Fakta-fakta Penting Seputar Virus Corona China

Fakta-fakta Penting Seputar Virus Corona China
Istockphoto/Dr_Microbe pneumonia
Editor: Malda Teras Seleb —Rabu, 22 Januari 2020 13:16 WIB
Terasjabar.id -- Virus Corona atau coronavirus menjadi masalah kesehatan global sejak awal tahun 2020. Virus ini berawal dari sebuah kota di China, Wuhan.

Berikut rangkuman fakta-fakta terkait virus tersebut:

Pusat penyebaran


Wuhan, salah satu kota di China tiba-tiba diserang virus misterius. Virus ini mulai menyerang kota tersebut dengan wabah yang diduga menyerupai pneumonia China.

Wabah pneumonia Wuhan berat ini pertama kali ditemukan di Wuhan pada Minggu (5/1), ketika 59 orang yang tinggal di dekat pasar ikan di kota itu mengalami gejala seperti pneumonia.

Berbagai imbauan terkait pencegahan untuk mengatasi masalah tersebut pun dilakukan. Salah satunya dengan menutup pasar ikan Wuhan pada 1 Januari 2020. Selain itu, imbauan untuk menjauhi pasar ikan dan kontak langsung dengan pasien juga dicegah.


Penyebab

Selain dugaan menyebabkan pneumonia, China juga sempat khawatir akan bangkitnya SARS.

Ada kekhawatiran penyakit ini akan memicu kebangkitan penyakit SARS yang menular. Penyakit ini mendorong pihak berwenang di banyak negara untuk mengambil tindakan pencegahan termasuk meningkatkan disinfeksi kereta dan pesawat terbang dan pemeriksaan penumpang.

Namun dalam perkembangannya, China percaya kalau wabah pneumonia China misterius yang menyerang 59 orang ini disebabkan oleh jenis virus baru dari keluarga yang sama dengan SARS. Penyakit ini pernah menewaskan ratusan orang lebih dari satu dekade lalu.

Ilmuwan Xia Jianguo mengatakan kepada kantor berita resmi Xinhua bahwa para ahli sebelumnya sudah mengatakan kalau virus corona adalah biang kerok wabah tersebut.

"Sebanyak 15 hasil, sudah positif dari tipe baru corona virus sudah terdeteksi di laboratorium melalui tes pada sampel darah yang terinfeksi dan usap tenggorokan," kata Xu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi penemuan awal virus corona baru tersebut dalam sebuah pernyataan. Nama teknis coronavirus ini adalah 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV).




pneumonia ChinaFoto: Istockphoto/wildpixel
pneumonia China

Ciri-ciri virus corona Wuhan

"Ada tiga gejala yang perlu kita waspadai, demam karena radang di jaringan paru, batuk baik kering atau berdahak, dan kesulitan bernapas," jelas Erlina Burhan, Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP PDPI) saat konferensi pers di Rumah PDPI, Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (17/1).

Akan tetapi, lanjut Erlina, bukan berarti saat ketiga gejala timbul pada seseorang, bisa dipastikan orang tersebut terkena penyakit pneumonia Wuhan. Dia menyarankan, saat timbul gejala demam, batuk dan kesulitan bernapas misal dada berat, napas pendek, atau sesak sebaiknya segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Kemenkes RI, Anung Sugihantono mengatakan, gejala umum dari pneumonia adalah demam, batuk, dan sulit bernapas.

"Warga yang mengalami gejala tersebut harus segera berobat ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut," ujar Anung, menyitat laman resmi Kemenkes RI.

Jumlah Korban
Awal infeksi, korban yang terdeteksi di pasar ikan Wuhan mencapai 59 orang.

Namun dalam perkembangannya virus pneumonia Wuhan ini terus-menerus menyebabkan korban berjatuhan. Pada Kamis (9/1), wabah pneumonia China dilaporkan menelan satu korban. Pria berusia 61 tahun menjadi orang pertama yang meninggal karena wabah penyakit pernapasan yang diyakini disebabkan oleh virus baru dari keluarga yang sama dengan SARS.

Komisi Kesehatan China dalam webnya mengungkapkan bahwa satu orang meninggal dunia, tujuh lainnya dalam kondisi serius, dua sudah keluar dari rumah sakit, dan orang lainnya dalam kondisi stabil.

Perkembangannya sampai saat ini, virus corona sudah menyebabkan korban jiwa bertambah dan ratusan lainnya dalam kondisi yang parah. Virus corona sudah menyebabkan sembilan orang meninggal dan 440 korban terinfeksi di China.

