Masuk Musim Hujan, Waspadai DBD, Tiga Warga Meninggal di Ciamis dan Banjar

Masuk Musim Hujan, Waspadai DBD, Tiga Warga Meninggal di Ciamis dan Banjar
Tribunjabar.id
Editor: Malda Hot News —Kamis, 9 Januari 2020 13:21 WIB

Terasjabar.id - Awal musim hujan di awal tahun baru 2020 kasus demam berdarah (DBD) mulai marak.

Bahkan tiga orang penderita meninggal setelah sempat dirawat di RSU Kota Banjar.

Pasien DBD yang meninggal setelah sempat dirawat di rumah sakit yakni, Arif (19), warga Dusun Sukamenak, RT 10 /11, Desa Mekarmukti, Cisaga, Ciamis, yang meninggal di RSU Kota Banjar malam tahun baru, Selasa (31/12/2019).

Kemudian tetangganya Lola (16) meninggal Rabu (8/1/2020) di rumah sakit yang sama.

Sedangkan Dea (14) warga Kelurahan Mekarasari, Kota Banjar, meninggal kemarin di RSU Kota Banjar.

Kadinkes Ciamis dr H Yoyo M Kes didampingi Kabid Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Ciamis, dr Bayu Yudiawan M Kes, kepada Tribun mengakui ada dua orang warga Ciamis yang meninggal positip DSS (Dengue Shock Sindrom) saat dirawat RSU Kota Banjar.

Menurut dr Yoyo selama bulan Januari sampai hari Rabu kemarin ada 12 kasus DBD yang terjadi di Ciamis.

Kasus itu terjadi di Kelurahan Benteng (lima kasus), Cisaga (4 kasus), dan Cipaku (3 kasus).

Dua orang yang meninggal dunia yakni Arif  dan Lola dari Cisaga.

“Hari ini  ada 4 warga yang masih dirawat di rumah sakit. Yakni dua orang warga Benteng dirawat di RSU  Ciamis dan dua warga Cisaga dirawat di RSU Kota Banjar,” katanya, Kamis (9/1/2020).

Meski sudah ada dua warga yang meninggal karena DBD, menurut dr H Yoyo, tidak otomatis masuk kategori KLB.

“Untuk KLB masih perlu ada kajian, ada sejumlah parameter yang harus dipenuhi,” katanya.

Menyusul berjangkitnya DBD di tiga lokasi tersebut pihak Dinkes Ciamis telah menurunkan tim surveilance dan petugas medis di Cisaga, Benteng dan Cipaku.

“Juga ke Handapherang karena ada laporan,” ujar dr Yoyo.

Di Ciamis, menurut dr Yoyo, ada sembilan kecamatan yang endemik DBD, setiap tahun selalu muncul kasus DBD  di kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Ciamis Kota, Cipaku, Panumbangan, Sidangkasih, Kawali, Baregbeg, Cisaga, Banjarsari, dan Cijeungjing.

Dua belas kasus DBD yang terjadi selama tahun baru ini terjadi di Cipaku, Ciamis Kota  dan Cisaga  yangmerupakan daerah endemik DBD.

Dr Yoyo mengakui adanya daerah endemik DBD tersebut lantaran program pemberantasan sarang nyamuk tidak berhasil dilakukan secara rutin tiap minggu dan berkelanjutan.

Juga gerakan satu juru jentik setiap satu rumah tidak jalan.

Selama tahun 2019 terjadi 403 kasus DBD di antaranya terjadi pada bulan Januari sebanyak 64 kasus.

Untuk memutus mata rantai terjangkitnya DBD, kata dr Yoyo, harus dilakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin tiap minggu berkelanjutan dan gerakan 3 M.(Tribunjabar.id)


DBD Ciamis banjar Musim hujan


Loading...