Petinggi Sunda Empire Tak Sudi Disamakan Dengan Keraton Agung Sejagat

Petinggi Sunda Empire Tak Sudi Disamakan Dengan Keraton Agung Sejagat
(detikNews : Google)
Editor: Epenz Teras Viral —Rabu, 22 Januari 2020 12:20 WIB

Terasjabar.id - Seorang petinggi Sunda Empire, Rangga Sasana kini muncul di program acara televisi, Indonesia Lawyers Club atau ILC yang tayang di TV One pada Selasa (21/1/2020) malam.

Penampilannya tampak rapi dan perlente mengenakan seragam khas militer. Ia diberikan kesempatan bicara untuk memaparkan tentang Sunda Empire yang sedang menjadi perbincangan hangat.

Diketahui, Sunda Empire ini mencuat ketika pria yang mengklaim sebagai raja Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso alias Totok Santoso Hadiningrat ditangkap polisi.

Totok Santoso harus berurusan dengan hukum terkait pendirian kerajaan di Purworejo yang diketahui memungut uang pengikutnya.

Hebohnya keberadaan Keraton Agung Sejagat ini membuat keberadaan Sunda Empire pun terendus pula.

Berbagai postingan pihak Sunda Empire ini tersebar, bahkan viral di media sosial dan menjadi pemberitaan media massa.

Diketahui, kegiatan dari Sunda Empire ini berpusat di Kota Bandung.

Di program acara ILC, Rangga Sasana juga menjelaskan panjang lebar kaitannya Sunda Empire dengan Kota Bandung.

Kehadirannya sebagai narasumber pun menjadi sorotan narasumber lainnya.

Sunda empire.
Sunda empire. (kolase tribun jabar)

Tak jarang, narasumber lain turut tertawa, bahkan berkomentar mendengar penjelasan petinggi Sunda Empire.

Ia tampak cakap memberikan penjelasan panjang lebar. Namun, di antara semua pemaparan Rangga Sasana, ada satu hal yang mencuri perhatian.

Ia tampak ngegas tak rela atau tak sudi jika Sunda Empire disamakan dengan kerajaan yang dibangun Totok Santoso yaitu Keraton Agung Sejagat.

"Jadi perlu diketahui, Sunda Empire jangan disamakan apa yang dilakukan Toto Santoso," katanya bernada tegas dan terdengar ngegas.

Namun, perkataan Rangga ini langsung ditimpali host ILC, Karni Ilyas. Ia berkomentar bahwa Totok Santoso juga penganut Sunda Empire.

"Tapi Toto pun penganut Sunda Empire," kata Karni Ilyas.

Pemimpin Keraton Agung Sejagat Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu Dyah Gitaraja.
Pemimpin Keraton Agung Sejagat Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu Dyah Gitaraja. (IST/Facebook)

Kemudian, Rangga Sasana pun langsung memberikan tanggapan.

"Siapapun boleh di Sunda Empire tapi karena posisi gini, Sunda Empire tidak merekrut manusia, 
tapi adalah anggotanya seluruh negara dan pemerintahan seluruh dunia, bukan manusia. Adapun ada pejabatnya yang bekerja di sana, mereka baru persiapan kita ini," ujarnya.

Seperti yang dimuat Kompas.com, Ragga Sasana mengakui Toto Santoso pernah bergabung dengan Sunga Empire.

Namun, ia mengaku Toto sudah dikeluarkan sejak lama.

"Sudah keluar, (Toto Santoso) sudah dikeluarkan lama," ujar dia," katanya.

Ia menyebut, Toto sudah lebih dulu bergabung daripada dirinya. Oleh karena itu, ia tak tahu seperti apa sosok Toto.

Kemudian, ia juga menegaskan bahwa raja Keraton Agung Sejagat itu tak ada kaitannya dengan Sunda Empire.

"Tidak ada hubunganya saudara Toto dengan Sunda Empire. Mungkin setelah dipecat, Toto membangun seperti itu (keraton)," ujarnya.

Jejak Sunda Empire

Seperti diberitakan sebelumnya, Sunda Empire ternyata kerap berkegiatan di beberapa lokasi di Bandung.

Hal tersebut terlihat dalam channel YouTube yang mengatasnamakan Sunda Empire.

Seperti diketahui, setelah heboh Keraton Agung Sejagat di Purworejo, kini muncul juga Sunda Empire.

Disebut-sebut, Sunda Empire-Earth Empire ini juga merupakan kerajaan fiktif.

Dalam video berjudul 16 Juni 2018 di akun YouTube-nya, terlihat sejumlah orang terlihat berkumpul di sebuah taman.

Mereka mengenakan seragam seperti yang biasa dikenakan oleh militer di eropa.

