak musim flu serta beredarnya informasi palsu terkait virus corona yang menyebabkan pasien datang karena panik.

Pertunjukan puisi tentang virus di Wuhan

Di tengah kondisi yang memprihatinkan, China akan menayangkan siaran tentang malam tahun baru Imlek di CCTV (China Central Television) pada Jumat (24/1/2020) malam.

Acara tersebut diklaim ditonton lebih dari 1 miliar pemirsa.

Salah satu acara dalam siaran tersebut adalah pertunjukan puisi tentang virus di Wuhan.

Tetapi, acara tersebut menuai kritik karena dipandang tidak sesuai.

“Apa yang sedang dilakukan CCTV? Apa gunanya membaca puisi? Bukankah mereka harus menggali lebih dalam tentang apa yang terjadi di Wuhan yang menyebabkan situasi ini?” kata Chen Xue, seorang penduduk Wuhan.

Hemat persediaan makanan

Di tengah perayaan tahun baru Imlek, warga Wuhan harus menghemat persediaan makanan.

Seorang penduduk Wuhan, Chen Xue menceritakan, di tengah kondisi isolasi ini dirinya menghadapi malam tahun baru dengan hanya menggoreng telur.

Chen mengatakan anaknya saat ini tengah menderita pilek.

Namun, ia tak berani membawa anaknya ke rumah sakit lantaran takut tertular.

“Semua orang di lingkungan ini menghadapi masalah yang sama, jika seseorang jatuh sakit, kami tidak berani membawa mereka ke rumah sakit. Kami takut mereka akan terinfeksi,” katanya.

“Jika saya mendengar seseorang tanpa makanan yang cukup, saya menjatuhkannya di luar pintu mereka. Tidak ada yang berani bertatap muka," ceritanya lagi.

Sejak Kamis (23/1/2020) pukul 10 pagi, isolasi di Kota Wuhan dimulai. Isolasi dilakukan dengan penututupan akses penerbangan, kereta api dan transportasi dari dan ke kota Wuhan.

Namun sekarang bukan hanya Wuhan, tetapi isolasi meluas ke 11 kota dan kabupaten di Provinsi Hubei, China. (Nur Rohmi Aida)

Tautan asal

Berdasarkan informasi yang diungkap Daily Mirror, sejumlah 18 kota di Cina ditutup dan terisolasi.

Kota tersebut pada umumnya adalah kota yang berada di sekitar Wuhan, terdapat sejumlah 58 juta jiwa warga yang berada di 18 kota tersebut.

Awalnya, isolasi hanya diberlakukan di kawasan Wuhan dengan populasinya 11 juta jiwa.

(Tribunjakarta.com)


Virus China SARS Corona AS Gejala Virus Corona Wuhan Makanan


Loading...