Sarankan Reynhard Sinaga Dipisah dari Napi Lain di Penjara, Profesor Peter Carey Beberkan Alasannya

Sarankan Reynhard Sinaga Dipisah dari Napi Lain di Penjara, Profesor Peter Carey Beberkan Alasannya
Tribunmedan
Editor: Malda Teras Viral —Senin, 13 Januari 2020 17:17 WIB

Terasjabar.id - Profesor Peter Carey menyarankan Reynhard Sinaga ditempatkan di sel terpisah dari napi lainnya selama di penjara.

Ditemui Tribunnews, Profesor Peter Carey membeberkan alasannya dapat berkata demikian.

Reynhard Sinaga diketahui dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dengan hukuman minimal 30 tahun penjara atas 159 dakwaan serangan seksual, termasuk 136 perkosaan.

Berdasarkan dokumen pengadilan, Reynhard Sinaga terbukti mengajak 48 pria dari klub-klub malam di Manchester ke apartemennya, tempat dia kemudian membius, memperkosa, dan menyerang mereka.

Namun, korban Reynhard kemungkinan tidak terbatas pada 48 pria.

Profesor Peter Carey mengatakan selama di penjara Reynhard Sinaga sebaiknya mendapatkan perlindungan dari napi lainnya.

Perlindungan tersebut berupa Reynhard Sinaga ditempatkan terpisah dan dapat diawasi oleh pinjara.

"Jadi, mungkin Reynhard harus ada perlindungan, harus ada sistem di mana dia di salah satu bagian dari kepenjaraan yang memastikan bahwa dia tidak dibunuh di dalam penjara," kata Profesor Peter Carey dikutip TribunJakarta.com dari Tribunnews, pada Senin (13/1/2020).

Pasalnya menurut Profesor Peter Carey, mereka yang terlibat kasus kekerasan seksual punya jalan yang penuh dengan 'ranjau' dan 'berbatu' di dalam sistem kepenjaraan di Inggris.

"Sebab ada banyak orang yang akan memilih mereka (narapidana kasus kekerasan seksual) untuk dihantam, dipojokan atau di-bully. Tidak mudah," kata Profesor Peter Carey.

Reyhard Sinaga Harus Didampingi Psikolog

Menurut Profesor Peter Carey, dalam kasus Reynhard Sinaga ada satu unsur penting yang perlu diperhatikan, yakni psikopat yang dimilikinya.

Fakta bahwa Reynhard menjadi musuh bagi dirinya sendiri lantaran psikopat, membuatnya berani memfilmkan setiap aksi bejatnya kepada para korban.

Pihak kepolisian Manchester total sudah mengumpulkan sebanyak 15 buah DVD lengkap dengan 1500 film, yang bobotnya setara dengan 3.2 terabyte, berisikan cuplikan aksi pencabulan yang diperbuat Reynhard Sinaga.

"Jadi dia mendakwa diri sendiri dengan sistem psikopat dia, kalau dia bukan seorang psikopat mungkin dia akan destroy the evidence," kata Peter Carey.

Menurutnya, secara medis, harusnya ada seorang psikolog yang terlibat dalam memutuskan di mana nantinya Reynhard Sinaga dipenjarakan.

Dengan kelihatan bahwa dia adalah seorang psikopat, unsur medis harus dipertimbangkan karena mungkin, di dalam empat sidang yang sudah dijalani Reynhard, hal seperti itu tak pernah dibahas.

"Sebenarnya dia santai-santai saja, dia tertawa waktu lihat film, dia sisir rambut yang sudah panjang, dia terlihat santai-santai saja dengan semua hal yang membuat juri, anggota dari pengadilan, saksi, dan hakim merasa mual," katanya.

"Jadi ada sesuatu yang betul-betul aneh dengan seorang Reynhard," katanya lagi.

Alasan Sidang Reynhard Sinaga Tertutup

Profesor Peter Carey mengungkapkan setidaknya ada tiga alasan sidang untuk Reynhard Sinaga di pengadilan Manchester berjalan secara tertutup.

Menurutnya, apabila persidangan sejak awal sudah diliput awak media, tidak mungkin akan ada sidang kedua, ketiga dan, keempat untuk Rey yang dinilai sah.

"Sebab orang nantinya sudah dibombardir oleh alasan dan opini di media massa yang akan membentuk bagaimana cara mereka menganggap kasus ini, jadi pertama ada empat proses (empat kali persidangan)," katanya lagi.

Alasan kedua yakni proses sidang bagi pelaku tindakan kriminal di Inggris selalu melibatkan 12 orang juri.

Dalam hal ini, ke-12 juri berperan layaknya majelis yang dilibatkan dalam sidang.

Mereka nantinya akan turut menilai jalannya persidangan mulai dari keterangan para saksi hingga barang bukti yang dihadirkan.

Tak hanya itu, para juri juga bicara antara lain apakah dalam kasus ini terdakwa salah atau salah tapi ada keringanan atau yang lainnya.

"Mereka dengan kepala dingin harus melihat evidence dan apa yang sudah disajikan dalam pengadilan. Dengan bukti begini mereka akan mengambil kesimpulan. Karena mereka juga pada akhirnya sesudah mendengar saksi dari terdakwa, pengacara, saksi spesial dan khusus yang dipanggil, dan juga ringkasan dan kesimpulan dari hakim sendiri, mereka akan ambil salah satu mufakat," ungkap Profesor Peter Carey.

Biasanya, seperti mufakat, di sini harus ada mayoritas suara yang jelas mengenai vonis yang akan dijatuhkan bagi terdakwa.

Sehingga, kepala dari para juri yang ada akan melaporkan kepada hakim bahwa mereka semua satu pendapat mengenai hasil sidang.

Alasan yang ketiga yakni karena dalam kasus besar ini melibatkan mungkin 190 korban, penjagaan privasi para korban menjadi prioritas utama pengadilan di Inggris.

"Kami di Inggris tidak akan melakukan pelecehan dua kali. Pelecehan awal adalah di tangan Reynhard sendiri, pelecehan kedua adalah di media massa sebab mereka, korban, mungkin akan dicap senang mabuk atau orang yang punya kenderungan sexual preferences seperti ini," jelas Profesor Peter Carey.

Mengingat korban kebanyakan adalah orang yang masih muda, yang alami trauma hingga emosi berat sampai ingin bunuh diri pascakejadian, itu juga menjadi alasan utama sidang berjalan tertutup.

"Ada yang emosi berat hingga ingin bunuh diri, ada yang merasa sangat kurang nyaman, merasa mual dan muak dengan apa yang terjadi, seumpamanya ini dalam sidang yang tertutup, jauh lebih nyaman. Anonimitas para korban bisa dijaga," tambahnya lagi menjelaskan. (Tribunnews/ TribunJakarta)


Reynhard Sinaga Gay Inggris Indonesia Jambi Manchester Profesor Peter Carey


Loading...