Infeksi virus corona di WuhanFoto: STR / AFP
Infeksi virus corona di Wuhan

Namun, sebuah makalah yang diterbitkan oleh para ilmuwan MRC Centre for Global Infectious Disease Analysis di Imperial College di London mengatakan jumlah orang yang terkena dampak di kota itu kemungkinan lebih dari seribu.

Para ilmuwan di MRC Center, yang kerap memberi masukan ke lembaga-lembaga termasuk World Health Organization (WHO), memperkirakan total 1.723 kasus di Wuhan per 12 Januari.

"Dengan Wuhan yang telah menginfeksi tiga kasus ke negara lain (dua di Thailand dan satu di Jepang) ini telah menyiratkan ada lebih banyak kasus daripada yang telah dilaporkan," kata Neil Ferguson, salah satu penulis laporan itu, dikutip dari AFP.

Perkembangan virus corona misterius ini membuat WHO menggelar rapat darurat pada pekan ini. WHO akan menggelar rapat Jenewa pada hari Rabu (22/1) untuk menentukan apakah akan menyatakan wabah virus tersebut dalam status "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional" - suatu penunjukan langka yang hanya digunakan untuk epidemi paling parah.

Negara yang terinfeksi
Wuhan dianggap sebagai episentrum wabah virus corona di China. Beberapa kota lain selain Wuhan juga sudah dilaporkan menjangkiti Shanghai dan Beijing.

Kasus outbreak pertama penyebaran virus corona ini menyebar ke Thailand. Pada 8 Januari 2020 lalu, dokter Thailand juga mendeteksi virus baru tersebut pada seorang turis dari China. tak lama kemudian virus misterius ini juga kembali ditemukan di Thailand dan dialami oleh seorang perempuan yang datang dari China.

Selain ke Thailand, wabah pneumonia misterius China dikonfirmasi sudah menyebar ke Jepang. Kementerian kesehatan Jepang mengatakan bahwa seorang pria yang mengunjungi Wuhan - lokasi awal penyebaran penyakit, dirawat di rumah sakit pada 10 Januari 2020, empat hari setelah kepulangannya ke Jepang. Dia melaporkan diri karena mengalami demam yang persisten.


Korea Selatan juga mengonfirmasi adanya kasus pertama virus corona di negaranya. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mengungkapkan seorang wanita China berusia 35 tahun yang terbang dari Wuhan dipastikan memiliki jenis coronavirus terbaru.

Dia pergi ke rumah sakit di Wuhan pada Sabtu lalu dengan gejala flu. Dia diberi resep obat sebelum terbang ke bandara Incheon pada Minggu (19/1). Sesampainya di sana dia pun langsung dikarantina.

Taiwan juga melaporkan adanya kasus pertama positif virus corona beberapa waktu lalu.

Perkembangan lainnya, virus ini ternyata juga menyerang negara yang lebih jauh, Amerika Serikat. Amerika Serikat (AS) mengumumkan pada Selasa (21/1) keberadaan kasus perdana virus corona di negara tersebut. Seorang warga AS yang usai berkunjung ke Wuhan, daerah di China yang diduga asal virus, melaporkan dirinya ke rumah sakit untuk diperiksa. Pria itu kembali ke AS pada 15 Januari, dua hari sebelum AS melakukan pemeriksaan di bandara.

"Ini adalah situasi yang berkembang dan lagi, kami memprediksi ada pasien lainnya di AS dan global," kata Nancy Messonier, pejabat senior Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Kasus virus corona terbaru ditemukan di Makau pada Rabu (22/1) pagi yaitu pada seorang perempuan 52 tahun yang pekan lalu sempat mengunjungi Wuhan, China, tempat virus menyebar pertama kalinya.

Dokter Lei Chin-ion, Direktur Biro Kesehatan Makau, mengatakan perempuan itu telah memeriksakan diri ke rumah sakit pada Selasa (21/1) kemarin dan dipastikan terinfeksi virus corona.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (14/1) mengatakan bahwa dunia harus siap menghadapi adanya kemungkinan wabah virus corona baru yang ditemukan di China.


Belum ada vaksin

Korban yang terus-menerus bertambah dan penyebaran virus yang makin luas membuat banyak orang khawatir akan kesehatan mereka. Tak terkecuali di Indonesia.

Meski belum ada laporan kasus adanya pasien atau terduga pasien yang tercatat di Indonesia namun, kepanikan masalah kesehatan ini juga sampai ke Indonesia.

