VIRAL ! KHUTBAH JUMAT AKAN DIATUR PEMERINAH, Ulama Kondang Asal Bandung AA Gym Berikan Komentar Singkat

VIRAL ! KHUTBAH JUMAT AKAN DIATUR PEMERINAH, Ulama Kondang Asal Bandung AA Gym Berikan Komentar Singkat
Merdeka.com
Editor: Malda Teras Viral —Rabu, 22 Januari 2020 12:26 WIB

Terasjabar.id - Pendakwah tersohor Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym menyatakan belum mengetahui wacana teks khutbah Jumat bakal diatur oleh pemerintah.

Aa Gym belum bisa berkomentar soal isu tersebut.

"Aa belum tau ada info itu," ujar Aa Gym sapaan karibnya, saat dihubungi Tribun Jabar melalui ponselnya, di Kota Bandung, Selasa (21/1/2020), malam.

Mengenai rencana pemerintah bakal memasok naskah-naskah buatan kementerian agama untuk khotbah jumat di masjid-masjid, pendiri Pondok Pesantren Daarut Tauhiid tersebut belum bisa menanggapi banyak.

"Jadi belum bisa komentar," katanya.

Komentar Ketua FUUI

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) mewacanakan mengatur materi khutbah Jumat di setiap masjid-masjid.

Nantinya, para khatib mesti menyesuaikan dengan teks yang telah disiapkan oleh pemerintah.

Menanggapi hal itu, Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUII), KH Athian Ali Dai, Lc, MA, menyayangkan isu-isu yang terus berembus berkaitan dengan agama.

"Setelah isu radikalisme, semakin aneh. Larangan khutbah dan disiapkan pasti mengarahkan ke sana," ujar Athian, saat dihubungi Tribun Jabar, melalui ponselnya, di Kota Bandung, Selasa (21/1/2020).

Menurutnya, apabila pada saat ceramah Jumat terdapat hitungan jari yang menyampaikan isi ceramah tak sesuai keinginan pemerintah dapat diproses secara hukum.

"Lantas tak membuat aturan general. Belum tentu teks yang disiapkan pemerintah lebih baik," katanya.

Dia menuturkan, seandainya terdapat isi ceramah yang menyakitkan atau kritik bagi penguasa (pemerintah) dapat diterima untuk masukan positif.

"Kalau salah diperbaiki, tinggal dinilai saja kritikannya. Kalau tak sesuai bisa diproses hukum. Prinsip hukum, suatu negeri terwujud amar makruf nahi mungkar. Bukan mendiamkan kesalahan," ujarnya.

Dia berpesan kepada para pemimpin agar berhati-hati ketika membuat suatu kebijakan yang menyangkut persoalan agama. Karena hal tersebut begitu sensitif.

"Nasihat saya kepada menteri agama dan Kemenag agar dievaluasi. Dilakukan upaya pendekatan, dan dibicarakan," katanya.

Hal itu, bertujuan agar tak seolah-olah berjalan sendiri dan tidak melibatkan berbagai kalangan terkait, serta dukungan dari seluruh umat Islam di tanah air.

"Kalau ditinggalkan, mau mewakili siapa? Dijaga perasaan umat islam. Bukan merasa seperti dituduh," ujarnya.

Dia tak menampik terdapat beberapa orang yang memberikan nasihat terlalu berlebihan. Tetapi, pemerintah harus bijak melihat jutaan penceramah di Indonesia.

"Jangan karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Harusnya kebijakan yang merangkul. Lewat ormas-ormas Islam, ulama, tokoh Islam, dan sebagainya untuk membicarakan langkah-langkah ini," katanya.(Tribunjabar.id)



Khutbah Jumat Pemerintah aa gym


Loading...