Cek di Sini Peta Online Persebaran Virus Corona, Di-update Tiap Hari, Semoga Tak Masuk ke Indonesia

Cek di Sini Peta Online Persebaran Virus Corona, Di-update Tiap Hari, Semoga Tak Masuk ke Indonesia
Detik News
Editor: Malda Teras Viral —Minggu, 26 Januari 2020 10:00 WIB

Terasjabar.id - Penyebaran virus corona dari Wuhan, China ke sejumlah daerah membuat masyarakat panik.

Beberapa orang yang terinfeksi virus corona itu bahkan sudah ditemukan di negara-negara yang berdekatan dengan China.

Kini, masyarakat juga bisa memantau persebaran virus corona tersebut melalui peta dari Center for Systems Science and Engineering (CSSE) dari Departemen Teknik Sipil Universitas John Hopkins.


Peta tersebut dapat Anda akses melalui tautan atau link yang disematkan di akhir tulisan.

Dalam peta, Anda bisa melihat wilayah-wilayah mana saja yang terdapat kasus virus corona, baik itu yang masih dugaan (suspect) atau yang sudah positif.

Adapun kasus virus corona dalam peta ditandai dalam lingkaran yang warnanya berbeda.

Warna merah menandakan sudah positif mencatat kasus infeksi virus corona.


Sedangkan, warna kuning adalah wilayah yang belum terkonfirmasi.

Kemudian, ukuran lingkaran juga mengindikasikan jumlah kasus di wilayah tersebut.

Dalam peta itu, terdapat keterangan berapa kasus orang yang sudah positif terinfeksi virus corona.

Berdasarkan pembaruan data pada Minggu (26/1/2020), sudah ada 1.438 terkait virus corona tersebut.

Sebagian besar, kasus itu berada di China dengan 1.399 kasus.

Sisanya, berada di Thailand 7 kasus, Hong Kong 5 kasus, Australia 4 kasus, Perancis 3 kasus, Malaysia 3 kasus, dan di beberapa negara lain.

Sementara itu, masih menurut peta tersebut, sudah ada 42 orang yang meninggal akibat virus corona.

Data itu diperbarui per Minggu (26/1/2020) pagi.


Lalu, sudah ada 39 orang yang kondisinya membaik.

Perlu diketahui, dikutip TribunJabar.id dari TribunJogja.com, saat ini vaksin dari virus corona ini memang masih dikembangkan.

Obat-obatan yang aman untuk dikonsumsi orang yang terinfeksi memang sudah tersedia.

Kendati demikian, kata ketua tim yang mengurusi virus baru, Zhong Nanshan, keefektifan obat itu masih perlu diteliti lebih lanjut.

VIRUS CORONA-Alat body thermal scanner pendekteksi virus Corona di Bandara Kertajati, Majalengka, Kamis (23/1/2020).
VIRUS CORONA-Alat body thermal scanner pendekteksi virus Corona di Bandara Kertajati, Majalengka, Kamis (23/1/2020). (Tribun Jabar/Eki Yulianto)

Zhong adalah penemu virus SARS pada 2003. Ia merupakan seorang pulmonologis atau ahli paru-paru dari China.

Menurutnya, karantina adalah salah satu metode efektif untuk mengurangi persebaran Virus Corona. Sebab, pada 2003 lalu, virus Sars tidak memberikan detail yang pasti, khususnya saat pendeteksian awal.

“Jika pasien yang terkena Virus Corona itu dikarantina tepat waktu, maka jumlah pasien pada tahap akhir akan terus berkurang,” paparnya sebagaimana dikutip dari Guangzhou Daily.


Berdasarkan informasi dari World of Buzz, muncul analisis yang menduga kuat virus corona itu berasal dari ular, kelelawar, bahkan tikus.

Adapun hewan-hewan itu mudah didapatkan di pasar ikan dan daging di Wuhan.

Karena itu, diduga kuat virus corona baru muncul dari pasar tersebut.

Orang yang pertama kali terinfeksi virus corona itu pertama kali dketahui pada akhir 2019.

Klik link atau tautan di bawah untuk melihat peta sebaran virus corona:

https://gisanddata.maps.arcgis.com/apps/opsdashboard/index.html#/bda7594740fd40299423467b48e9ecf6


(Tribunjabar.id)

Virus China SARS Corona AS Gejala Virus Corona Wuhan Peta Online Virus Corona Indonesia


Loading...