Erlina Burhan, Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP PDPI) mengatakan banyak orang menginginkan divaksin supaya terhindar dari penyakit ini. Hanya saja dia menegaskan sampai saat ini belum ada vaksin khusus pneumonia Wuhan.

"Tidak ada vaksin pneumonia Wuhan."

Erlina mengatakan pembuatan vaksin memerlukan waktu lama sehingga tidak mungkin vaksin ditemukan dan dipasarkan sesaat setelah terjadi outbreak.


Penularan coronavirus

Karena berasal dari keluarga yang sama dengan SARS, virus corona atau virus pneumonia Wuhan ini awalnya diprediksi menyebar melalui pernapasan (udara).

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa orang-orang harus mempertimbangkan ada kemungkinan penularan dari manusia ke manusia.

"Tidak mungkin bahwa paparan hewan adalah sumber utama infeksi," katanya.

Pada konferensi pers pada hari Rabu setelah perjalanan pencarian fakta ke Wuhan, pejabat kesehatan Hong Kong juga mengatakan bahwa kemungkinan penularan dari manusia ke manusia tidak dapat dikesampingkan meskipun tidak ada "bukti pasti". Sejauh ini belum ada bukti penularan virus dari manusia ke manusia di balik wabah Wuhan, tetapi komisi kesehatan mengatakan kemungkinan "tidak dapat dikecualikan."

Hal ini terjadi karena adanya pasien yang terinfeksi penyakit tersebut sekalipun dia tak menginjakkan kaki ke pasar ikan Wuhan.

Tips mencegah

Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menghindari virus corona:

1. Sering mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik. Pastikan tangan, jari, dan kuku bersih dari kuman.
2. Hindari menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang tidak bersih.
3. Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit.
4. Gunakan masker

Cara melindungi orang lain agar tidak tertular

Jika Anda memiliki penyakit atau gejala, berusahalah untuk tidak menularkan virus kepada orang. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi orang lain agar tidak tertular penyakit.

1. Tetap istirahat di rumah.
2. Hindari kontak dekat dengan orang lain.
3. Tutup mulut dan hidung dengan masker atau tisu saat batuk dan bersin. Buang tisu ke dalam tempat sampah dan cuci tangan.
4. Bersihkan benda-benda di sekitar.

Masyarakat juga diimbau untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Konsumsi makanan bergizi dengan menu seimbang dan lengkapi asupan dengan buah serta sayur. Lakukan pula aktivitas fisik selama 30 menit per hari. "Jangan lupa juga untuk istirahat cukup," tambah Anung.


Imlek terancam

Komisi Kesehatan Nasional China Zhong Nanshan memprediksi peningkatan kasus pneumonia (radang paru-paru) terjadi saat liburan Tahun Baru Imlek. Saat itu dikatakan jutaan orang datang ke China. Namun pada kenyataannya, penyebaran virus corona ini tidak memperlambat perjalanan liburan tahunan. Akan tetapi beberapa pelancong menggunakan masker di stasiun kereta api di Bejing dan Shanghai untuk mencegah penularan.

"Melihat berita (tentang virus corona), saya merasa sedikit khawatir. Tapi saya belum mengambil tindakan pencegahan selain memakai masker," kata Li Yang, seorang manager berusia 28 tahun yang pulang kampung untuk merayakan Imlek bersama keluarga.

Lebih dari 100 juta perjalanan kereta api telah dilakukan sejak migrasi massal dimulai sejak 10 hari yang lalu, kata operator kereta api nasional.

Antrean terlihat pada hari Senin (20/1) di loket tiket di luar Stasiun Kereta Api Beijing, tempat para penumpang - tua dan muda - berkumpul dengan barang bawaan dan kardus oleh-oleh mereka.



Di Hong Kong, 106 orang diawasi oleh pusat kesehatan, terutama mengingat kedekatan jarak Guangdong dengan pusat keuangan yang padat.

Penumpang yang tiba di bandara kota dan terminal kereta ikut dipantau, termasuk pemeriksaan suhu.

Pejabat kesehatan mengatakan hari Senin bahwa mereka memperluas pemeriksaan yang ditingkatkan untuk memasukkan siapa saja yang datang dari provinsi Hubei, bukan hanya Wuhan.

Semua penumpang yang terbang dari Wuhan juga akan diminta mengisi formulir pernyataan kesehatan.






(chs/CNN)

Virus China SARS Corona AS Gejala Virus Corona Wuhan Imlek


Loading...