Warna seragam itu gelap, kemudian dilengkapi dengan berbagai macam atribut seperti tanda kepangkatan.

Beberapa orang tampak mengenakan baret berwarna biru, sementara itu beberapa orang lainnya mengenakan baret hitam.

Ada spanduk yang dipegang oleh sejumlah orang dalam kegiatan tersebut.

Spanduk itu bertuliskan "Sunda Empire-Earth Empire" dan tercantum juga logo atau gambar.

Video tersebut fokus menyorot seorang bapak-bapak seperti sedang berbicara kepada semua yang hadir.

Pria itu berbicara mengenai Sunda Empire yang merupakan kekaisaran matahari.

Kemudian, dia juga menyebut mengenai pendaftaran negara-negara ke Bandung, entah apa maksudnya.

"Kita bisa mengampuni sistem penggunaan sistem aset-aset bumi, asal mereka (negara-negara) datang ke Bandung, mendaftarkan diri kepada sistem imperium dunia, namanya kekaisaran Sunda, kekaisaran matahari," ujar pria tersebut, dikutip TribunJabar.id, Sabtu (18/1/2020).

Setelah ditelusuri TribunJabar.id, ternyata kelompok yang mengatasnamakan Sunda Empire ini berkegiatan di Taman Bareti di dekat Villa Isola, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Hal itu dibenarkan oleh Kepala Seksi Hubungan Eksternal Kantor Humas UPI Bandung, Dr Yana Setiawan MPd.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, kondisi Taman Bareti siang itu sepi dari aktivitas kegiatan akademik maupun kemahasiswaan UPI, hanya beberapa pekerja taman yang tampak bersantai di sekitar kolam ikan, tepat di depan Gedung Isola.

Kondisi taman yang tertata rapi dengan rumput yang menghijau, serta adanya dua buah tangga batu yang saling berhadapan serta susunan tanaman bertuliskan Isola di lokasi tersebut, identik dengan kondisi salah satu gelaran kegiatan Sunda Empire dalam cuplikan yang diunggah di media sosial.

Yana menegaskan, UPI sama sekali tak ada kaitannya dengan Sunda Empire.

"Sebagai institusi pendidikan dan bagian dari pemerintahan, kami tegaskan bahwa seluruh sivitas akademika UPI, mulai dari mahasiswa hingga para pimpinan lembaga tidak ada yang terlibat dalam kegiatan atau keanggotaan dari organisasi yang viral di masyarakat tersebut. Jadi kalau ada pihak-pihak yang menggiring informasi UPI terlibat atau memfasilitasi kegiatan itu, maka informasi tersebut jelas tidak benar," ujar Yana dalam konferensi pers di Gedung Sekretariat UPI, Jumat (17/1/2020).

Yana mengatakan, berdasarkan informasi dari bagian Sarana dan Prasarana Kampus UPI, selama ini UPI tidak pernah menerima permohonan izin atau memberikan izin pada Sunda Empire untuk melakukan kegiatan atau menggunakan ruang fasilitas kampus UPI.

Ia mengakui bahwa mereka sempat menerima pengajuan izin penyelenggaraan kegiatan reuni, halal bihalal, dan napak tilas dari sebuah kelompok yang mengatasnamakan diri Panitia Pembangunan Kota Bandung pada 8 Maret 2017.

Saat itu, kata Yana, kelompok ini memanfaatkan Balai Pertemuan Umum (BPU) yang kini bernama Gedung Ahmad Sanusi.

"Orang yang mengajukan izinnya, kalau tidak salah bernama Nasri, dan itu hanya satu kali di 8 Maret 2017 lalu," ujarnya.

Berdasarkan informasi dari petugas UPT K3 (Kebersihan, Keindahan, dan Keamanan) Kampus UPI kepadanya, menurut Yana, selain mempergunakan BPU, saat itu kelompok tersebut juga berkumpul di Taman Bareti dengan alasan untuk foto bersama.

"Kami bahkan sempat menegur mereka dan menolak setiap pengajuan izin berikutnya dari kelompok tersebut," kata Yana.

Kemudian, berdasarkan video di channel YouTube Sunda Empire berjudul "Bandung CORP DIPLOMATIC", terlihat kelompok Sunda Empire ini berkegiatan di Jalan Asia Afrika.

Mereka yang mengenakan seragam militer, terlihat berkerumun di titik nol kilometer Kota Bandung.

Entah kegiatan apa yang sedang dilakukan, namun mereka tampak hanya berjalan-jalan saja di sekitar lokasi tersebut. Disadur dari Tribunjabar.id

Sunda Empire Keraton Agung Sejagat Pemerintahan Kota Bandung Viral di Media Sosial Indonesia Lawyers Club


Loading...