KPAI Duga Siswi SMP 147 Bunuh Diri usai Ditinggal Meninggal Ibunya

KPAI Duga Siswi SMP 147 Bunuh Diri usai Ditinggal Meninggal Ibunya
smp 147 jakarta. ©2020 Merdeka.com/ronald
Editor: S.N.A Hot News —Selasa, 21 Januari 2020 19:10 WIB

Terasjabar.id - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menduga persoalan keluarga menjadi pemicu SN melakukan dugaan bunuh diri. Pelajar berusia 14 tahun itu diduga meregang nyawa setelah melompat dari lantai 4 sekolahnya di SMP 147 Ciracas, Jakarta Timur.

Dugaan masalah keluarga melatarbelakangi SN melakukan aksinya itu terungkap setelah KPAI bertemu pihak SMP 147 Ciracas dan dinas pendidikan pada Senin (20/1) kemarin. Dari pertemuan itu terungkap bahwa orang tua SN sudah bercerai dan dia memilih tinggal bersama ibunya.

"Dia itu kan ibunya baru meninggal, sementara ibunya adalah orang yang sangat dekat dengan dia. Kehilangan ibu itu bisa menjadi pukulan berat bagi seorang anak," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti saat dihubungi merdeka.com, Selasa (21/1).

Dilansir dari Merdeka.com, Dugaan KPAI itu diperkuat dengan jejak digital ditemukan dari media sosial SN. Menurut KPAI, belakangan SN kerap menuliskan kalimat rindu terhadap ibunya.

"Ada di instagramnya anak ini dan itu kan polisi udah ngasih tahu ada jejak digital jadi bagaimana anak ini punya problem. Problem berat itu ya kehilangan ibunya," kata Retno.

Ditambah lagi, menurut Retno, SN belum menemukan sosok pengganti ibunya. Khususnya di lingkungan sekolah.

Kemudian, lanjut Retno, KPAI belum melihat peran sekolah agar anak didiknya berani bercerita mengenai persoalan dihadapinya baik di sekolah maupun di keluarga. Bahkan pihak sekolah dilihat KPAI gagal memberikan solusi ketika anak didiknya menghadapi suatu masalah.

"Nah kalau kita peka, punya empati dan kita akan bilang bahwa kehilangan seorang ibu itu bisa terjadi sama siapa pun dengan usia seperti kamu pasti berat kalau bersedia bisa jadikan ibu sebagai teman curhat seperti itu bisa jadi dia merasa disayangi, merasa ada orang yang memperhatikan," tukas dia.

Ke depan, tambah Retno, khusus kasus menimpa SN, KPAI mendorong agar para siswa yang diperiksa polisi untuk dijadikan saksi diberikan rehabilitasi secara psikologis. Kemudian para guru diharapkan KPAI diberikan pelatihan untuk melihat gejala-gejala dialami murid agar kejadian serupa tak terulang.

"Rehabilitasi anak-anak yang melihat itu, yang menjadi saksi. Langkah tindak lanjut dari situ yang kedua pelatihan bagi guru-guru untuk melihat gejala-gejala anak-anak yang punya masalah. Apa yang harus dilakukan, membangun kepekaan, membangun empati itu," tandasnya.

KPAI Duga Siswi SMP 147 Bunuh Diri usai Ditinggal Meninggal Ibunya


Loading...